3 | PEMUDA BERANTING SALIB

3.8K 738 132
                                    

Halo! :D Walau bab 2 belum sampai 100 votes, aku tetap update karena ini hari lebaran, udah banyak yang penasaran sama Mark, dan views TRC udah nyampe 1k, yeay~!

Terima kasih banyak, teman-teman Deevolees! 💛

Terima kasih juga Ibu Sekre babylionandpudu atas usahanya mendongkrak votes di bab sebelumnya :v

Please enjoy the story yaa~

P.S: Sila lihat visualisasi Mark Lee di bab VISUALISASI KARAKTER

.

.

.

Sejak kecil, hidup Mark sudah dipenuhi dengan dunia ayahnya yang kelam dan berbahaya. Sebuah dunia yang akan menyeretmu ke lingkar penuh dosa dan sumur kematian, seakan hidup dan matimu hanya berjarak sejengkal tangan, begitu dekat, begitu menyilaukan. Kehidupan itu kemudian melatihmu untuk mengendalikan kematian, mengelabuinya, menghindarinya, hingga saat kau benar-benar menyerahkan hidup padanya. Suatu kehidupan kelam, tempat bersembunyi para pendosa: dunia mafia.

Pembunuhan bukan lagi hal baru bagi Mark. Bahkan, memakan uang hasil rampok mungkin telah ia lakoni sejak lahir. AyahnyaㅡTuan Beltranㅡmerupakan ketua salah satu organisasi mafia ternama. Hampir seluruh organisasi mafia di dunia mengakui eksistensi dan kemampuan organisasi pimpinan Beltran: Rufus.

Menjadi ketua tertinggi organisasi Rufus dan membawahi hampir 80.000 anggota yang tersebar di seluruh dunia, membuat Tuan Beltran dibayang-bayangi oleh sosok yang akan menggantikan tempatnya. Pilihannya pun jatuh pada sang putra, Mark Lee.

Semenjak kecil, Mark dibentuk agar menjadi setangguh Tuan Beltran. Ia diajarkan ilmu bela diri sejak usia lima, memegang senjata pada usia sepuluh, dan membunuh orang ketika usianya tiga belas tahun. Mark tidak pernah mengenal bangku sekolah formal. Ia lebih mengenal kantor polisi dan penjara. Namun, apabila disandingkan dengan orang seusianya, Mark berada jauh di atas mereka semua.

Tuan Beltran bangga sebab sang putra menunjukkan tanda-tanda sebagai calon pemimpin yang tangguh dan kompeten sejak belia, sebagaimana dirinya. Setiap masalah yang melibatkan polisi, Tuan Beltran menganggapnya sebagai pencapaian. Ia adalah pemimpin salah satu organisasi terkuat di dunia, ia bisa melakukan apa saja dengan posisinya. Polisi kecil jelas bukan sandingannya.

Hal itulah yang kemudian memicu perpisahan antara Tuan Beltran dengan sang istri, Nyonya Lee. Wanita itu telah menentang sejak lama mengenai keputusan Tuan Beltran menjadikan Mark sebagai penggantinya di Rufus. Nyonya Lee tak ingin dosa suaminya merambat pada anak laki-laki mereka. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Mark sangat menikmati dunia yang sang ayah perkenalkan, terbukti dari ia yang menolak mentah-mentah ajakan sang ibu untuk mengasingkan diri dan menjalani hidup yang normal, tanpa bahaya sedikit pun. Mark malah merasa mafia adalah hidupnya, dengan darah Tuan Beltran yang mengalir deras dalam pembuluhnya.

Pada akhirnya, Nyonya Lee meninggalkan Mark dan Tuan Beltran, membawa serta anak sulungnya; Wendy Lee. Dan wanita itu benar-benar memenuhi janjinya, yakni menghilang dari kehidupan Mark dan Tuan Beltran.

Merupakan anak yang terlahir dengan didikan keras, ditambah sang ibu yang meninggalkannya, membuat Mark tumbuh menjadi manusia tak berhati. Ketika umurnya menginjak 18 tahun, sang ayah secara resmi mengajaknya bergabung dalam organisasi, memperkenalkannya ke berbagai jajaran orang penting sebagai penerus posisi kekuasaannya kelak. Dan sungguh, Tuan Beltran bangga pada anak laki-lakinya, juga bangga pada diri sendiri karena berhasil menjalankan tugas sebagai ayah dan pemimpin Rufus yang baik.

Namun, kebanggaan akan calon pemimpin organisasi seketika meredup tatkala Tuan Beltran tewas tertembak dalam suatu misi. Seperti yang telah digariskan sedari awal, ketika pemimpin tertinggi organisasi telah tiada, seseorang yang telah ditunjuk sebelumnyalah yang akan menduduki jabatan itu dengan mutlak. Dan di umur yang kini menginjak 22 tahun, Mark telah sepenuhnya menjadi pemimpin organisasi mafia terbesar di dunia, sambilmenyandang nama sang ayah dengan penuh hormat: Tuan Beltran.

***

Siluet seorang pemuda terlihat di salah satu ruang sebuah gedung bertingkat. Ia tampak melipat kedua tangan di dada, dengan kedua mata yang menatap ke luar dinding kaca pelapis bangunan. Hiruk pikuk kendaraan tampak sibuk di bawahnya, suatu pemandangan yang tak lagi asing di New York, si metropolitan yang tak pernah tidur.

Pemuda itu lantas mendesahkan napas singkat. Rahang tegasnya semakin terlihat jelas tatkala ia mengatup gusinya kuat, suatu gelagat yang tak lagi awam bagi pribadinya. Mata tajamnya beralih menatap langit yang sebentar lagi dipenuhi cahaya matahari, membuatnya kembali memperkuat katupan rahang.

Tak lama, pintu ruangannya terketuk. Pemuda itu tetap di tempat, tak berbalik atau bergerak sedikit pun hingga sosok si pengetuk pintu memasuki ruangan, seorang pria berbadan besar dengan jas hitam yang melekat agak kurang rapi di tubuh kekarnya.

"Penerbangan Anda kurang dari satu jam, Tuan. Kami sudah menyiapkan semua barang Anda," ucap pria itu dengan bahasa Inggris yang fasih.

"Baik," jawab pemuda itu singkat. Ia memutar badan, menghadap si pria besar. Melalui tatap matanya, pemuda itu memberi isyarat agar si pria melanjutkan, menyampaikan hal-hal yang perlu disampaikan saat ini juga.

Si pria kembali buka suara. "Klien kita sudah menunggu dan akan mengutus langsung bawahan mereka untuk menjemput kedatangan Anda, Tuan. Anggota-anggota organisasi kita pun sudah tak sabar menunggu perintah Anda di sana," jelasnya lagi.

Pemuda itu lantas menggelengkan kepala pelan, membuat anting salib yang tergantung di telinga kirinya ikut bergerak sesuai gerakannya. Ia mendengus. "Mereka sungguh merindukanku, sepertinya. Baiklah, katakan pada mereka untuk menyiapkan pesta penyambutanku dengan meriah."

Pria itu mengangguk tegas. "Baik, Tuan Beltran."

***

Meski terbilang muda, Mark Lee atau Mark Louise Beltran telah menjadi orang yang ditakuti oleh hampir seluruh organisasi mafia di dunia. Ketakutan mereka bukan tanpa alasan. Beltran terdahulu berhasil memperluas daerah jajahan kekuasaannya hingga berhasil memiliki beratus, bahkan beribu anggota yang tersemat di berbagai negara. Menjadikan Rufus sebagai organisasi terbesar sekaligus terkuat dalam ranah dunia mafia. Tak heran jika hal ini lantas membuat orang-orang yang dianugerahi gelimang harta untuk mempekerjakan mereka, menjadikan Rufus sebagai senjata yang siap terselip di bawah kaki para penguasa. Contohnya, saat ini.

Mark berhasil menginjakkan kaki di Osaka setelah melewati perjalanan panjang dari New York. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah untuk menemui sang klien di kota itu. Dan di sinilah ia kini berada, di sebuah mansion besar, tempat pertemuan mereka. Dalam balutan jas hitam rapi, Mark duduk di atas sebuah sofa mewah, menunggu sang klien menghampirinya.

Tak lama, seorang pria memasuki ruangan tempat Mark menunggu. Dengan senyum lebar yang menciptakan lekuk cekung di permukaan pipi putihnya, pria itu berjalan menghampiri Mark yang berdiri menyambutnya.

"Selamat datang, Tuan Beltran." Pria itu menyodorkan sebelah tangan.

Mark menampilkan seringai, pun menyambut uluran tangan itu dalam wujud jabatan mantap. "Terima kasih, Tuan Jae."[]

.

.

.

Singkat dulu aja ya gaes. Mohon jangan timpuk aku :'v

[✓] The Reddish Crown [Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang