Sudah lebih dari dua minggu Aya dan Tristan saling bertukar pesan lewat sticky note. Selama itu juga salah satu dari mereka belum ada yang minta ketemuan atau pun memberi tau identitas masing-masing.
Tristan menemani mamanya ke mal. Merasa bosan dia melihat-lihat barang-barang yang terjual di sana, dari pakaian wanita, sepatu, dan terakhir aksesoris. Melihat sederet aksesoris wanita, Tristan melihat sebuah kalung yang sangat cantik. Dia berencana membeli kalung tersebut tanpa sepengetahuan mamanya.
“Ma, Tristan ke toilet bentar ya,” izinnya lalu memberikan belanjaan maminya itu kepada supir yang tadi sudah diteleponnya untuk mengangkut belanjaan maminya.
“Baiklah. Mama tunggu kamu di Hokben lantai tiga,” jawab wanita berambut pirang dengan tatan rambut disanggul rapi.
Tristan bergegas meninggalkan maminya bersama Pak supir dan dia kembali ke toko aksesoris untuk membeli kalung incarannya.
***
Cowok manis bertahi lalat di dagu itu tidak sabar memberikan kotak kecil yang kini berada di dalam tasnya. Tristan tidak memberi tau sahabatnya karena tidak mau Alfi menggodanya.
Seperti hari-hari sebelumnnya, Tristan membalas sticky note sembunyi-sembunyi. Kali ini pun begitu, setelah mengeluarkan makanan dari kolong mejanya, barulah dia menaroh kotak biru kecil berpita putih di lacinya. Alfi tau makanan itu selalu ada untuknya, tetapi cowok itu tidak tau mereka selalu membalas pesan.
“Bekal lagi nih?” tanya Alfi yang melihat kotak bekal di atas meja Tristan.
Tristan tersontak kaget. Secepatnya dikeluarkan tangannya lalu ditaruhnya di atas meja.
“He he, iya Fi.” Tristan tersenyum lebar menampakkan deretan gigi putihnya.
“Kamu undah tau, siapa yang kasih kamu bekal kamu terus-terusan kayak gini?” tanya Alfi penasaran akan perkembangan kisah sahabatnya dan penggemar rahasia itu.
Tristan menggeleng. “Belum. Aku yakin di waktu yang tepat ... dia akan menunjukkan dirinya. Mungkin saat ini dia belum siap.”
Alfi mengembuskan napasnya. “Tapi kapan, Tan? Setahun lagi atau nunggu kita lulus baru tu cewek muncul.”
Tristan hanya tersenyum. Dia sudah tau penggemar rahasia itu, hanya saja dia belum menceritakannya pada sahabatnya itu. Dia masih malu karena hubungannya dengan Aya hanya sekedar berbalas sticky note, belum apa apa-apanya.
***
Seperti biasanya, Aya mengambil balasan sticky note-nya. Kali ini dia dikejutkan dengan sebuah kotak yang dia keluarkan dari kolong meja di hadapannya. Matanya membulat kemudian sudut bibirnya tertarik. Kupu-kupu keluar dari perutnya. Dia bahagia. Penasaran, dia langsung membuka kotak tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Sticky Note #teenfictproject
Teen FictionApa yang akan kamu lakukan jika pertama kali jatuh cinta? Deketin doi, caper, dipendem, atau marah-marah? Aya yang malu untuk berkenalan memilih jalan misterius dengan menjadi penggemar rahasia kakak kelas yang disukainya. Lewat bekal dan sticky not...