O4 🌻 Menikmati Kejombloan

5.4K 275 3
                                    

Selamat Membaca
━━━━━━ • ✿ • ━━━━━

     SENYUM cerah terbit di wajah Khanza pada pagi hari ini. Ini hari Minggu dan Khanza bangun pagi, tidak seperti biasanya. Gadis yang usianya hampir genap dua puluh tahun itu memutuskan untuk me time guna menikmati akhir masa jomblonya sebelum lusa akan menikah dan resmi menjadi istri orang.

Selesai mandi dan berpakaian rapi, ia segera menuju ruang makan yang sudah diisi oleh orang tua dan kedua kakaknya.

"Pagi semua!!!" sapa nya ceria membuat mereka menoleh pada Khanza.

"Pagi juga. Tumben dek kamu bangun pagi?" tanya Hana, si sulung keluarga Vioranya.

"Hehehe...aku mau nikmatin masa jomblo sebelum nikah."

Alasan yang diberikan Khanza membuat mereka geleng-geleng kepala. Ada-ada saja kelakuan si bungsu ini.

"Mau kemana aja dek hari ini?" tanya Reza anak tengah keluarga Vioranya.

"Mungkin ke mall, salon, sama warung nya mang Upik," jawab Khanza.

"Ngapain ke warungnya mang Upik?" tanya Hana bingung.

"Adek mau nyerahin undangan. Kasihan kalau gak diundang," jawab Khanza sambil menunjukkan sebuah undangan pernikahan berwarna biru muda.

"Owh...kalau gitu kamu sarapan sekarang!" perintah Rizki, ayahnya.

Mereka berlima segera melanjutkan sarapan yang sempat tertunda.

———◼▪◼———

Khanza menginjakkan kakinya di mall Y6 yang terletak lumayan jauh dari rumahnya. Khanza segera menuju ke arah salon yang berada di dalan mall.

Me time's starting! Batinnya menjerit bahagia.  Senyum cerah masih saja tercetak di wajah cantik Khanza.

Khanza memulai perawatan dari rambut, wajah, sampai kulitnya. Sebenarnya ini perintah Maira, padahal besok dirimu juga akan kembali dilulur lagi oleh keluarganya.

Sebenarnya Khanza dan Elvan mau dipingit tapi mereka menolak keras karena Elvan bilang itu terlalu merepotkan dan Khanza yang memang malas untuk melihat calon suaminya ini walau hanya sekejap.

Saking nikmatnya perawatan, Khanza sampai tertidur. Khanza memang tipe cewek yang bakal mudah tidur kalau disentuh dengan lembut, atau lebih tepatnya dengan memberikan ketenangan lewat sentuhan.

Setelah hampir setengah hari ia pergi perawatan, ia memutuskan untuk pergi ke salah satu restoran favorit nya karena perutnya sudah demo minta diisi.

Fried Rice Restaurant adalah restoran favorit Khanza karena menjual berbagai macam menu nasi goreng. Khanza ini pecinta nasi goreng, lebih tepatnya maniak nasi goreng.

"Mau pesan apa, mbak?" tanya pelayan yang datang menghampiri Khanza.

"Emh...nasi goreng pentol sosis tanpa sayur dan pedas satu, minumnya jus alpukat satu."

Pelayan tadi mencatat pesanan dari Khanza, "Hanya ini, mbak? Tidak ada tambahan lain?" tanya nya.

"Itu aja, mbak."

"Pesanan ditunggu ya, mbak."

Khanza mengangguk lalu pelayan tadi segera pergi. Khanza memutuskan untuk memainkan ponsel saja.

Tak sampai sepuluh menit, makanan yang ia pesan sudah terhidang sempurna di hadapannya. Aroma wangi khas bumbu nasi goreng menyeruak masuk ke dalam indra penciumannya.

"Selamat menikmati," ucap pelayan sambil tersenyum ramah. Khanza ikut tersenyum dan mengucapkan terimakasih.

Saat ia akan menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutnya, tiba-tiba saja ada seseorang yang duduk tepat dihadapannya. Khanza mendongak dan senyum cerah hilang berganti dengan wajah kesal saat melihat siapa orang yang tanpa sengaja mengganggu makan siangnya.

"Ekhem...kamu tidak bilang kalau mau pergi ke sini juga." ucap Elvan. Ya, orang yang mengganggu makan siangnya adalah Elvan, calon suaminya.

"Saya gak mesti harus laporan dulu sama bapak kemanapun saya pergi." ucap Khanza dengan wajah dongkol.

"Untuk sekarang memang tidak, tapi setelah resmi menjadi nyonya Elvanio Putra mungkin kamu akan melakukannya setiap akan bepergian."

Lihat? Betapa menyebalkannya Tuan Elvanio Putra ini.

"Terserah," jawab Khanza pasrah.

Rencana yang sudah ia susun serapi mungkin malah hancur karena kedatangan manusia menyebalkan tak diinginkan ini.

Elvan melihat jam tangannya sebentar lalu kembali berdiri membuat Khanza ikut menatapnya.

"Saya duluan, masih ada urusan." bersamaan dengan itu Elvan segera berjalan keluar dengan gaya cool-nya.

Pergi dah sana, pergi aja. Gak perduli gue mah mau lo ada urusan sama manusia atau sama Allah sekalian, gue b aja.

━━━━━━ • ✿ • ━━━━━
To Be Continue

========
Saran dan kritiknya teman-teman. Kasih tau kalau ada typo ya.

Terimakasih sudah mau membaca ;)

Dosenku, SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang