14. [ DONOR DARAH ]

82 5 2
                                    

MAKASI YANG UDAH MAU BACA DAN VOTE 💙

MAAPKAN KALO ADA TYPO.


Happy Reading

💙

Rain bersembunyi di balik rumput tinggi yang berada di gedung belakang ini. Nafasnya tercekat ketika matanya melihat lima orang berjalan menuju ke arahnya.

"Cantik udah dong main petak umpetnya! " teriak Shaka yang berkeliaran di gedung belakang ini.

Mereka semua ingin tertawa sebenarnya. Dari awal mereka sudah melihat Rain yang gemetar di balik rumput tinggi itu.

"Aduh ayo dong keluar. Udah capek ni, "

Teriakan yang terus mencarinya itu membuat Rain gemetar. Apalagi nafasnya yang tersenggal-senggal dan jantungnya yang tak berirama itu membuat badannya lemas.

Kring... Kring... Kring

Suara nada dring dari ponsel Rain itu membuat lima orang itu menatap ke arah persembunyiannya. Memerankan akting yang baik, dengan pura-pura bahwa baru menemukan sang target.

Putra tertawa, "Ponsel lo ya? "

Mereka semua tertawa, langkah kakinya mendekat ke persembunyian Rain.

Rain buru-buru mengangkatnya, "No-ah"

"Halo cantik" sapa Gara yang sudah di depan Rain yang duduk jongkok.

"Gedung belakang. Awhhhh... " Gara menarik kuat tangan Rain hingga ponselnya mental entah kemana.

Plak

"Itu karna lo ngadu!"

Shaka mengunci pergerakan Rain dari belakang. Menghirup aroma Vanila yang menyeruak memenuhi rongga pernafasannya.

"Kita apain ni? "

"Bawa kabur dulu. Sebelum peliharaannya muncul" usul Putra.

"Icip dulu lah" Reno menyentuh pipi Rain.

Rain menolak di sentuh oleh Reno. "Lepas! " Rain berontak dengan menggerakkan badannya brutal.

Reno mencengkram pipi Rain. "Jangan gitu dong cantik. Nurut dulu"

"Dah lah bawa buat bos" perintah Gara yang sedari tadi hanya memperhatikan.

Shaka menggendong Rain seperti karung beras. Rain terus berontak menendang-nendang kakinya berutal dan memukul-mukul punggung Shaka dengan kuat.

"Lepas! "

"Turunin! "

Rain yang tidak kehabisan akal. Langsung menjambak rambut Shaka dan mengggit kuat leher Shaka.

"Awhhh" lehernya berdarah. Bahkan di gigi dan bibir Rain terlihat ada darah yang menempel.

Reflek Shaka melepas gendongannya dan memegang lehernya yang mengucur deras akibat gigitan Rain.

Rain terjatuh, keningnya terbentur tembok koridor kasar di pelataran kelas sepuluh.

"Anjing! " Noah berlari menerjang lima orang itu sekaligus. Seperti kesetanan Noah memukul mereka semua dengan mudahnya. Mereka yang belum siap menerima serangan Noah tumbang sangking kuatnya Noah memukul mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RezultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang