04. Sick

130 11 2
                                    

Hari yang indah. Matahari bersinar tanpa malu, Samuel sedang menikmati semilir udara pagi yang sejuk. Anak-anaknya sedang berjemur bersama baby sitter baru mereka.

Setelah pesta usai dan Oliver kembali ke Zurich, kakak perempuannya pulang untuk mengunjungi Rosaline. Untuk Samuel, itu adalah mimpi buruk kedua. Keponakannya sangat aktif dan jahil, membuat kesabaran Samuel selalu teruji tiap kali mereka bertemu.

Seperti saat ini, Samuel tahu keponakannya memasukkan pepper ke dalam teh. Maka dari itu dia tidak menyentuh minumannya sama sekali. Sang nenek nampaknya biasa saja dengan rasa aneh perpaduan pepper dan teh.

"Jack, berhenti menjahili pamanmu." peringat sang Ibu-Anna Houston.

"Aku tidak melakukan apa-apa, mama." ujar Jack.

"Sudahlah, Anna. Black pepper dengan teh hijau tidak begitu buruk." ujar Rosaline sambil menutup majalahnya, lalu mengusap kepala Jack.

"Mom terlalu memanjakannya. Lihatlah wajah Samuel, keruh seperti bathtub di kamar nanny Kenzie." ujar Anna. Perumpamaannya sangat tepat. Bathtub di kamar pengasuh anak sudah lama tidak dibersihkan, karena lama tidak terjamah.

"Aku baik-baik saja. Tapi teh dengan lada hitam tentu bukan seleraku, kak."

Tom, suami Anna duduk disebelah Samuel. Dia ikut mengamati anak adik iparnya yang sedang bermain.

"Anak-anak sangat manis, bukan?" celetuk Tom.

Samuel spontan mengangguk, setuju dengan pertanyaan Tom.

"Kau harus cepat menemukan Ibu mereka. Pertumbuhan seorang anak tidak akan pernah terasa lambat bagi orang tua mereka."

Suasana bising dari Rosaline dan Anna, kini berubah hening. Mereka fokus pada pembicaraan Samuel dan Tom, menantikan apa jawaban Samuel nanti.

"Aku sudah menemukan Ibu mereka."

"Benarkah?"

Rosaline dan Anna sama-sama terkejut, mereka mengajukan pertanyaan yang sama. Sedangkan Tom tersenyum melihat kesergapan adik iparnya. Merasa ini bukan obrolan untuk anak seusianya, Jack memutuskan bermain dengan sepupu-sepupunya. Mungkin mengajari mereka beberapa trick jahil.

"Dia datang ke pesta ulang tahun mom," lanjut Samuel.

"Kenapa kau membiarkannya pergi?"

"Karena aku tidak mau memaksanya."

"Astaga, Samuel. Anakmu membutuhkannya! Persetan dia mau atau tidak, wanita itu harus tanggung jawab!" ujar Anna berapi-api.

"Keluarganya tidak tahu dia hamil. Kau pikir aku bisa menghancurkan hidup seorang wanita untuk yang kedua kalinya? Percayalah, aku akan membuatnya datang kemari sebagai Ibu anak-anakku."

Anna baru akan menyerukan bantahannya, tapi tertunda karena Jack berteriak histeris di ruang tengah.

"Apa yang sebenarnya dia kerjakan?" gumam Anna. Disusul oleh Tom, mereka menghampiri Jack diruang tengah.

Sekarang hanya ada Rosaline dan Samuel. Rosaline menuangkan teh baru yang dibawa pelayan, rasa teh hijau dengan black pepper lama-lama aneh.

"Samuel, Mom yakin apa yang kau lakukan benar. Tapi kakakmu juga benar, Agatha tidak bisa melupakan tanggung jawabnya sebagai seorang Ibu."

******

Satu bulan kemudian...

Jari lentik Rosaline mengelus pelan punggung Samuel, menangkan anaknya dari segala kemungkinan buruk yang akan menimpa sang cucu. Sean-putra kedua Samuel sedang sakit. Tubuhnya demam tinggi.

Good PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang