[07]. Surprize

2.4K 312 82
                                    


VOTE DULU IHHHH!!!!
































udah belom??
























Cahaya matahari pagi masuk melalui tirai yang aqila buka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cahaya matahari pagi masuk melalui tirai yang aqila buka.
Ia kemudian berjalan mendekat ke seseorang yang masih terbujur dengan selimut menguburnya.

"Renjun". Panggil aqila lembut, ia menggerakkan lengan pria itu hingga ia melenguh tanda terganggu.

"Renjun,  kamu harus bangun! Kita harus pulang sekarang!".

Mendengar lontaran aqila,  renjun membuka selimutnya mengarahkan tatapan tajam ke wanita yang berdiri di sebelahnya itu.

"Maksud kamu apa? Kita hanya menghabiskan satu malam. Aku bahkan belum menunjukkan surprize untukmu. Kenapa harus pulang?".
Tukas renjun.

Ia menaikkan nada bicaranya membuat aqila menciut karna mengingat ia sedang berbicara dengan malaikat pencabut nyawa.

Melihat gerak gerik aqila yang sepertinya takut, renjun kemudian bangun dari tidurnya.  Dia mengangkat dagu aqila agar gadis itu melihatnya.

"Aku terlalu kasar ya?"
"maaf".

Renjun tersenyum sebagai hidangan penutup kata manisnya tadi.

"Ok. kalau begitu kamu siap-siap. Kita sarapan setelah itu aku akan mengajakmu ke suatu tempat. Arraci?".

Renjun mengusap rambut aqila sebelum pergi menuju kamar mandi.

Ps: Tadi malam Renjun dan aqila beda kamar. Ok.

 Ok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kegelapan menyelimuti mata aqila.
Dia tidak dapat melihat apapun padahal cahaya matahari sangat terang saat ini. 

Bukan. Aqila bukanya buta,  tapi seutas kain merah menghalangi pupil matanya menangkap cahaya.

"Renjun, kita mau kemana sih?". Tanya aqila.
Renjun yang sedang menunjukkan arah,  sempat kesal karena sedari tadi aqila tidak henti bertanya.

My Psychopath X Huang Renjun 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang