Nggak terasa sebentar lagi pre order fanbook THE REDDISH CROWN akan dibuka :) Yuk, yang mau booking slot, dari sekarang sudah bisa loh ^^
Bocoran bab ini: Haechan rambut pendek :v Penasaran, kan? Yuk, dibaca :3
.
.
.
Dua minggu berlalu bagai siksaan yang lambat, kontras dengan udara musim semi yang terasa semakin hangat. Cahaya mentari tampak cerah dengan kilau yang senantiasa memantul di tiap hal yang dilewati, memanipulasi perasaan Haechan menjadi lebih nyaman.
Haechan tak mendapati masalah berarti selain sang mertua yang tidak bersikap baik padanya. Walau telah mencoba berbagai caraㅡberdasarkan anjuran Wendyㅡhati Nyonya Lee tetap tak mudah untuk ditaklukan. Haechan paham betul bahwa ketidaksukaan sang mertua adalah akibat ia yang adalah seorang lelaki, ditambah dengan profesinya sebagai seorang geisha, pekerjaan yang seharusnya diampu oleh wanita. Akibat profesi itu, mulai dari cara bertingkah laku, pakaian-pakaian yang dikenakan, hingga tampilan dan gambaran wajah Haechan, tampak selayaknya perempuan. Entah mengapa, Nyonya Lee tidak mampu menerima itu semua.
Haechan mengerti, seorang ibu akan bersedih apabila tahu anaknya berada dalam jalur yang salah. Mark yang memilih jalan sebagai seorang pendosa telah ditetapkan sebagi suatu kesalahan terbesar. Dan kini, dengan kehadiran Haechan dalam hidup pemuda itu sebagai suami, membuat Nyonya Lee tak tahu lagi bagaimana cara bersikap selain membenci. Semua yang terjadi ia limpah-salahkan pada Haechan, bahwa Mark tak akan terjerumus dalam hal menjijikkanㅡmenikah dengan seorang lelaki berpenampilan perempuanㅡapabila Haechan tak menggodanya seperti lacur lebih dulu.
Akibat tak ingin membuat masalah dan keadaan menjadi kian panas dan tegang, Haechan memilih bungkam, menerima segala perlakuan sang mertua, termasuk menjadikannya kambing hitam. Banyak kepahitan yang telah Haechan lalui sebelum ini, dan semua itu berguna: melatihnya menjadi pribadi yang lebih kuat.
Untuk beberapa saat, itulah yang menjadi keyakinan Haechan. Segala masalah yang menjadi kerikil di sepanjang jalan hidupnya, akan semakin mengukuhkan pijakan berdirinya. Namun, semua mulai terasa meresahkan saat suatu hari, sebuah surat datang ke kediaman keluarga Lee.
Tersemat di antara surat-surat lainnya hari itu, sebuah amplop cokelat besar dengan nama tujuan Lee Haechan menyita perhatian semua orang, termasuk Nyonya Lee.
"Bagaimana bisa, Lee Haechan?" Wendy menatap heran ke arah Haechan yang tengah memegang amplop cokelat itu di antara kedua tangan. "Bukankah seharusnya tidak ada yang tahu keberadaanmu di sini?"
Darah hangat dalam tubuh Haechan berdesir. "Aku tidak tahu, Nuna." Dan perasaan yang menggelitik di sekitar paru dan perutnya menjadi penanda sangat jelas, membuatnya seketika sadar: Sesuatu yang buruk terjadi.
*
Haechan pikir, semua sungguh akan baik-baik saja.
Haechan pikir, setelah terlepas dari Jung Jae dan segala kehidupan mengikat yang tak pernah ia sukai di Kyoto, ia akan benar-benar bebas dan terbang mengampu rasa sesuai yang diinginkan. Namun, yang berlangsung sangat jauh berbeda; mulai dari Mark yang ingkar janji, ibu mertua yang selalu menjahati, dan sekarang ini.
Pagi ini, sesuatu datang bersama tumpukan surat ke kediaman keluarga Lee. Dengan tiga pasang alis yang berkerut heran, sebuah amplop cokelat tersambut dengan beragam rasa penasaran. Pasalnya, nama yang tercantum di permukaan cokelat itu adalah nama seseorang yang seharusnya tak diketahui pihak mana pun, kecuali orang-orang yang memiliki sangkut paut dengan keberadaan sosok itu di tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] The Reddish Crown [Bahasa]
Fiksi Penggemar[SUDAH CETAK] Lee Haechan tak mengira bahwa kehidupannya yang serba kekurangan, berubah seratus delapan puluh derajat begitu sosok kurus Pon Hiki hadir di hidupnya. Dalam fantasi paling liar Haechan sebagai bocah, geisha tidak pernah melintas barang...