Selamat Membaca
━━━━━━ • ✿ • ━━━━━━KHANZA baru saja menyelesaikan kelas keduanya siang hari ini. Gadis itu menuju ke kantin kampus untuk sekedar mengisi perut.
Saat baru saja duduk di salah satu bangku, ponselnya berbunyi menandakan ada pesan masuk. Khanza segera membaca pesan tersebut.
Dosen Galak
| Assalamualaikum, Khanza.
| Selesai kelas, tolong langsung ke
ruangan saya.Waalaikumsalam, pak |
Tapi saya sedang di kantin sekarang |• • •
Ia memutuskan untuk menaruh lagi ponsel nya setelah membalas pesan dari Elvan alias suami sekaligus dosennya.
Tapi tak selang beberapa detik, ponsel tersebut kembali bergetar dan membuat Khanza mengenyampingkan niat yang ingin memesan makanan.
Dosen Galak : nanti saja...(1)
Dosen Galak
New massage
| nanti saja makannya, cepat ke ruangan
saya. Kalau dalam waktu 5 menit
kamu belum datang, saya akan
membawa kamu secara paksa dari sana.• • •
Khanza berdecak sebal. Punya dosen gini banget sih, batinnya kesal.
Ia segera pergi ke ruangan Elvan yang terletak tak jauh dari kantin. Rencana makan siang pun harus batal karena Elvan. Huft...sabar aja kalau gini mah.
Khanza membuka pintu ruangan Elvan dengan wajah cemberut saat sudah sampai. Elvan pun terkejut saat ada yang membuka pintu ruangan nya secara tiba-tiba tanpa mengetok terlebih dahulu.
"Kenapa tidak mengetok pintu dulu?" tanya Elvan pada Khanza yang baru saja duduk di sofa ruangannya.
Khanz berdecak dan mengalihkan tatapannya pada Elvan, "Perlu saya ulangi lagi masuknya?" tanya Khanza dengan wajah masam.
"Tidak perlu."
Setelahnya tidak ada lagi pembicaraan yang keluar dari mulut mereka. Elvan fokus memeriksa beberapa tugas mahasiswa nya sedangkan Khanza memainkan ponselnya.
"Pak," panggil Khanza.
"Hm.."
"Pak!"
"Hmm.."
"PAK!"
"Ada apa? Kenapa kamu berteriak? Ini ruangan saya bukan hutan sehingga kamu bisa berteriak seenaknya!" sembur Elvan membuat Khanza semakin kesal.
GUE RELA-RELAIN GAK MAKAN SIANG, PAS SAMPAI SINI MALAH KENA SEMBUR. INGIN KU BERKATA KASAR!!
"Yang bilang ini hutan juga siapa? Lagian bapak saya panggil malah cuma ham hem aja, mau jadi personil baru di Sabyan Gambus?!" tanya Khanza tak santai. Maklum, lagi ada tamu bulanan.
"Kenapa kamu jadi marah?" dahi Elvan berkerut bingung.
"Emang gak boleh? Lagian saya ngorbanin makan siang cuma buat ke ruangan bapak aja. Sampai sini malah gak dihiraukan!" Khanza menatap tajam pada Elvan yang memasang wajah bingung.