[Sembilan Belas]

1.7K 90 6
                                    

***

Aku hanya ingin kamu, bukan yang lain. Namun, itu tidak akan mudah bersamamu untuk sekarang.

***

"Bila keliatan bahagia bisa jalan sama Angkasa," gerutu Elang, yang berada di luar minimarket memperhatikan Salshabila dan Angkasa.

Tiba-tiba ada yang menepuk bahu Elang.

"Cemburu ya, Kak? Ngapain harus ditutupi sih, Bila butuh kepastian hubungan lho," kata Seseorang tersenyum kepada Elang.

"Maksud lo apa?" kata Elang, masih terus berusaha mengelak soal hubungannya dengan Salshabila. "Ngelak aja terus, Kak. Hati-hati aja banyak orang yang akan mencoba merebut perhatian cewek lo maupun lo,"

"Sok tau banget sih, udah sana kumpul bareng temen geng lo," kata Elang, menatap cowok itu yang masih memakai seragam sekolah Sky Dream.

"Santai, Kak. Gue juga mau pergi kok, duluan ya.... " cowok itu melambaikan tangan.

Elang mendengkus kesal mendengar perkataan adik kelasnya saat SMP.

Cowok itu berbalik badan, lalu kembali menaiki motornya. Menyalakan mesin motor untuk ke kantor Papanya.

Tidak butuh waktu lama, akhirnya Elang sampai di kantor. Ia langsung membantu pekerjaan yang biasa ia tangani.

Ia mulai fokus mengerjakan laporan yang ada di komputer kantor. Saat sudah menatap benda itu, pasti ia akan mencoba fokus walaupun hatinya sedang tidak jelas.

"Ekhem... Badan lo emang di sini Lang. Tapi pikiran lo melayang mikirin Bila," kata Matriks, yang tiba-tiba sudah duduk di sebelah Elang.

Elang langsung sadar dari lamunannya, "Kak Matriks ngingetin aja. Bantuin gue dong, laporan itu lumayan rumit, Kak."

"Biasanya juga ngerjain sendiri dengan mudah. Pikiran lo lagi nggak fokus, makanya nggak bisa ngerjain laporan ini," kata Matriks menunjuk laporan yang ada di laptop.

"Angkasa beneran suka sama Bila ya, Kak? Keliatan serius banget pedekate nya." Elang menatap Matriks penasaran, cowok itu justru tersenyum. "Serius banget, Bila mungkin sangat menarik buat Angkasa. Tapi ya tergantung cewek lo itu nanggepinnya gimana. Kayaknya Bila terlalu polos sampai nggak sadar Angkasa serius deketin dia,"

"Publikasi status itu penting banget ya, Kak? Apa gue terlalu menutupi hubungan gue sama Bila?" tanya Elang, lagi-lagi membuat Matriks tersenyum. "Lo nggak sepenuhnya salah, cuma nanti lo harus kasih penjelasan kenapa harus nutupin status kalian,"

"Ada sesuatu yang emang bikin gue nggak bisa bilang ke umum tentang status gue sama Bila, Kak," kata Elang.

"Iya. Kalo gitu, lo harus nyari waktu yang tepat buat jelasin itu ke Bila. Dia juga butuh kepastian," kata Matriks.

"Iya pasti, Kak. Makasih udah mau dengerin curhatan gue," kata Elang. "Iya sama-sama."

"Oh ya... Kayaknya Bila cemburu banget sama kedekatan lo sama Auris," kata Matriks.

"Gue sama Auris nggak ada hubungan spesial jadi nggak usah khawatir. Kak Matriks kapan mau jujur ke Auris tentang perasaan Kakak," kata Elang.

"Gue butuh waktu yang tepat, apalagi kalian kan udah kelas dua belas, jadi gue nggak mau konsentrasi Auris," kata Matriks, Elang mengangguk paham kemana arah tujuan perkataan kakaknya itu.

"Gue siap bantuin lo, Kak. Bilang aja kalo mau nembak Auris, dia kan tipe cewek simple," kata Elang.

Matriks tersenyum, ia juga sudah paham betul sikap gadis yang ia sukai itu. Ia masih butuh waktu dan memantapkan hati untuk mengatakan perasaannya kepada Auris.

"Siap, sekarang lo fokus sama Bila aja, Lang," kata Matriks, menepuk bahu adiknya itu.

"Iya, Kak."




To be continue....

***

Hai... Ketemu lagi sama Elang dan Salshabila.

Gimana bab 19 ini?

Jangan lupa baca, vote dan coment ya. Makasih...

Cilacap, 21 Juni 2020

Salam manis,
NunulChusnul

Love Story [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang