"Part 18"

445 85 22
                                    

Eun-woo memberi salam, dan hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Sehun.

"Sekretaris Cha masuklah, ada yang ingin kutanyakan padamu..." Suruh Sehun.

Eun-woo merasa dejavu dengan situasi itu, dia selalu saja terjebak dalam keadaan dia akan di interogasi.

"Duduklah..." Sehun menyuruhnya untuk duduk.

"Apa Sejeong menyusahkan mu selama ini?" Sehun juga ikut duduk di depan Eun-woo.

"Dia terkadang menyusahkan, tapi saya masih bisa menghadapinya sajangnim..."

"Syukurlah, dia mendapatkan pria baik sepertimu. Aku tak perlu khawatir..."

"Sajangnim..."

"Seorang wanita tak memerlukan pria yang baik, yang lebih penting dia bisa berada di sisi orang yang dia cintai. Saya bukanlah pria yang dia cintai, sajangnim lebih tahu hal itu..." Eun-woo tetap jujur walaupun itu akan merugikannya nanti.

"Eh? Kau salah paham. Sejeong sudah tidak mencintaiku, dia sendiri yang mengatakannya..." Sangkal Sehun karena dia merasa tak enak hati pada Eun-woo.

"Cinta itu seperti saklar lampu, kau bisa menyalakan dan mematikannya sesuka hati. Tapi apakah Lampu itu benar-benar mati Seutuhnya?" Tegur Eun-woo.

"Aku mencintainya, tapi itu tak berarti apa-apa jika hatinya milik orang lain"

"Jadi maksudmu dia masih mencintaiku? Bagaimana bisa dia masih mencintai pria yang sama sekali tak pernah andil lagi dalam ceritanya?" Sehun merasa cinta seorang Kim Sejeong tidak sebesar itu.

"Sajangnim, tak peduli cintanya setinggi gunung himalaya atau seluas sungai han. Hal yang terpenting adalah hatimu..." Tegur Eun-woo.

*****

Sejeong dan Eun-woo benar-benar datang ke rumah sakit yang di katakan Doyoung, dan mencari kamar VIP yang dia katakan pula. Kamar itu di jaga oleh 2 pengawal dan selalu ada dokter tiap saat yang datang untuk memantau pasien dalam kamar itu.

"Apa kau yakin bisa masuk sendiri?" Ujar Eun-woo sekali lagi meyakinkan Sejeong.

"Lagian kau juga tak bisa menemaniku, jangan melakukan apapun dan tunggu aku di sini..." Suruh Sejeong, yeoja itu khawatir 2 pengawal itu akan melukainya jika dia bertindak gegabah.

Sejeong dengan santainya melewati pengawal itu dan sempat-sempatnya meledek mereka. Pasien yang ada dalam ruangan itu adalah tubuh Sejeong. Arwahnya masih terpaku menatap sedih dirinya sendiri.

"Kau sangat hebat..." Pujinya.

"Bagaimana bisa kau bertahan dengan alat-alat ini?" Sejeong akhirnya menangis, menangisi dirinya sendiri.

Tak lama kemudian Doyoung masuk di temani oleh Selena. Sejeong tak peduli lagi dengan mereka, dengan santainya Sejeong berdiri dan menatap remeh Selena yang terkejut melihatnya.

"Well-well, sepertinya kita kedatangan tamu nih bos..."

"Tamu?" Doyoung celingak-celinguk mencari tamu yang di maksud Selena tapi tetap saja dia tak akan menemukannya.

"Aku Ada Disini" (The End)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang