Pagi kali ini sedikit mendung. Langit tampak gelap dengan awan hitam yang mulai menghitam. Tristan yang biasanya membawa motor ke sekolah, kali ini dia membawa mobil baru pemberian ayahnya sebagai kado ulang tahunnya ke-17 yang lewat 2 minggu yang lalu. walaupun, terlahir dari keluarga kaya, Tristan tidak sombong. Dia justru tampak sederhana.Kali ini Tristan ke sekolah sendirian. Alfi menelponnya tadi untuk memberi tahu bahwa sahabatnya itu ke sekolah bersama kakaknya yang kemarin diterima menjadi guru baru di SMA Garuda.
Alfi tiba duluan. Iseng-iseng dia memeriksa laci Tristan dan ditemukannya kotak bekal seperti kemarin. Kali ini kotaknya berwarna hijau dengan tutup kream segi empat. Tak lama Tristan pun datang.
"Alfi!" teriaknya yang berdiri di ambang pintu kelas.
Alfi memasukkan kembali kotak itu ke dalam kolong meja Tristan. "Hei, Tristan," jawabnya setelah memasukkan kotak tersebut.
Tritan melangkah mendekati Alfi. Senyum lebar nan manis membuat wajah Tristan terlihat lebih fres. Dia langsung duduk di kursinya.
"Cie, cerah amat nih wajah. Ada bekal lagi tuh, Tan," ucapnya sembari pupilnya mengarah kolong meja Tristan.
"Benarkah?" Tristan langsung mengecek kolong mejanya. Benar kata Alfi. Hari ini dia diberi bekal lagi.
Tristan mengelurkan kotak itu. Hal pertama yang dia cari yaitu sticky note yang tertempel di tutup kotak.
Sudut bibirnya tertarik. Siapa kira penggemar rahasianya itu memberikannya bekal lagi. Kali ini ketas tempel itu ada dua. Tristan menarik keduanya.
Tristan membaca isi pesan pertama.
Karena Kakak menyukai nasi goreng buatanku. Aku membuatkannya lagi.
Setelah itu, lanjut ke pesan kedua.
Selamat menikmati.
Seperti biasa setelah membacanya Alfi menempelkan kertas berbentuk hati berwarna merah muda itu ke buku catatannya. Buku itu biasa dia gunakan untuk mencatat poin-poin penting saat guru menerangkan. Kali ini bercampur sticky note. Sticky note khusus di tempelkannya ke kertas bagian belakang agar tertata rapi dan mudah melihatnya.
***
Tristan membawa Alfi ke koperasi sekolah yang menjual makanan ringan. Selain makanan, di sana menjual berbagai macam alat tulis dan juga ada mesin photo copy.
Tristan berdiri di depan rak makanan dengan tangan kirinya di perut memegang siku kanan, sedangkan tangan kanannya menggaruk leher yang tidak gatal.
Alfi mengerutkan kening, memperhatiakan sahabatnya itu.
"Tan."
Tristan terkesiap spontan menoleh ke Alfi. "Eh ... iya. Ada apa, Fi?"
Alfi menghela napasnya lalu mengambil roti yang ada di depan Tristan. "Jangan kelamaan mikir. Buruan ambil makanan yang mau kamu beli, habis itu kita ke kelas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Sticky Note #teenfictproject
Teen FictionApa yang akan kamu lakukan jika pertama kali jatuh cinta? Deketin doi, caper, dipendem, atau marah-marah? Aya yang malu untuk berkenalan memilih jalan misterius dengan menjadi penggemar rahasia kakak kelas yang disukainya. Lewat bekal dan sticky not...