[Lima Belas]

1.9K 105 2
                                    

***

Aku ingin kamu bahagia, walaupun aku tidak selalu ada untukmu.

***

Pagi hari, Salshabila sudah rapi memakai seragam sekolah dan duduk di ruang makan. Senyumnya terbit seperti matahari yang cerah.

"Jangan lupa sarapan yang banyak ya, Bil," kata Siska, Salshabila mengangguk, "makasih Tante udah didaftarin aku satu sekolah sama Kak Angkasa dan Kak Elang,"

"Iya sama-sama. Tante pengen ada yang jagain kamu pas di sekolah, semoga aja mereka bisa jaga kamu dengan baik," balas Siska.

"Aamiin."

Terdengar suara langkah kaki dari tangga, ternyata Elang lah yang ada di sana, menuju meja makan. Salshabila yang melihat kekasihnya serasa jantungnya berdetak lebih kencang, bagaimana tidak ia melihat cowok itu sangat rapi dan sangat cocok menggunakan seragam selaras dengannya.

"Sarapan dulu, Lang. Habis itu baru berangkat," kata Siska, dibalas dengan anggukan dan senyuman. "Iya, Mah."

Cowok itu langsung duduk di salah satu kursi yang ada di sana. Tepatnya kursi yang berada tepat di depan Salshabila. Membuat gadis itu, semakin tidak konsentrasi.

"Pagi, Mah...." kata Angkasa, langsung duduk di kursi sebelah Salshabila, "pagi, Bil,"

"Pagi, Kak Angkasa." Salshabila menjawab sembari tersenyum.

"Jadi berangkat bareng gue, kan?" tanya Angkasa, dengan senyum sumringahnya. Cowok itu seperti sengaja mengatakan itu di depan Elang.

"Jadi," balas Salshabila singkat, ia sedikit melirik ke arah Elang yang tetap fokus dengan makanannya.

"Kalo gitu, habisin sarapan lo dulu. Gue mau sarapan, soalnya butuh tenang buat selalu ada di samping lo," kata Angkasa.

"Modus terus ya, Sa. Inget jagain benar-benar tuh anak orang," kata Matriks, yang baru sadar datang, lalu duduk di samping Elang.

"Pasti dong, gue bakalan jagain Bila dengan baik." Semangat Angkasa semakin membara, ia bahagia bisa dekat dengan Salshabila.

Salshabila hanya tersenyum, ia tak mau banyak berkomentar. Gadis itu sekarang hanya ingin menatap kekasihnya dalam waktu lama. Matriks tersenyum saat menyadari Salshabila sedari tadi memperhatikan Elang.

Lang, lo diliatin tuan puteri tuh. Nggak mau balas natap gitu, biar romantis, bisik Matriks, membuat Elang menoleh ke arah Kakaknya itu.

Matriks tahu, Elang sekarang memang masih dalam mode belum bisa memublikasikan hubungannya dengan Salshabila. Walaupun, ia belum tahu alasan pastinya.

Elang bangkit, lalu meletakkan piring dan sendoknya di wastafel. Mencuci piring sendiri, setelah itu cowok itu langsung pergi. Salshabila yang melihat kelakuan kekasihnya, hanya bisa menghela napas. Padahal, ia masih ingin menatap wajah cowok itu.

Lima menit kemudian, Angkasa dan Salshabila pergi sekolah. Dalam perjalanan Salshabila berusaha tersenyum. Meskipun, ia masih memikirkan sikap Elang. Ia berharap cowok itu, secepatnya bisa terang-terangan menunjukan hubungan yang sudah terjalin diantara dirinya dan Elang.

"Bil, nanti kalo butuh bantuan hubungi gue, ya?" kata Angkasa, mencoba mengajak Salshabila berbicara.

"Iya, Kak. Nanti pasti aku hubungin Kamu, di sekolah anaknya baik-baik kan?" tanya Salshabila random, membuat Angkasa tertawa. "Baik kok, Bil. Jangan takut mereka nggak mau temenan sama kamu, kalo nggak mau bilang ke gue aja,"

"Makasih, Kak."

"Hati-hati banyak cowok di Cakrawala," kata Angkasa terkekeh, "kamu termasuk nggak, Kak?"

Angkasa tersenyum, "Nggak dong, gue cowok baik dan kalem,"

"Masa? Aku nggak percaya, kalo dilihat dari muka Kak Angkasa, malah lebih ke muka playboy." Giliran Salshabila yang tertawa, membuat Angkasa gemas dan mencabut pipi cabi gadis di sampingnya itu.

Tidak butuh waktu lama, sekarang mereka sudah sampai di area SMA Cakrawala.

Mata Salshabila tanpa sengaja, melihat kedekatan orang yang ia kenal.

To be continue...

***

Hai... Ketemu Elang dan Salshabila lagi.

Gimana bab 15 ini?

Jangan lupa vote dan comentnya. Makasih...

Cilacap, 17 Juni 2020

Salam manis,

NunulChusnul

Love Story [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang