My Heart Hurts

1.6K 146 119
                                    



Suasana pagi di hari minggu kali ini sungguh menyejukan. Lapangan yang luas sudah seperti lautan orang. banyaknya orang yang datang dari berbagai tempat hanya untuk menikmati waktu libur mereka, dan ada pula yang datang untuk mengikuti acara senam yang rutin di lakukan setiap weekend.

Sama halnya seperti seorang laki-laki yang sejak tadi terus menggoes sepedanya untuk mengelilingi lapangan, membuat peluh bercucuran pada pelipisnya. Bibirnya terus bergerak seperti mengucapkan kalimat-kalimat sesekali di sertai senyum tipis.

"Hwang..." laki-laki yang di panggil memutar kepalanya tanpa menghentikan laju sepedanya lalu mengangkat tangan kirinya. Seseorang yang memanggilnya memberi tahu untuk kembali melihat kedepan. Namun belum sempat melakukan itu laki-laki tersebut berhasil menabrak seseorang didepannya.

"akhhh...." Laki-laki tersebut dengan cepat membantu seseorang yang telah ia tabrak.

"maaf.. saya tak sengaja" laki-laki itu melihat lutut orang yang ia tabrak sedikit mengelurkan darah, lalu ia mendekat ke arah sepedanya dan megambil botol minum.

"maaf, saya benar-benar ceroboh" dengan perlahan ia membersihkan luka pada lutut orang tersebut dengan air dari botol.

"shhhh..."

"tahan sebentar" lalu tangannya bergerak merogoh tas kecil yang ia gunakan untuk mengambil plester.

"akhhh, jangan ditekan" setelah selesai memasangka plester, laki-laki itu mengulurkan tangannya untuk membantu orang tersebut berdiri.

"sekali lagi saya minta maaf" laki-laki itu menggaruk tengkuknya, sedangkan orang yang tertabrak tadi hanya terdiam menatap tajam laki-laki didepannya.

"makanya mas, kalo lagi naik sepeda jangan sambil lirik sana lirik sini"

"maaf sekali lagi mba"

Setelah mengatakan itu orang tersebut perjalan meninggalkan laki-laki yang menabraknya.

"hmmm, mba" laki-laki itu sedikit berlari untuk mengejar, lalu tangannya terulur.

"Hwang SinB, sekali lagi maaf untuk luka dilututnya"

Orang itu menatap wajah dan tangan SinB secara bergantian.

"Jung Yerin, iya tak apa. Lain kali lebih berhati-hati" SinB tersenyum saat mendengar perempuan tadi mengucapkan namanya. Lalu perempuan Jung melanjutkan langkahnya untuk bertemu dengan kekasihnya sedangkan SinB kembali ketempat sepedanya berada.

"Jung Yerin, nama yang indah" SinB tersenyum lalu kembali menggoes sepedanya dan mencari temannya yang tadi sempat Ia temui.

_______________

"SinB pulang" suara dari laki-laki 27 tahun itu mengundang teriakan dari lantai dua rumah.

"Hwang SinB, adikku tersayang..." SinB tersenyum saat melihat kakanya tengah berlari ke arahnya dengan senyum yang merekah.

SinB menangkap tubuh kakanya dalam pelukan, lalu mendatarkan satu kecupan di pipi.

"ingat jalan menuju rumah akhirnya putraku" SinB melepas pelukannya dari sang kaka dan berjalan mendekati wanita yang sudah melahirkannya ke dunia dan memberikan pelukan hangat pada sang Bunda.

"maafkan SinB baru sempat pulang" Nyonya Hwang hanya mengusap puncak kepalanya putranya, lalu acara berpelukan itu terhenti saat mendengar suara anak kecil yang memekik.

"paman SinB" SinB tersenyum saat melihat keponakannya berlari dari pintu belakang, bisa di lihat jika ia sedang bermain dengan tanah karena tangannya yang kotor dan beberapa tanah yang menempel di pipi dan tambut hitamnya.

Season of Glass [The 1st Project]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang