12. Hurt

779 87 8
                                    


💚💚



Menangis sembari bersimpuh.
Yang dilakukan Jessica detik dimana Fajar, lelaki yang dulu ia tolak itu membuka pintu rumahnya.
Posisi nya bahkan masih diambang pintu, membuat Fajar tak berhenti mengangakan mulutnya, melongo dianya.
Bagaimana tidak? Jessica ini harga dirinya sangat tinggi.

"Bantu gue"

Gumam Jessica di sela tangisnya.

"Bantu apaan sih? Bangun deh lo sekarang!"

Tapi Jessica menggeleng, masih menangis saja dia.

"Ok! Gue bakalan bantu lo apa aja, asal lo bangun sekarang!"

Lanjut Fajar seraya mengulurkan tangan membantu Jessica bangkit.
Fajar menutup pintu.
Lelaki ini tidak ragu menawarkan bantuan sebab, dia ini sultan kesepian.

"Mau gue bantu apa?"

Tanya fajar lembut sesudah dia mendudukkan Jessica di sofa ruang tamu, dan setelah kembali mengambil segelas air bening untuk dikonsumsi gadis itu.
Jessica menyeka airmatanya, lalu kemudian menatap ragu pada lelaki tampan dihadapannya.

"Pinjamin gue duit lo lima puluh juta jar"

Ucapnya ragu, kedua kalinya dalam satu keadaan Fajar melongo.

"Anjir! Buat apaan sih??"

Lelaki ini! Di chat saja beraninya sayang-sayang, beb-beb'an.
Mengapa ketika berhadapan justru seperti orang kurang asupan?

"Penting jar, menyangkut hidup dan mati... Pliss gue bakalan lakuin apa aja demi duit itu"

Mohonnya.
Ah, kalau begini Fajar jadi ingat alasan Jessica dulu menolaknya adalah karena lelaki yang dulu sangat ia cintai di zaman sekolah, tetapi justru membully nya habis-habisan.

Fajar menghela nafas sejenak.

"Apapun?"

Jessica mengangguk.

"Gila lo Jess, apapun? Bahkan keperawanan juga bakalan lo relain?"

"Kalo itu emang jalan satu-satunya, gue gapapa Jar"

Balasnya tanpa ragu, membuat Fajar menggeleng.

"Apa ini menyangkut Nana?"

Jessica Bungkam, dan kembali menangis.
Sebab Fajar paling tahu kehidupan Jessica seperti apa.
Dia ingat betul, zaman dia jadi siswa pindahan dari Jakarta, hanya Jessica yang mau berteman dengannya.
Dan kala itu, Fajar belum setampan sekarang.
Dan ketika Jessica mengangguk, Fajar terlihat menghela nafas lagi.
Melirik Jessica dari ekor matanya, yang menunduk dengan airmata berlinang.

Fajar merogoh saku celana tisunya, sebab dia ini baru pulang kerja.
Menyerahkan sebuah ATM beserta menyuarakan pin nya.

"Disana ada tujuh puluh juta. Lo pake aja, gantinya terserah kapan"

Jessica menggeleng, kemudian mengambil kertas HVS beserta sebuah pena yang terletak diatas meja.
Menuliskan sebuah perjanjian, dimana Jessica akan mengabulkan satu permintaan Fajar yang paling dia inginkan dari Jessica.
Melihat itu, Fajar mendelik tajam kearah Jessica.

"Lo bilang termasuk keperawanan lo kan?"

Perasaan Jessica mendadak cemas, dimana Fajar memajukan tubuhnya kearah Jessica.

"Jar, gu-gue bakalan ngabulin apapun ta-tapi__"

"Kabulin satu kan?"

Fajar menjauh, Jessica menghela nafas lega dan kemudian mengangguk.

Jerome and JessicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang