[Empat]

3.2K 165 12
                                    

***

Aku butuh waktu untuk mengungkapkan semua yang disembunyikan. Namun, aku akan pelan-pelan memberi semua orang tentang "kita"

***

"Maaf... Papa ganggu, ya?" kata Lukman tersenyum, menatap kedua anak remaja itu. "Nggak kok, Pah. Pasti Papa butuh bantuan Elang. Rapatnya belum selesai?"

"Udah, cuma ada beberapa materi yang harus dikoreksi. Kamu mau bantu, kan?" kata Lukman.

"Pasti, Pah. Mana berkasnya? Biar Elang langsung benerin," kata Elang. Lukman langsung memberikan sebuah map yang berisi file pekerjaan.

"Bila, kamu jangan kemana-mana, ya? Soalnya tadi Matriks pulang duluan, katanya ada urusan." Lukman sekarang sudah duduk di samping gadis itu.

"Terus Bila pulang sama siapa nanti?" tanya Salshabila.

"Elang, tunggu dia sampai selesai. Om juga ada rapat lagi, jadi baik-baik di sini. Lang, jagain Bila. Jangan sampai dia pergi kemana-mana," kata Lukman, mengelus kepala Bila sebagai rasa sayang. "Iya, Pah,"

Lukman meninggalkan Elang dan Salshabila, lelaki paruh baya itu sepertinya tahu kalau dua anak itu butuh waktu berdua.

"Kak, aku mau nerusin penjelasan soal aku sama Kak Matriks," kata Salshabila, sembari menarik-narik ujung jaket milik Elang.

"Hn...." Jawaban singkat Elang, membuat Salshabila kesal. Ia seperti berbicara dengan patung. "Kakak sayang sama aku nggak, sih?"

"Hn." Lagi-lagi hanya suara itu yang terdengar dari mulut cowok dingin itu,"Oke fix, Kak Elang jahat sama aku!"

"Bil, jangan manja. Aku lagi ngerjain tugas kantor dulu, habis ini selesai kita bicara lagi," kata Elang, berusaha menenangkan gadisnya itu. "Tapi lama, Kak. Pasti sampai malam, keburu aku gabut di sini."

"Lo bisa tunggu sambil mainan ponsel atau nonton tv," balas Elang, tanpa menatap kekasihnya itu. Ia sudah fokus dengan berkas dan komputer.

"Ish... Nyebelin!" Salshabila bangkit, lalu berjalan keluar dari ruangan. "Mau kemana, Bil?"

"Ke kebun binatang biar aku banyak yang hibur," kata Salshabila, Elang yang mendengar itu ingin menahan gadis itu. Namun, ia teringat masih harus menyelesaikan laporan rapat milik perusahaan Papanya.

***

Salshabila sampai di sebuah taman yang tak jauh dari kantor Lima. Dia duduk di salah satu bangku, tanpa sadar di sebelahnya ada seorang cowok yang sedang tidur. Mata gadis itu memperhatikan cowok itu.

"Jam segini tidur, di tempat umum kayak gini lagi," gerutu Salshabila, membuat orang yang tertidur itu perlahan membuka mata.

"Tidur bikin kita sedikit melupakan masalah," balas cowok singkat, lalu menatap Salshabila dari atas sampai bawah.

"Kakak lagi banyak masalah, ya? Butuh bantuan?" Pertanyaan polos Salshabila membuat cowok itu sedikit tersenyum, "Nggak, gue udah terbiasa ngatasi masalah sendiri."

"Ya udah kalo gitu," kata Salshabila cemberut, namun ia masih menatap orang itu.

"Lagi ada masalah sama cowok lo, ya?" tanya cowok itu, membuat Salshabila terdiam. Akan tetapi, ia menatap wajah cowok itu lalu beralih ke arah seragamnya.

"Abyan Adyasta.P," kata Salshabila, sedang Abyan hanya menaikan satu alisnya. Ada gadis yang dengan lancang menyebut namanya.

"Asyfa Salshabila Putri, salam kenal, Kak," Gadis itu mengulurkan tangannya, dibalas dengan anggukan beserta senyuman oleh Abyan. "Salam kenal,"

"Lo kenapa ada di taman jam segini? Baru pulang sekolah?" tanya Abyan, memperhatikan gadis itu yang memakai baju biasa.

"Aku belum sekolah," kata Salshabila singkat, membuat Abyan bingung, "Maksudnya lo nggak sekolah? Kan udah besar masa belum sekolah, sih?"

"Maksudnya tuh aku bukan orang Jakarta, jadi belum mulai sekolah. Baru daftar, mulai berangkat sekolah minggu depan, Kak." Salshabila tersenyum, ia menyadari cowok di depannya bisa diajak bicara daripada Elang. Pacarnya. "Oh... Gitu,"

"Kakak sekolah di mana? Jauh nggak dari sini?" tanya Salshabila.

"SMA Sansa Mulia, nggak jauh dari sini," balas Abyan singkat.

"Oh... Kalo SMA Cakrawala di mana?" tanya Salshabila, memperhatikan sekitarnya.

"Cakrawala deket sekolah gue, di daerah sini emang banyak banget sekolah. SMA Sansa Mulia, SMA Rising Star, Alpha Destiny School, SMA Sky Dream, dan SMA Cakrawala." Abyan dengan bangga menyebut semua sekolah di daerah sekitarnya.

"Wah... Aku jadi nggak sabar buat sekolah di sini. Kata Tante Siska, nanti aku bakalan punya banyak temen," kata Salshabila, Abyan yang mendengar nama wanita paruh baya itu menaikan satu alisnya.

"Tante Siska? Mamanya Angkasa, Kak Elang sama Kak Matriks?" tanya Abyan.

"Iya. Kakak kenal mereka? Wah... Dunia emang sempit, ya." Senyuman manis Salshabila muncul kembali.

"Iya kenal," Abyan membalas singkat, ia mulai menyadari kalo gadis di depannya itu pasti ada hubungan dengan salah satu cowok dari keluarga Lukman.

"Jadi, Kakak kenal baik sama keluarga Om Lukman dong?" kata Salshabila semangat, Abyan hanya mengangguk, "kalo gitu aku boleh nanya sesuatu nggak, Kak?"

"Boleh. Pasti ada hubungannya sama salah satu anak Om Lukman, ya?" kata Abyan, memperhatikan raut wajah Salshabila.

Gue yakin cewek ini, pacar salah satu dari Angkasa, Kak Elang, atau Kak Matriks. Kalo diliat lebih cocok jadi pacar Kak Elang yang dingin kayak kulkas.

"Kak Elang itu orangnya gimana?" tanya Salshabila tersenyum, dengan raut sangat antusias.

Nah kan bener dugaan gue.

Saat Abyan akan menjawab pertanyaan gadis itu, tanpa sengaja matanya melihat kedatangan sosok cowok yang ia kenal.

"Hm...." Abyan sedikit memberi kode kepada Salshabila, bila di belakangan gadis itu ada orang yang sudah berdiri.

"Kenapa, Kak? Alis Kak Abyan hebat bisa naik satu kayak gitu," kata Salshabila, sedang Abyan sudah gemas gadis itu tak tahu kode yang ia berikan. "Jawab dong, Kak. Kak Elang itu gimana? Playboy nggak?"

"Hm...."

To be continue...

***

Hai... Ketemu lagi dengan Elang, Salshabila, dan Matriks.

Bab 4 kali ini, kalian ketemu bintang tamu ceritaku yang lain. Abyan Adyasta. Pasti udah pada kenal, kan?

Jangan lupa baca, vote, dan coment ya. Makasih...

Cilacap, 05 Juni 2020

Salam manis,

NunulChusnul





Love Story [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang