Bulan mengenal betul suara cowok itu, ia segera menoleh dan benar itu adalah Surya. Cowok itu memakai baju santai warna putih polos dipadukan dengan celana jeas selutut membuatnya semakin tampan.
Sambil menghapus tangisan yang jatuh kepipinya "Ngapain kamu disini?"
"Seharusnya gue yang tanya kenapa lo disini"
"Nggak tau aku tadi nyasar" ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya.
"Terus kenapa kamu disini?" tanyanya sambil menoleh lagi ke cowok itu."Ini komplek perumahan rumah gue"
"Sebelah sana yang pagar item itu disana rumah gue" ucap Surya sambil menunjukan jarinya menuju arah yang dituju."Jadi ini daerah rumah kamu?"
"Kok aku bisa nyasar sampek sini sih?" tanya Bulan sambil mengaruk lehernya yang tidak gatal."Mungkin lo lagi kangen sama gue" Ucap Surya sambil menaik turunkan kedua alis hitam tebalnya itu.
"Dih mana mungkin" Bulan yang memalingkan wajah sambil melihat-lihat bangunan-bangunan megah didepannya.
"Mungkin aja dong" ucap Surya disertai tawa ringan darinya.
Sunyi sebentar tak ada yang berbicara sidikit pun. Mereka larut dalam pikiran sendiri-sendiri.
Bulan tersadar saat ia memandang langit yang akan gelap itu "Eh aku lupa sekarang jam berapa?"
Melihat dijam tangan kuning ditangan kirinya "Jam setengah 6"
"Ya ampun" Bulan yang beranjak berdiri dari duduknya dengan terkejut mendengar kata Surya tadi.
"Aduh mampus ni, bunda sama ayah pasti khawatir.""Yaudah biar gue anter, tapi ikut gue dulu ke rumah" tawar Surya.
"Boleh deh"
Mereka berdua yang tadinya duduk dibangku taman melangkahkan kaki menuju rumah megah milik Surya yang tak jauh dari sana.
Bulan yang masih berdiri didepan gerbang hitam yang menjulang tinggi dihadapnnya "Surya aku tunggu didepan sini aja ya? Kamu ambil motor aja"
Surya yang tadinya sudah didalam halaman luas rumahnya kini berbalik arah kearah Bulan yang masih senantiasa berdiri didepan pagar "Gak. Lo sekarang ikut masuk."
Tak sadar ternyata Surya mengandeng tangan kanan gadis itu menuju masuk kedalam rumahnya. Tak butuh waktu lama bi Ila untuk membukakan pintu.
"Den Surya tadi dari mana aja, nyonya tadi cari dikamar aden Surya nggak ada" ucap bi Ila (pembantu disini) yang membukakan pintunya.
Bi Ila ini yang merawat Surya sejak kecil saat kedua orang tuanya sibuk dengan urusan masing-masing. Bi Ila yang tidak hidup dengan suami dan anaknya, karena suaminya yang telah meninggal dan ia juga tak punya seorang anak. Bi Ila juga menganggap Surya anak majikannya ini sebagai anaknya sendiri, yang selalu ia jaga dan rawat.
"Dari luar bi" ucap Surya yang seraya masuk kedalam rumahnya yang masih senantiasa mengandeng tangan Bulan.
"Temannya saya bikin minum dulu ya" Bibi Ila yang pergi kearah dapur yang ada didepan ruang tamu.
"Lo bantuin gue buat naik tangga, kaki gue masih sakit"
Bulan tersentak dari lamunannya "eh iya ayo "Bulan yang membantu Surya menaiki tangga dengan hati-hati.
Saat mereka tiba dikamar Surya, ia mempersilahkan Bulan untuk masuk kekamarnya. Biasanya surya yang tak ingin ada seorang pun yang masuk kedalam kamarnya. Walaupun itu orang tuanya atau Bibi Ila.
"Udah masuk aja, gue gak bakal macem-macem sama lo. Lo kan triplek"
"Enak aja ngatain orang sembarangan" kesal Bulan dengan menghentak-hentakkan kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUN AND MOON
Teen FictionBudayakan follow dan vote sebelum membaca ❤ 🌤🌕 Orang yang mereka sayangi di masa lalu tiba-tiba saja datang masuk dalam kehidupan keduanya lagi. Akankah keduanya akan terjebak lagi di dalam kisah masa lalunya? Atau Mereka bisa menjaga hubungan yan...