[Dua Puluh Empat]

1.8K 84 12
                                    

***

Melihatnya bersama orang lain, rasanya aku tak rela.

***

"Boleh nggak besok gue anter lo ke sekolah?" tanya Nathan, kepada Salshabila yang masih fokus dengan minumannya.

Salshabila terdiam sejenak, lalu ia tersenyum dan mengangguk. Tanda ia menyetujui permintaan mantan kekasihnya itu.

"Emang nggak ngerepotin kamu?" tanya Salshabila.

"Nggak sama sekali, santai aja. Gue malah takut ada yang marah gue deket sama lo lagi," kata Nathan.

"Kakak kok sering banget ke mall, sih? Lagi janjian sama cewek, ya?" kata Salshabila, sedikit menggoda Nathan.

"Iya. Kan cewek itu lo, Bil." Nathan menatap lewat gadis di depannya itu.

Salshabila tersipu malu, walaupun perasaannya sudah berubah terhadap Nathan. Namun, tetap saja ia bahagia ada yang memperhatikannya.

"Bisa aja sih, Kak."

"Jangan takut ketemu gue lagi ya, Bil?" kata Nathan.

Gadis itu mengangguk, "Maaf hubungan kita nggak bisa kayak dulu lagi,"

"Nggak apa-apa, yang penting kan kita udah balikan eh... Baikan maksud gue," kata Nathan.

"Kak, boleh nanya sesuatu nggak?" tanya Salshabila, Nathan tersenyum.

"Boleh banget," balas Nathan.

"Kalo cowok ngajak pacaran tapi backstreet, dia serius nggak sama kita?" kata Salshabila, membuat kening cowok itu berkerut.

"Tergantung alasan backstreet-nya apa?" kata Nathan, lalu ia terdiam,"siapa yang ngajakin lo berhubungan kayak gitu?"

"Kenapa mikir gitu, Kak? Bukan aku kok," kata Salshabila sedikit gugup, tapi berusaha santai.

Nathan tersenyum, melihat reaksi gadis di depannya itu. "Kalo bukan, lo nya jangan kayak maling lagi tertangkap basah gitu dong, Bil. Kan gue jadi makin curiga,"

"Susah kalo ngomong sama cowok." Salshabila mendengkus kesal, berusaha menatap ke arah makanannya lagi.

"Makan yang banyak, Bil. Oh ya... Sekarang lo tinggal di mana? Eh bentar, lo sekolah di Cakrawala? Kita satu sekolah dong," kata Nathan.

"Aku anak baru, hm... Tinggal di rumah Kak Matriks," balas Salshabila.

"Kebetulan banget, berarti lebih bagus dong," kata Nathan, "Kak Matriks yang Kakaknya Kak Elang sama Angkasa, kan? Jadi lo tinggal bareng mereka semua dong?"

"Iya, Kak."

"Sebenarnya gue juga nggak nyangka bisa sesekolah sama Kak Elang," kata Nathan.

"Oh ya... Kalian bukannya dulu pernah aku kenalin satu sama lain pas masih di Yogyakarta?" kata Salshabila.

"Iya. Karena itu kita saling kenal, dan dia peduli banget sama lo. Sampai dia--" kata Nathan, terdiam ia tidak jadi melanjutkan perkataannya.

"Kak Elang kenapa? Kalian pernah ketemu lagi setelah itu?" tanya Salshabila penasaran.

"Hm... Iya. Waktu itu Kak Elang pernah nemuin gue setelah kita putus. Tapi lo jangan bilang ke dia, ya?" kata Nathan.

"Kenapa gitu? Apa yang udah terjadi sama kalian?" kata Salshabila, curiga telah terjadi sesuatu diantara keduanya.

Nathan terdiam, ia nampak berpikir. Apakah dia perlu menceritakan kejadian yang sebenarnya atau tidak. Cowok itu, tadi hanya keceplosan. Dan sekarang, ia sudah terlanjur membuat mantan kekasihnya itu penasaran dengan pertemuannya dengan Elang.

"Hm... Intinya dia nggak terima lo gue sakiti. Dia mukul gue, kita saling pukul satu sama lain." Nathan menceritakan garis besarnya saja.

Salshabila sekarang ingat, ia pernah mengobati Elang ketika cowok itu ke rumahnya yang ada di Yogyakarta. Kejadian itu, setelah ia dan Nathan putus. Jadi, ini mungkin alasan sebenarnya mengapa saat itu Elang terluka.

Salshabila menghela napas, harusnya ia lebih peka dengan keadaan sekitar. Tidak mudah percaya dengan perkataan yang belum tentu benar. Dulu ia memang percaya bila Nathan menyelingkuhinya. Akibatnya, Elang tidak terima.

"Kalian berdua bodoh, dan lebih bodoh lagi aku."


To be continue....

***

Jangan lupa baca, vote dan coment ya. Makasih...

Cilacap, 28 Juni 2020

Salam manis,

NunulChusnul

Love Story [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang