A Player & Innocent Girl

1.9K 174 76
                                    

Waktu itu.. Aku benar-benar terpesona oleh air matanya...

-A Player & Innocent girl-

*Plakk

Sebuah amparan mendarat mulus dipipi seorang pemuda tampan, yang juga seorang 'pemain' handal, Hwang Sinb

"Brengsek. Mati saja sana" maki seorang wanita yang menampar Sinb

Yap, Sinb baru saja diputuskan oleh kekasih *umm maaf, mantan kekasihnya yang ke... 1, 2, 3.. Ah entah yang ke berapa.

Lalu wanita itu pergi dengan air mata yang masih mengalir dipipi nya.

Sinb pun pergi dan menemui seorang temannya, mereka berencana bertemu usai Sinb putus dengan mantan kekasihnya.

"Aku sudah bosan dengan air mata wanita" ujar Sinb

"Padahal dia cantik" ujar teman Sinb, panggil saja Sowon

"Semua wanita yang ku kencani cantik-cantik kok" sahut Sinb santai sambil menyalakan rokok yang ia pegang

"Hahaa, kamu memang brengsek" canda Sowon

"Aku nggak mau dibilang brengsek sama cowok. Hahahaha" sahut Sinb menanggapi

"Kamu nggak mau serius mencintai seseorang?" tanya Sowon usai membuang asap rokok yang baru ia hisap

"Nggak" jawab Sinb Singkat "Seandainya serius, kalau bosan udah nggak bisa dibuang kan?" tambahnya

"I.. Iya juga sih. Tapi, cobalah jatuh cinta dulu" saran Sowon 'Saling mencintai satu sama lain itu, rasanya menyenangkan lho" tambahnya

"Hahhaha.. Memang aku anak SMA? Sekarang aku nggak butuh yang seperti tu. Mencicipi' makanan' yang belum pernah ku coba. Selagi mash muda, kita harus ganti-ganti 'makanan' setiap hari

"Aku hanya mengingat kan.. Hati-hati karma" ujar Sowon santai

***

Sinb tengah berada di dalam kereta menuju daerah rumahnya, tidak seperti biasanya, kali ini Sinb lebih banyak diam daripada menggoda wanita-wanita yang ada di dalam gerbong yang sama dengannya.

"Hati-hati karma"

Ucapan Sowon sukses membuatnya berpikir tentang sesuatu yang akan terjadi di masa depan atas apa yang ia lakukan di masa sekarang.

"Akhir-akhir ini aku merasa bosan. Minggu lalu juga ditampar" batinnya

Ia pun mengedarkan pandangannya ke seisi gerbong. Sinb menangkap pemandangan tak biasa.

"Wah.. Parah banget. Apa dia sudah biasa menangis di kereta?" batin Sinb bertanya-tanya usai melihat gadis dibangku sebrang tempat ia duduk menangis sambil mencoba menutupi bagian wajahnya.

>>

"Tapi, entah kenapa.. Aku nggak bisa melepaskan pandangan darinya kala itu" pikir Sinb termenung di kelasnya.

Pertemuan di kereta itu memberi kesan berbeda bagi Sinb. Ia penasaran dengan gadis yang ia lihat di kereta.
Lagi, ia edarkan pandangannya ke sekeliling kelas, merasa bosan dengan pikirannya yang terus dipenuhi gadis itu.

"Lho? Itu.. Cewek yang nangis dikereta? Satu kampus ya?" Sinb bermonolog usai menangkap sosok yang memenuhi pikirannya akhir-akhir ini

Sinb memperhatikannya dari belakang "Matanya sembab" batin Sinb

Kelaspun selesai. Para mahasiswa bersiap untuk meninggalkan kelas. Sinb masih dengan pandangannya yang tidak lepas dari gadis tersebut. Memperhatikan tiap kegiatannya, juga... Wajahnya yang polos tanpa riasan.

Season of Glass [The 1st Project]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang