03. Birthday

138 9 0
                                    

"Aku terlambat!"

Samuel merutuki Josephine. Wanita tersebut menyita sebagian waktunya untuk mencurahkan apa yang dia rasakan. Hubungan mereka berakhir sejak Josephine membantu membawa keempat bayinya. Dari awal mereka memang lebih pantas berteman.

Dia berencana datang satu jam lebih awal, tapi tiba-tiba Josephine datang ke apartemennya dan memaksa untuk mendengar curahan hatinya. Selama satu jam lima belas menit wanita tersebut menangis tersedu, menceritakan Harry Brown, mantan kekasih barunya.

Josephine dikenal sangat dingin dan ambisius, teman artisnya juga sedikit, tapi kenalannya bukan main. Meskipun begitu, Josephine adalah model yang berbakat. Inner beauty-nya bisa keluar saat menghadapi publik. Menurut Samuel, Josephine adalah wanita ter-absurd yang pernah dia temui.

******

"Astaga! Kemana saja kau?! Anakmu sudah menunggu." ujar Rosaline panik, begitu melihat Samuel dia sedikit lega.

"Sorry, mom. Josephine menyita banyak waktu."

"Berterimakasihlah pada Johan. Dia mengulur waktu dengan salam pembuka dari para kolega."

"Ya, dia pintar, kuakui." ujar Samuel malas.

Rosaline berdecak.

Dia melihat keempat cucunya asik bermain dengan tabel huruf yang ia berikan. Rosaline tertawa kecil, Samuel melarang untuk mencecoki anaknya dengan segala hal yang belum sesuai usia mereka. Tapi Rosaline bersikeras membeli tabel huruf tersebut.

"Astaga, mom. Singkirkan tabel huruf itu dari anakku!"

"Apa salahnya? Mereka juga akan belajar itu nanti."

Samuel merebut tabel huruf tersebut, lalu menggantinya dengan boneka kecil berbentuk donat.

"Ya, nanti. Bukan sekarang."

Oliver Anderson, suami Rosaline sekaligus ayah Samuel sedang berdiri menatap tajam sang istri dan putranya.

"Apa-apaan ini?"

"Kau pulang? Kukira kau tidak akan menghadiri acara ulang tahunku." ujar Rosaline kaget.

"Bagaimana bisa aku melewatkan ulang tahun istriku."

Rosaline tersenyum. Rambut ungunya berkibar terkena angin. FYI, acara mereka outdoor. Samuel heran, kenapa diusia Ibunya yang menginjak lima puluh tahun bisa mewarnai rambutnya dengan warna aneh. Sangat mencolok.

Wanita di sekitarnya memang selalu memiliki warna rambut yang dimacam-macam. Kakaknya mewarnai rambut menjadi biru.

"Semua sudah jelas, 'kan? Aku memiliki anak dan akan merawatnya."

"Hei! Jangan gunakan tanganmu disini, oke, darling? Lihatlah, cucu kita sangat lucu."

Rosaline berusaha menenangkan keadaan saat Oliver akan melayangkan tinjunya. Wanita lima puluh tahun tersebut mengedip kearah Samuel, memberi tanda bahwa semuanya akan baik-baik saja hingga acara selesai.

Setelah itu Samuel harus rela dipukul atas kesalahannya.

Acara berlangsung dengan baik. Respon orang-orang saat dia memperkenalkan anaknya sangat baik, walau mereka terkejut dan akan membicarakannya dibelakang. Tapi siapa peduli, selama itu tidak menggangu hidupnya, bukan masalah besar. Lagipula keluarga mereka sering mendapat cibiran, terutama karena Ibunya bekerja di dunia entertainment.

"Selamat malam, Mr. Anderson. Lama tidak melihat Anda." sapa seorang pria paruh baya, usianya mungkin sekitar lima puluh dua tahun.

"Selamat malam, Mr. Franklin. Belakangan ini saya sibuk mengurus anak-anak."

Good PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang