[Tiga Puluh]

2.6K 88 3
                                    

***

Mungkin kamu dikirimkan untuk menjadi malaikat penolongku. Terima kasih, hanya itu yang bisa aku ucapkan untuk saat ini.

***

"Gue Billar. Salam kenal Asyifa Salshabila Putri." Billar tersenyum, menatap gadis itu. Manis. Cowok itu, tak bisa berhenti tersenyum saat menatap Salshabila.

Salshabila kaget saat mengetahui cowok itu menyebut nama lengkapnya.

"Sori... Gue tahu nama lo dari kartu pelajar ini. Sekali lagi maaf, karena udah buka barang pribadi lo," kata Billar, "soalnya lo semalem pingsan, gue coba nyari identitas cuma nemu itu. Hape lo mati."

"Makasih, Kak." Salshabila tersenyum kepada Billar, ia sempat berpikir buruk tentang Billar. Namun, ternyata cowok itu baik. Bahkan, menolongnya dengan suka rela.

"Iya sama-sama. Di makan dulu sarapannya, habis itu lo minum obat demamnya," kata Billar.

"Iya, Kak. Sekali lagi makasih," kata Salshabila.

"Dari tadi makasih terus, Tante sama Billar ikhlas bantuin kamu. Nanti kasih tau kamu tinggal di mana, ya? Biar nanti Tante kasih kabar ke mereka kamu ada di sini," kata Dila, membuat Salshabila terdiam. Ia tak ingin, lebih tepatnya sedang malas bertemu dengan Elang.

"Bila di sini dulu beberapa hari boleh, Tan?" kata Salshabila, dengan muka memelas.

Dila yang melihat raut wajah gadis itu, seperti dugaan Salshabila langsung luluh.

"Boleh. Tapi setidaknya kamu izin dulu sama keluarga, ya?" kata Dila, membuat Salshabila cemberut.

"Oke, Tante. Makasih...."

Salshabila terdiam, mungkin ia bisa memberitahu keberadaan kepada Matriks. Karena, cowok itu bisa ia andaikan untuk menjaga rahasia.

Gadis itu menyantap makanan yang sudah diberikan oleh Dila. Billar dengan setia memperhatikan serta menunggu Salshabila di sana.

"Maaf aku ngerepotin Kakak, nanti pasti aku balas kebaikan Kak Billar," kata Salshabila.

"Nggak apa-apa. Lo sekolah di Cakrawala, ya? Sekolah kita deketan lho," kata Billar.

"Emang Kakak sekolah di mana?" tanya Salshabila.

"SMA Sky Dream."

"Wah... Kapan-kapan bisa ketemuan, Kak. Jalan bareng juga," kata Salshabila.

Billar tersenyum, sembari terus memperhatikan gadis di depannya itu. Ia merasa memang pernah melihat Salshabila sebelumnya. Namun, ia lupa di mana. Yang ia rasa, wajah gadis itu familiar untuknya.

"Bil, lo asli Jakarta?" tanya Billar.

Salshabila menggelengkan kepalanya, "Bukan, Kak. Aku asli Yogyakarta. Cuma sekarang udah pindah sekolah di sini."

"Oh gitu. Lo sering ke Jakarta, nggak?" tanya Billar lagi, ia memang sangat penasaran dengan gadis di depannya itu.

"Jarang, Kak. Dulu aja waktu kecil sering bolak-balik Yogyakarta-Jakarta. Tapi pas udah masuk SMP aku jarang pergi ke luar kota."

"Gue kok ngerasa kayak pernah liat lo, ya? Padahal lo baru pindah kan?" kata Billar.

"Mungkin mukaku pasaran, Kak. Atau karena terlalu cantik kayak artis?" kata Salshabila sedikit mencoba bercanda.

"Bisa aja, sih."

"Oh iya, Kak. Hape-ku mana, ya? Soalnya, aku mau hubungin Kakakku buat minta izin tinggal di sini sementara," kata Salshabila.

"Bentar. Gue ambil, soalnya masih di charger." Billar bangkit, untuk mengambil ponsel gadis itu di kamar tamu.

Tidak butuh lama, cowok itu memberikan benda pipih milik gadis itu.

"Makasih, Kak."

Salshabila mengecek ponselnya, dan ia kaget saat banyak panggilan masuk dari Elang.

"Kak Elang ngapain sih pake acara mau telepon sebanyak ini?" kata Salshabila, Billar yang mendengar itu kaget. Ia langsung mengingat satu nama. Elang. Sahabatnya. Namun, sekarang persahabatan mereka sedang renggang.

"Lo kenal Elang? Anak SMA Cakrawala?" tanya Billar.

Salshabila mengangguk, "Iya, Kak."


To be continue....

***

Update lagi dong....

Gimana bab 30 ini?

Jangan lupa baca, vote dan coment ya. Makasih...

Cilacap, 05 Juli 2020

Salam manis,

NunulChusnul

Love Story [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang