Jam istirahat dimanfaatkan oleh Aya untuk mencari informasi tentang Alfi. Dia mengikuti arah gerak cowok itu. Dengan ini, ia tau letak kelas Alfi yang berada di lantai 2 berbeda gedung dengan kelasnya.
Enggak cukup puas, ia mencari nama lengkap cowok itu. Seharusnya ia sudah tau itu dari perkenalan anggota Osis saat pelaksanaan MOS nan lalu. Sayangnya, kala itu ia belum tertarik sama sekali dengan cowok itu. Karena itu sekarang membuatnya sibuk sendiri.
Kelas X IPA 2, tampak seorang guru wanita paruh baya sedang menulis materi pelajaran Fisika yang diajarnya. Setelah menulis, guru itu menerangkannya kepada anak didiknya.
Aya tidak fokus. Entah berapa kali ia melirik jam tangan berwarna merah muda yang terlekat indah di tangan putihnya.
Buk Emi menerangkan di depan, ia tidak peduli sama sekali. Yang ada di benaknya hanya ingin mencari nama lengkap Alfi. Dari situ ia berkemungkinan besar bisa mencari akun sosial media cowok itu, itu pun kalau namanya sama.
Kringggggg!!!!
Bel pun berbunyi. Mata Aya membulat dan senyumnya mengembang. Dengan sangat antusiasnya, ia bergegas menuju gedung IS.
Saking bahagianya ia berjalan tergesa-gesa sehingga menyenggol bahu murid lain yang berpas-pasan dengannya.
Cewek—berbadan sedikit gemuk, berkulit sedikit gelap dengan wajah bulat, rambut ikal panjang berponi tipis ala Artis Korea—merintih kesal, kemudian ia membalikkan badan mengikuti langkah Aya. Dua teman bersamanya pun mengikutinya dari belakang.
Langkah Aya terhenti karena ada sebuah tangan menarik lengannya. Dia membalikkan badannya, melihat sosok yang berani menghalanginya untuk mengejar impiannya.
“Siapa?” tanya Aya menatap tidak suka pada cewek itu, kemudian ia melepaskan genggaman cewek itu.
Cewek itu berdecak sebal. Sebelum Aya pergi meninggalnya cewek itu menarik tangannya paksa, sehingga ia merasa kesakitan.
“Kalian siapa sih? Mau kalian apa?!” tanyanya dengan intonasi sedikit keras, menatap ketiganya.
“Minta maaf,” ucap cewek yang disenggol Aya.
“What?” tanya Aya binggung dengan alis bertautan. “Memangnya aku punya salah apa sama kamu? Kenal aja kagak,” ketusnya.
Aya melirik name tag cewek itu.
Oh, namanya Ratu Kumala Sari. Kayak nama artis yang viral itu, yang suka cari senasi, sama kayak nih anak. Batinnya meledek cewek bernama Ratu itu.
Cewek itu melepaskan genggamannya, lalu berkata “Kamu tadi nyenggol bahuku. Kamu kira nggak sakit? sakit tau. Jadi aku mau kamu minta maaf padaku,” pintanya sembari bersedekap.
Aya tidak mau meminta maaf kepada Ratu. Menurutnya itu bukanlah masalah besar yang perlu maaf darinya.
“Lebay banget sih kau. Aku nggak perlu memohon maaf karena aku nggak salah. Lagian tadi itu nggak sengaja.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Sticky Note #teenfictproject
Teen FictionApa yang akan kamu lakukan jika pertama kali jatuh cinta? Deketin doi, caper, dipendem, atau marah-marah? Aya yang malu untuk berkenalan memilih jalan misterius dengan menjadi penggemar rahasia kakak kelas yang disukainya. Lewat bekal dan sticky not...