OSIS [2/3]

747 112 12
                                    

Seorang anak kecil menangis dipinggir jalan karena terjatuh. Tidak ada yang menolongnya karena tidak ada siapapun atau kendaraan yang berlalu disana, sampai ada seorang anak kecil lain yang  keluar dari gerbang rumahnya dan melihat ia terduduk dengan lutut yang berdarah. Anak itu menghampirinya,

" hey, jangan menangis. Itu tidak parah, tidak apa-apa " ucapnya menenangkan.

" benarkah? Aku takut, dimarahi oleh ayah " ucap anak kecil yang terluka itu.

Ia sedikit bingung, kenapa anak kecil yang terluka itu harus takut.

" tidak perlu takut, akan aku obati " ucapnya lalu tersenyum.

Anak kecil yang terluka itu langsung berhenti menangis. Ia langsung melepas tas yang digendongnya, mengeluarkan air mineral dan plester dari dalam tas nya. Dengan sangat telatennya untuk seumuran anak 7 tahun mengobati, ia sangat berhati-hati saat sesekali anak kecil yang terluka itu meringis kesakitan. Setelah selesai, dia langsung mengecup luka yang sudah diberi plester.

" ibu ku bilang, luka yang dikecup akan lebih cepat sembuh " ucapnya lalu tersenyum tulus.

Anak kecil yang terluka itu membalas senyumannya dengan tak kalah tulus. Lalu ia membantunya untuk berdiri.

" disini kamu rupanya, ayo masuk kedalam mobil, kita sudah harus berangkat " ucap laki-laki dewasa yang sepertinya itu ayah dari anak kecil yang menolongnya tadi.

Dia mengangguk, lalu kembali melihat kearah anak kecil yang terluka,

" aku akan menemui mu saat lukamu sudah sembuh, kita anak main lari-lari bersama " ucapnya semangat.

" EM! Aku akan menunggumu " balasnya.

Anak kecil itu langsung pergi setelah melambaikan tangan.

......

" baiklah anak-anak, sebelum memulai pelajaran, kita kedatangan murid baru, Yerin masuklah "

Yerin masuk kedalam kelasnya, ternyata dia disambut antusias oleh anak-anak dikelas.

" perkenalkan dirimu "

" selamat siang semuanya, namaku Jung Yerin, kalian bisa panggil aku yerin "

Yerin memberi salam kepada mereka dan begitu pula sebaliknya. Matanya langsung melihat kearah yuju sambil tersenyum. Matanya masih berkeliling dan kembali menemukan seseorang yang sudah membuatnya pingsan pagi ini. Sinb, yang menatapnya dengan datar.

" haruskah aku bertemu dia setiap hari? " gerutu yerin dalam hati.

" silahkan kamu duduk bersama yuju, yerin "

" ah.. Baik, terimakasih " sebelum duduk yerin memberi salam pada gurunya.

" baiklah kita akan memulai pelajarannya "

Pelajaran pun dimulai, yerin duduk tepat didepan sinb yang masih memperhatikannya sampai yerin duduk. Entah mendapat ide usil dari mana, sinb langsung memajukan badannya.

" pulang sekolah ikut aku ke ruang ketua osis, jika kamu mau ponsel mu kembali " bisik sinb ditelinga yerin.

Yerin hanya bisa diam, yuju yang tau sinb membisikan sesuatu kepada yerin langsung melihat kearah yerin dan menyenggol lengannya.

" apa yang dia bicarakan? " tanya yuju.

" tidak ada, orang seperti dia diamkan saja " ucap yerin pelan.

Setelah itu mereka fokus pada pembelajaran siang hari itu.
Jam menunjukan pukul 05.00
Bel pulang sekolah pun berbunyi, guru pun sudah menyudahi pembelajaran dikelas. Anak-anak membereskan buku-buku mereka dan memasukannya kedalam tas masing-masing. Sinb yang sedari tadi sudah beres, menunggu yerin yang dengan lambatnya membereskan buku-bukunya.

Season of Glass [The 1st Project]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang