11 | JUNG JAE

3K 564 328
                                    

Halo! Selamat udah buka bab 11 ^^

Info sedikit, mulai besok, The Reddish Crown bakal update setiap Senin dan Kamis jam 8 malam yaa ^^ Tapi, jangan bikin kendor votes dan komennya yaa :")

Please enjoy this chap~ ♥

.

.

.

"Kau menantang Tuan Jae? Kau gila, Mark!"

Mark kembali menghela napas. Langkah tak henti membawanya mondar-mandir di sekitar ruang kamar. Sungguh, ia resah, merasa bahwa keputusan mengikuti permainan Jung Jae adalah hal yang salah. Namun, mengingat Haechan yang dipertaruhkan, mau tak mau Mark harus melakukannya.

"Aku pasti bisa melewati ini. Kau hanya perlu membantuku, John."

John yang menjadi lawan bicara lantas mendengus. "Kau mengacaukan semua rencana yang telah kita bangun. Dan lihat karena apa? Hanya karena seorang geisha! Benar apa yang Paman katakan, memiliki perasaan hanya akan menyesatkan!"

"JOHN!" Langkah Mark berhenti, digantikan tatapan nyalang ke arah pria tinggi itu. "Jangan menyebutnya dengan nada dan kalimat semerendahkan itu! Dan lagi, cukup sama-samakan aku dengan Ayah. Beltran yang sekarang berbeda dengan Beltran yang dulu. Lagi pula, aku yakin mampu mengatasi Jung Jae."

"Tapi kau tak pernah memikirkan dampaknya, kan, Mark Louise Beltran?" John menyeringai. "Jika kau mengkhianati klienmu, akankah ada orang yang memercayai organisasi kita lagi? Kau mungkin bisa bahagia dengan geisha-mu nantinya, tapi pernahkah kau berpikir tentang kami, para bawahanmu?"

Mark memejamkan mata dengan napas memberat. "Berhenti membuatku semakin pusing, John ...."

"Kaulah yang membuat seluruh masalah ini. Kau egois, Mark! Bahkan Tuan Beltran masih jauh lebih baik ketimbang kau. Meski dikenal tak punya hati sekalipun, ayahmu selalu mengusahakan yang terbaik untuk kami. Kupikir, kau akan sama sepertinya." John menyerap napas gusar. "Ternyata, hanya karena geisha ... Seorang geisha ... Kau pikir ayahmu akan senang dengan ini? Dia memercayakan jabatan ketua kepadamu, Mark, tapi ...." John menggelengkan kepala.

Mendengar semua itu lantas membuat Mark mendengus remeh. "Kalau begitu, kenapa tidak kau saja yang menjadi ketua, John Suh?"

"Apa?" John mengerutkan alis.

"Kau selalu menginginkan jabatan ini, kan?" Mark kembali menoleh ke arah pria itu. "Karena pengabdian ayahmu yang begitu besar pada organisasi, ayahku bahkan menjadikanmu pilihan alternatif apabila tak berhasil menjadikanku ketua sebagaimana keinginannya. Bahkan, karena sangat ingin menjadi ketua, kau sudah meninggalkan duniamu sejak masih sangat kecil, berlatih memegang senjata, dan mempelajari segala hal terkait dunia mafia." Ia menarik senyum penuh ejek. "Ternyata, posisi ini jatuh padaku. Kau pikir aku tak tahu betapa kecewanya kau saat itu?"

"Mark, cukup ...."

"Berhenti berlagak seolah mendukungku, John!"

Geram dengan semua ucapan Mark, John berakhir mengalah. Terus mengelak hanya akan menciptakan jurang semakin lebar di antara mereka.

"Baik," ucapnya final, sebelum akhirnya melangkah cepat keluar dari ruangan, meninggalkan Mark yang tengah diperbudak oleh pikiran dan perasaan.

***

Musim salju mulai berkunjung, menciptakan awalan yang lebih cepat ketimbang dugaan setiap orang. Butir-butir putihnya menyelimuti hampir seluruh jalan, berikut seluruh permukaan yang mampu menampungnya, membuat warna putih mengisi sejauh mata memandang, selayaknya negeri dongeng.

[✓] The Reddish Crown [Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang