11. [ KEDOK ]

58 11 0
                                    

Makasih yang udah baca dan vote💙


Happy Reading

💙



Diperjalanan menuju rumah Rain, Noah masih bungkam mulutnya seolah bisu. Tatapannya datar hanya fokus kejalanan raya.

Sampai didepan rumah Rain pun Noah tak membuka suaranya. Ia langsung saja melajukan ninja birunya dengan kecepatan tinggi yang meregang nyawa.

Rain berdiri kaku, ia meraup oksigen banyak-banyak dadanya terasa sesak melihat Noah seperti itu, badannya lemas tak bertenaga seperti biasanya.

Apa benar yang Agatha bilang? Ia sudah masuk kedalam pesona Noah dan sekarang rasa cinta itu sudah mulai hinggap dihatinya.

Rain masuk kedalam rumah dengan tak bersemangat. Dengan langkah gontai berjalan menuju kamarnya yang yang berada di lantai atas. Terlalu banyak kejutan hari ini. Sehingga otaknya terlalu lemot untuk menerimanya.

"MAU JADI JALANG?! " seperti kenangan pahit yang terulang kembali. Perkataan yang sudah lama tak didengarnya kini kembali, menambah sesak didadanya.

"Enak ya dianterin pulang sama cowok hasil ngerebut dari gue" sindir Ara menghentikan langkahnya. Rain masih diam untuk tidak terpancing, "Selangkah lagi aturan Noah tu sama gue tau gak! "

Rain bingung kenapa semua orang mengganggap Noah sebagai milik mereka. Kemarin di bully karna merebut dari Marsya sekarang oleh Ara. Padahal kan Rain tidak berbuat apa-apa. Noah sendiri yang mengklaim Rain sebagai miliknya. Yang Rain sendiri tidak tau kenapa Noah mengklaim dirinya.

"Wah ternyata bakat ibu sama anaknya sama ya. Sama-sama perebut! " ucap Ara yang masih menatap lurus acar tv.

Rain menghampiri Ara yang duduk di ruang tamu, "Maksudnya? "

Ara berdiri dari duduknya, menghadap ke Rain, "Lo itu perebut! kaya nyokap lo, yang nyoba rebut papa dari mama gue. Lo juga sama ngerebut Noah dari gue. kalo gak ada lo Noah itu sama gue. Bukan sama anak jalang kaya lo! " tegas Ara yang menunjuk wajah Rain dan tertawa mengejek.

"Gak usah bawa-bawa nyokap gue! "

"Kenapa? " sentak Ara tertawa nyaring, "Malu karna nyokap lo jalang? "

Plak

Tanpa segan Rain menampar pipi Ara. Hatinya sakit mendengar ucapan Ara. Luka lama yang ia coba obati kini kembali terbuka lebar. Mata Rain memanas tangannya gemetar karna menampar Ara.

Prang

Suara piring berjatuhan itu menggema mengisi suara di mansion ini.

"APA YANG KAMU LAKUKAN RAIN" teriak Aluna dari arah dapur dengan wajah yang merah padam.

Dengan langkah lebar Aluna menghampiri Rain dan

Plak

Aluna menampar kuat pipi Rain hingga sudut bibir itu robek. Bahkan Rain kehilangan keseimbangannya hingga mencium dinginnya lantai. Air bening itu meluncur bebas dipipinya. Sudut dibibirnya tak terasa apa-apa dibandingkan dengan hatinya yang seakan tertusuk ribuan pisau tak kasat mata.

"Dasar anak gak tau di untung! " Rain masih tetap diposisinya. Ia mendongak tak percaya kepada mamanya, ternyata kebaikan itu hanya kebohongan belaka. Ibu tiri yang jahat seperti cerita cinderella yang ia kira hanya dongeng sebelum tidur kini dialaminya sendiri.

RezultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang