Aya tidak sanggup menahan rasa kekecewaannya. Hatinya hancur lebur. Kebahagiaan baru yang didapatkannya sirna sekejab mata setelah kebenaran terungkap. Kebenaran yang begitu pahit akibat kecerobohan yang dilakukannya sendiri.
Aya menangis tersedu-sedu di kamarnya sehingga membuat matanya sembab. Tisu telah habis sekotak dan kini bertambah sekotak lagi yang baru saja dibeli pembantunya.
Rika mendengar laporan dari pembantunya itu pun membujuk anaknya untuk keluar dari kamar. Namun, hasilnya sia-sia, Aya tidak mendengarkan maminya dan tetap mengurung diri di kamar.
Cemas, Rika menelepon ponakannya untuk menghibur Aya. Tiara yang mendapat cerita lewat telepon Rika pun bergegas berkunjung ke rumah mewah tantenya itu.
Tiba di depan pintu kamar bercat putih, Tiara mengetuk-ngetuk pintu tersebut.
Tok Tok Tok!
“Aya, ini aku Tiara!” panggilnya dari luar.
Mendengar suara sepupunya, Aya bangun dari ranjangnya dan membukakan pintu untuk sepupunya. Tiara masuk dan betapa terkejutnya saat dia melihat isi kamar Aya. Tisu berserakan di lantai dan juga di atas kasur. Dilihatnya wajah Aya yang sangat kacau—mata sembab, rambut bak singa serta beberapa helai melekat di wajahnya akibat air mata dan juga keringat. Baru kali ini sapupunya sekacau itu.
Aya kembali menutup pintu dan bergegas ke kamar mandi yang ada di kamarnya. Tiara duduk di kursi meja belajar yang ada di sana selagi menunggu Aya keluar dari kamar mandi.
Aya pun keluar setelah membersihkan wajahnya.
“Ya, ada apa? Kenapa lu bisa habisin tisu sebanyak ini? Apa yang yang terjadi, cerita dong!”
Aya memilih diam dan mengganti pakaiannya. Tadi dia masih mengenakan seragam sekolah dan kini dia tukar dengan dress kasual.
“Aya, kamu cuekin aku. Kita ini kan saudara, nggak ada salahnya kamu bagi beban yang kamu rasakan sama aku. Mana tau dengan kamu cerita bisa mengurangi kesedihanmu dan mana tau aku bisa bantu,” ucap Tiara berdiri di sebelah Aya yang memakai bedak dan duduk di meja rias.
Aya berdiri dan menatap wajah Tiara dengan tatapan horor sambil bersedekap.
“Ke kafe yuk!” ajaknya lalu mengambil tas yang tergantung dibelakang pintu kamar.
Tiara heran melihat sepupunya itu, dia hanya bisa menyetujui ajakan Aya tanpa bertanya apa-apa lagi.
***
Aya dan Tiara duduk sebuah kafe X. Jus mangga dan vanilla latte terlihat di atas meja tersebut. Tiara meminum sedikit vanilla latte, sedangkan Aya masih mengaduk-aduk jusnya dengan sedotan. Aya tampak galau, namun Tiara hanya bisa menunggu sampai sepupunya itu membuka suara dan bercerita.
Setelah lima menit mengaduk-aduk jus, Aya menatap sepupunya dengan tatapan kosong.
“Kak ... aku salah,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca. “Sticky note, bekal, roti, kado, cokelat, itu semua salah. Pesan sticky note itu bukan dari Kak Alfi. Hiks ... hiks ....” air matanya jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Sticky Note #teenfictproject
Teen FictionApa yang akan kamu lakukan jika pertama kali jatuh cinta? Deketin doi, caper, dipendem, atau marah-marah? Aya yang malu untuk berkenalan memilih jalan misterius dengan menjadi penggemar rahasia kakak kelas yang disukainya. Lewat bekal dan sticky not...