Hari ini adalah turnamen futsal anatar SMA seserajat se- Kota Pekanbaru. Pertandingan di adakan di GOR (Gelanggang Olahraga Remaja) Pekanbaru selama 5 hari berturut-turut.
Aya kemarin telah menghubungi Nova untuk menemaninya menonton turnamen SMA Garuda. Tentu saja Nova mau karena mereka punya tujuan yang sama yaitu menyemangati pujaan hati masing-masing.
Karena turnamen bertepatan jam sekolah, kedua cewek itu sepakat membolos. Aya dari rumah memakai seragam seperti hendak ke sekolah, namun tiba di sekolah dia pergi bersama Nova untuk membolos. Aya bahkan rela naik motornya Nova asalkan bisa melihat Alfi yang berjuang di lapangan demi mengharumkan nama sekolah mereka.
Pertandingannya dimulai pukul sembilan pagi. Mereka menukar pakaian dahulu di toilet pom bensin, kemudian nongkrong di kantin yang tak jauh dari gelanggang hingga waktunya tiba.
Nova menghabiskan jus mangganya separuh, kemudian membuka suara, "Aya," panggilnya.
"Hmm."
"Kamu suka Alfi, ya?" tanya Nova penasaran.
"Nggak." Aya mengelak.
"Jangan bohong. Kelihatan tau dari sikap dan tatapan kamu ke Kak Alfi."
"Kelihatan banget ya?"
Nova mengangguk, kemudian menghabiskan jus tanpa tersisa.
"Dinda juga pernah suka Kak Alfi. Sejak dengar gosip kalo Kak Alfi itu homo. Dinda mundur dan gadis-gadis yang ngafans sama dia pun begitu." Gadis berwajah bulat dengan kulit sedikit gelap menerangkan sangat serius.
Aya tidak percaya dengan barusan yang dia dengar.
"Kamu tau dari mana? Palingan itu gosip yang dibuat oleh mereka yang sirik dengan Kak Alfi. Nggak ada buktinya 'kan?"
Bagi Aya, mengarang berbagai gosip itu memang mudah, dibandingkan membuktikan sebuah fakta sebenarnya.
"Buktinya ada kok, malah jelas banget terlihat." Kedua siku Nova menekan meja dan menyilangkan kedua lengannya lalu kepalanya di majukan. "Bukankah Kak Alfi tampak dekat banget dengan teman sekelasnya. Malah mereka satu Club Futsal, duduk semeja, kemana-mena selalu berdua, bahkan Kak Alfi nggak kelihatan tuh dekat sama cewek," ucap Nova meyakinkan cewek yang duduk di hadapannya.
Aya mulai ragu. Yang disampaikan Nova ada benarnya, tapi hatinya terus berkata itu tidak benar. Dia melirik arlojinya. Pertandingan futsal akan berlangsung dua puluh menit lagi. Aya menyisakan seperempat sandwichnya. Nafsu makannya hilang gara-gara omongan Nova. Mereka meninggalkan kantin menuju lapangan.
***
Ini pertama kalinya bagi Aya melihat manusia seramai ini. Tribune lapangan begitu penuh. Sorakan terdengar begitu keras. Para penonton tampak antusias mendukung jagoan mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Sticky Note #teenfictproject
Teen FictionApa yang akan kamu lakukan jika pertama kali jatuh cinta? Deketin doi, caper, dipendem, atau marah-marah? Aya yang malu untuk berkenalan memilih jalan misterius dengan menjadi penggemar rahasia kakak kelas yang disukainya. Lewat bekal dan sticky not...