O7 🌻 Pindah Rumah

6.4K 301 3
                                    

Selamat Membaca
━━━━━━ • ✿ • ━━━━━

     SEBAGAI seorang istri, Khanza hanya bisa mengikuti apa yang diinginkan oleh suaminya. Contoh saja pindah rumah, dan ia wajib mengikuti apa yang Elvan putuskan.

Sekarang Khanza sudah tiba di komplek perumahan Griya Asri bersama Elvan. Rumah mereka lumayan besar dari tetangga komplek ini.

Elvan membawa masuk koper miliknya tanpa melihat keadaan Khanza yang tampak kesusahan. Mata Khanza pun melotot saat melihat Elvan yang langsung meninggalkannya.

Baru sehari nikah aja udah bikin gue darah tinggi, apalagi kedepannya nanti. Mati muda gue. Batin Khanza kesal.

Mau tak mau dan bisa tak bisa, Khanza memaksa menggeret kopernya masuk. Saat sudah sampai di dalam, ia melihat Elvan yang sudah duduk manis di sofa. Khanza mendengus dan duduk di sofa seberang Elvan.

Elvan menatapnya dingin membuat Khanza bergidik ngeri. Apakah Elvan kesurupan? Yakali. Baru sampai masa langsung kesurupan sih.

"Kita gak akan pisah kamar ataupun pisah kasur karena kita sudah sah, kamu gak punya alasan untuk pisah kasur apalagi kamar. Kalau kamu tetap kekeh mau pisah kamar, saya laporin kamu ke ayah."

Mata Khanza membulat, ia menatap kaget ke arah Elvan, Sejak kapan gue mau pisah kasur apalagi kamar. Dikata sinetron kali ya pisah-pisah segala.

"Saya tidak mempermasalahkan tentang kasur, pak. Lagipula saya tidak keberatan harus tidur sama bapak, toh tadi malam juga tidur sekasur," jawab Khanza.

Memang benar tadi malam mereka tidur sekasur, ingat! Hanya tidur bukan yang lain.

Elvan mengangguk lalu mengangkat koper Khanza dan membawanya ke salah satu ruangan di lantai dua. Khanza mengekori Elvan supaya tau dimana kopernya diletakkan. Takut aja gitu malah dibuang lewat jendela.

Elvan berhenti di depan pintu kayu berwarna hitam dan membukanya. Ternyata di dalam adalah kamar mereka. Kamar yang dominan bercat putih dan biru tua tampak elegan dan berkelas walaupun tidak begitu luas.

Di dalam kamar juga terdapat kamar mandi. Kamar juga diisi oleh sebuah kasur kingsize, meja rias, meja kecil di samping kasur, lemari, dan rak buku mini gantung di dinding. Minimalis namun tampak berkelas.

Selesai mengamati kamar, Khanza memilih untuk menyusun bajunya ke dalam lemari. Di samping kopernya terdapat sebuah koper besar yang ia yakini milik Elvan.

Bajunya udah disusun belum? Kalau belum, apa mesti gue susunin? Pikir Khanza.

Khanza menoleh ke belakang dan melihat Elvan yang tengah berdiri menatap keluar jendela, "Pak, ini bajunya mau saya susunin?" tanya Khanza membuat Elvan menoleh.

"Iya, tolong susunkan baju saya." jawaban singkat dari Elvan segera Khanza lakukan.

Tapi seketika pipinya memerah, ia lupa kalau Elvan bukan hanya membawa baju saja, tapi juga dalaman. Ia melihat celana dalam milik pria yang sudah sah menjadi suaminya kemarin. Buru-buru Khanza memasukkan benda 'keramat' itu ke dalam lemari.

Selesai berberes baju, Khanza menaruh kedua koper mereka di atas lemari, tentunya dibantu oleh Elvan.

"Kamu lapar? Saya mau order makanan," ucap Elvan membuat Khanza yang sedang menyapu kamar menoleh.

"Kenapa gak masak sendiri aja?" tanya Khanza.

"Saya mana bisa masak." jawaban Elvan membuat Khanza memutar bola matanya malas.

"Terus bapak pikir saya gak bisa masak gitu? Bapak mau makan apa, biar saya masakin." Khanza menaruh sapu dan melihat ke arah Elvan yang menatapnya dengan tatapan dingin sekaligus tak percaya.

"Bilang aja, pak. Gak bakal saya campurin sianida apalagi racun, kok."

Elvan akhirnya membuka ponsel dan melihatkan ke arah Khanza. Khanza mengernyit beberapa saat sampai dia tersenyum, "Oalah si bapak mau makan soto lamongan toh. Yaudah saya buatkan, ini mah mudah pak. Asal ada bahannya aja. Tapi kita kan belum belanja bulanan."

Elvan menghela napas, "Yasudah, saya order aja. Perut saya sudah terlalu lapar."

Saat Khanza melihat apa yang Elvan pesan, ia malah mencibir, "Tadi mau soto lamongan, kok malah order pizza sama burger?"

"Ya kan untuk hari ini pizza sama burger, kalau besok baru soto lamongan. Kamu yang buat, awas saja kalau tidak enak."

━━━━━━ • ✿ • ━━━━━━
To Be Continue

=====================
Maaf banget ya saya lama up nya. Btw kasih tau kalau ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat.

Terimakasih sudah mau membaca ;)

Dosenku, SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang