🎗️ Part 32. Tawaran

16 2 0
                                    

Happy Reading 😊

🎗️🎗️🎗️

Tiga orang cewek berambut ombre menghampiri seorang cewek cantik yang sedang berdiri di depan lokernya. Cewek tersebut sedang mengambil beberapa bukunya. Dengan sengaja, tiga orang cewek yang baru datang langsung menyenggol lengan cewek cantik itu, mengakibatkan buku yang dibawanya langsung terjatuh ke lantai.

"Ups, sorry. Gue sengaja," ucap ketua tiga cewek itu. Siapa lagi kalau bukan Siska and the geng.

Loh, masih hidup?

"Iya gak papa kok," jawab cewek cantik itu yang tak lain adalah Amelia. Dia membungkuk untuk mengambil buku-bukunya lalu kembali menegak.

"Lo temennya Anggara kan?" tanya Siska.

Amelia mengerjap. Cewek di depannya ini sedang berbicara dengannya?

"Jawab!"

"Iya. Kenapa?"

"Lo gak cemburu?"

"Cemburu? Memang aku siapanya Anggara?"

"Jadi, lo cuma kena friedzone doang sama Anggara? Kasian banget," ucap Siska meledek.

"Enggak. Aku gak pernah anggap dia seperti itu. Dia sahabat aku, dia sahabat dari kecil," elak Amelia mencoba membela Anggara.

"Jangan sok polos! Muka lo emang polos, tapi gue yakin kalau hati lo gak polos sama sekali," cecar Siska. Pedes...

"Maksud kamu apa?"

"Gue tau lo suka sama Anggara kan? Jangan ngelak! Jangan bohong! Lo ditinggal sama mantan pacar lo kan? Terus sekarang lo berpaling ke Anggara?"

"Mau kamu apa?"

"Gue gak minta aneh-aneh. Gue tau lo suka sama Anggara. Gue mau, lo jadi pacarnya."

"Kamu itu masih adik kelas aku loh, jangan memerintah seperti itu sama aku. Gak sopan."

"Emangnya gue peduli? Hellaw, ini zaman modern, gue sama aku lo itu gak ada bedanya. Mau lo kakak kelas gue kek, mamah gue kek, atau nenek gue kek, gue gak peduli."

"Kenapa kamu pengen aku jadi pacarnya Anggara?"

"Jadi ini yang katanya juara umum kedua se SMA Pancasila? Masa gitu doang gak ngerti sih?"

"Langsung ke pointnya aja."

"Gue benci sama Rinai. Gue dendam sama Rinai. Gue iri sama dia. Gue pengin dia menderita. Gue pengen dia terus nangis kesedihan."

"Kenapa kamu kaya gitu ke dia? Dia aja gak pernah jahatin kamu kok."

"Kenapa? Dia itu jadi primadona cewek cantik se SMA Pancasila ini, dulu gue. Sekarang malah pindah ke dia sejak dia deket sama Anggara. Gue pengen dia jadi murid gak berguna disini."

"Kok kamu jahat?"

"Emang. Gue gak peduli, gue cuma mau seperti dulu. Selalu di puji-puji oleh cowok SMA ini. Sekarang malah dia. Itu sebabnya gue benci sama dia," jelas Siska sambil mencoba menahan air matanya yang mencoba luruh.

"Jadi yang dipikiran kamu cuma kepopuleran? Gak salah? Hello, ini sekolah, bukan ajang kecantikan. Disini kita belajar, bukan buat di puji-puji. Disini kita di tuntun untuk jadi pribadi yang sukses, bukan ajang untuk saling membanggakan diri sendiri," kini giliran Amelia yang menjelaskan.

"Lo gak tau apa-apa soal gue. Jadi diem aja, kalau lo mau pacaran sama Anggara, gue bantuin deh. Gimana?"

"Enggak. Aku gak maksain perasaan orang lain."

NABASTALA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang