06. Kesalahan

137 41 30
                                    

"Udah tu senyumnya," ucap Alfi megang bahu Tristan, kemudian melirik kotak biru di atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah tu senyumnya," ucap Alfi megang bahu Tristan, kemudian melirik kotak biru di atas meja. "Kasihan nasi goreng di anggurin, kalau nggak mau mending buat aku aja" lanjutnya tersenyum.

Tristan menempelkan sticky note berbentuk hati itu di buku catatannya. Kemudian, ia mencicipi nasi goreng buatan penggemar rahasianya. Rasanya lumayan enak. Namun, dia hanya bisa menghabiskan tiga sendok saja karena tadi di rumah dia sarapan banyak. Dia kenyang.

Tristan menutup kotak bekal itu sehingga membuat kedua alis Alfi bertautan.

"Sudah aja makannya. Apa rasanya nggak enak, Tan?" tanya Alfi penasaran.

"Kamu punya air nggak?" tanya Tristan tampak kehausan. Dia tidak membawa air dan juga tidak bisa makan tanpa minum.

Alfi mengeluarkan botol minuman dari tasnya, lalu memberikannya pada sahabatnya. Tristan meneguk air tersebut hingga menghabiskan sepertiga dari isi botol tersebut.

"Makasih, Fi," ucapnya memberikan botol bening bertutup hitam itu kepada Alfi. " Nasi gorengnya enak, tapi aku dah kenyang banget. Tadi di rumah aku juga sudah sarapan."

Alfi memasukkan kembali botolnya. "Kamu nggak mau habisin nasi gorengnya. Sayang dong dibuang, masih banyak tuh."

Alfi ingin minta nasi goreng itu, namun ragu karena bekal itu pemberian dari orang spesial. Dia tadi bangun ke siangan hingga tidak sempat sarapan. Tristan juga sudah menjemputnya, dia tidak mau sahabatnya itu menunggunya lama.

"Kamu mau?"

"Kalau kamu mau kasih, aku sih mau-mau aja. Kebetulan aku nggak sarapan."

Tristan menyodorkan kotak bekal itu. Senyum Alfi mengembang. Sahabatnya itu memang terabaik. Alfi mengambil kotak itu lalu meletakkannya di atas mejanya.

"Makasih, Tan. Maaf, aku makan makanan dari penggemar rahasiamu."

"Nggak perlu minta maaf. Makan gih."

Alfi dengan senang hati makan nasi goreng itu.

Selagi makan, seseorang mengintip mereka berdua. Siapa lagi kalau bukan sang pengirim. Cewek itu tampak bahagia melihat Alfi makan nasi goreng buatannya.

Yes, rencanaku berjalan dengan lancar. Kak Alfi makan nasi gorengku. Apa dia juga sudah membaca sticky note-ku?

Aya tidak tau sticky note-nya salah sasaran. Bukan Alfi yang menerima, melaikan cowok di sebelahnya. Cewek itu cukup puas melihat nasi gorengnya di makan sang pujaan hati dan dia pergi, kembali ke kelasnya dengan hati berbunga-bunga.

***

Cewek imut itu tak henti-hentinya tersenyum. Sepanjang perjalanannya menuju kelas, murid-murid di koridor memandangnya heran karena langkahnya tidak seperti yang lain. Dia melompat-lompot dan terus senyum seperti orang gila.

Love Sticky Note #teenfictprojectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang