"Part 29"

363 57 10
                                    

Seharian Sejeong hanya mengurung diri di kamar, dan tak bicara dengan siapapun setelah menumpahkan semua air matanya kepada Chaeyeon. Dia juga mengunci kamarnya, Chaeyeon juga uring-uringan seharian. Dia tak bisa menjawab semua pertanyaan dan kebingungan Ayah mertuanya ketika cemas akan putrinya itu. Sampai Sungjae harus pulang karena ikut khawatir dengan keadaan adiknya yang tiba-tiba seperti itu. Sehun juga pulang lebih awal ketika di kabari bahwa Sejeong bukan hanya marah padanya tapi saat ini dia mengunci dirinya dan tak ingin bicara dengan siapapun.

"Sebaiknya kita memanggil Doyoung untuk memeriksanya" usul Pak Kim yang cemas dengan kondisi mental putrinya.

"Sudah hampir 1 minggu dia mengurung diri di kamar, dan terkadang aku mendengar dia sedang mengobrol dengan seseorang" tutur Chaeyeon gelisah tiap kali dia mengantarkan makanan untuk Sejeong, dia selalu mendapati Sejeong mengobrol dengan seseorang namun Chaeyeon tak melihat siapapun, hanya ada udara di depan mata Sejeong.

"Tak perlu, ayah tak usah memanggil dokter sialan itu. Aku tak ingin dia berurusan dengan Sejeong lagi" ujar Sehun tak setuju.

"Terus apa kau akan terus membiarkan Sejeong seperti itu? Ini semua salahmu, bagaimana bisa kau..." Oceh Chaeyeon yang hampir saja keceplosan kalau bukan Sejeong yang tiba-tiba memanggil namanya cukup keras.

"UNNIE!"

"Tolong buatkan aku susu pisang yah, 2 gelas" pinta Sejeong yang hanya menatap Chaeyeon tanpa peduli dengan yang lainnya lalu kembali masuk ke kamarnya.

Chaeyeon menghela nafas lega, setidaknya dia tak ingin mengulang kesalahannya lagi lalu beranjak meninggalkan 3 pria yang begitu sedih atas perubahan sikap Sejeong.

"Panggil Sekretaris Cha kemari" suruh Pak Kim.

"Ayah...!"

"Kenapa ayah terus saja melibatkan orang asing dalam hubungan Sejeong dan Sehun?" tegur Sungjae ketika melihat ekspresi tak suka Sehun karena Sejak pulang dari rumah sakit, Ayah mertuanya itu lebih suka dengan keberadaan Sekretaris Cha di bandingkan menantunya sendiri.

"Sebenarnya apa mau kalian? Dokter Doyoung nggak boleh dan sekretaris Cha juga nggak boleh, terus apa kau mau melihat Sejeong perlahan jadi gila?"

"Di tidak gila" Sahut Sehun dan Sungjae kompak lalu melengus pasrah dengan usul Ayahnya kali ini.

Tak lama kemudian Sekretaris Cha datang setelah di hubungi oleh Sehun, dia tak harus berpikir 2 kali atau menolaknya. Eun-woo juga khawatir dengan Sejeong beberapa hari ini dan tentu saja dia juga merindukannya.

Eun-woo menoleh menatap Sehun, Sungjae dan juga Pak Kim yang memperhatikannya yang kini berdiri dan siap mengetuk pintu kamar Sejeong.

Tok...tok...

"Ini aku!" Eun-woo hanya mengucapkan kata itu lalu tak lama kemudian Sejeong membuka pintu dan membuat semuanya speakless. Sejeong sangat lama berdiri menatap Eun-woo intens, entah kenapa tubuhnya begitu ingin memeluk Eun-woo dan menangis habis-habisan di pelukannya.

Mata Eun-woo melirik kondisi kamar Sejeong yang berantakan, kondisinya lebih parah dari hari kejadian itu karena Sejeong tak pernah ingin menyentuh area tempat suaminya bercumbu dengan wanita lain.

"Jiho?" Tunjuk Eun-woo setengah berbisik ketika melihat arwah bocah itu tengah meneguk segelas susu pisang yang di minta Sejeong tadi.

"Hyung!" Sapanya.

"Masuklah!" Suruh Sejeong yang berhasil menahan dirinya, Eun-woo yang di izinkan masuk itu mengekori Sejeong dan pintu tertutup begitu saja.

"Apa yang terjadi? Apa hantu-hantu menganggu mu sampai kau..."

"Aku Ada Disini" (The End)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang