"Part 12"

474 77 38
                                    

23 Desember 2014, Jerman.

Sejeong menatap pemandangan awan hitam di luar sana, lalu terlihat cemas.

"Sepertinya hari ini cuacanya sangat buruk di Korea..." Batinnya.

Tiba-tiba Seorang Namja yang entah datang dari mana kini duduk di kursi yang seharusnya milik Sehun, namun Namja itu tak jadi pulang dengan istrinya karena harus mengambil Koper yang ketinggalan di Hotel.

"Eh?"

"Kau..?" Tunjuk Sejeong karena tak menduga bisa bertemu pria itu di pesawat.

Namja itu tersenyum dan memamerkan undangan seminar yang dia hadiri kemarin di jerman.

"Daebak..." Sejeong sangat ingin datang ke seminar itu tapi karena kemarin dia sibuk menyiapkan pernikahannya jadi dia tak bisa menerima undangan itu.

"Kau habis bulan madu?" Tanya Doyoung basa-basi, Namja itu tahu segalanya, alasan dia ada di jerman bukan sepenuhnya karena tertarik mengikuti seminar tapi karena mengikuti Wanita yang masih membuat jantungnya berdebar-debar itu.

"Ho'oh..."

"Terus, di mana suamimu?" Tanya Doyoung lagi.

"Ada masalah sedikit, jadi dia naik penerbangan selanjutnya..." Sejeong sebenarnya merasa canggung harus mengobrol dengan pria yang jelas-jelas dia tahu kalau pria ini masih mencintainya.

Doyoung sadar kalau Sejeong merasa tak nyaman, pria itu tertawa kecil. "Aku akan kembali ke kursi ku..." Pamitnya.

"Doyoung'ssi, maaf .." tutur Sejeong tulus.

"Sayangnya maaf mu tidak bisa menghilangkan perasaanku Sejeong'ssi" ujar Doyoung jujur.

"Kau tak usah mengkhawatirkan ku. Aku yang memilih bodoh perihal cinta" tuturnya sebelum benar-benar menuju kursinya yang berada di depan.

"Siapa juga yang mengkhawatirkannya?" Gerutu Sejeong.

Selang beberapa menit, tanda peringatan di bunyikan. Semua orang terlihat panik, di tambah Sang pramugari mengumumkan adanya kendala karena cuaca buruk. Sejeong mulai panik dan menyalakan ponselnya untuk mengabari Sehun. Pesawat itu kini terbang dengan tidak stabil, tangan gemetar Sejeong menyiratkan bahwa saat ini yeoja itu benar-benar ketakutan.

"Oppa..." Panggil Sejeong ketika panggilannya tersambung.

"Yeoboseyo, Sejeong'ah kau sudah sampai?" Tanya Sehun.

"Oppa... Hiks...Hiks...Hiks..." Suara tangis itu bercampur rasa takut yang kini berbisik di telinganya.

"Ada apa? Kenapa kau menangis?"

"Oppa Mianhe, Jongmal Mianhe..." Ujar Sejeong.

Koper di tangan Sehun terlepas ketika dia mendengar pengumuman penundaan penerbangan pesawatnya karena cuaca buruk, dan juga tentang pesawat yang di tumpangi Sejeong mengalami kerusakan mesin karena menabrak gunung es yang tertutup kabut ketika memasuki wilayah negara korea selatan.

"Sejeong-ah, semua akan baik-baik saja eung?" Sehun mencoba menenangkan istrinya tapi terlihat jelas bahwa saat ini dia lebih takut.

"Aku sangat takut..." Bisik Sejeong.

"Aku tak ingin meninggalkanmu dengan cara seperti ini..." Teriaknya.

"Andwe... Kau tak akan meninggalkanku, semua akan baik-baik saja. A...aku, aakuu...." Sehun kini tambah panik.

"Oppa, Aku juga mencintaimu..." Sejeong kini menjawab ungkapan cinta yang di utarakan Sehun tadi padanya.

Duaaaarrrrr....

"Aku Ada Disini" (The End)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang