14. Plan

101 5 2
                                    

Samuel menatap kecewa pintu apartemennya. Dia gagal membawa Grey Moon kembali, bahkan bertemu saja tidak. Dia malah harus berhadapan dengan penanggung jawab galeri Grey Moon yang seramnya mirip dengan Rosaline saat sedang marah.

Dia pikir membawa Grey Moon akan kembali. Bahkan dengan sombongnya dia hanya tidak mencari tahu lebih dalam tentang Grey Moon. Dia hanya berpikir bahwa Grey Moon adalah gadis kaya biasa yang besar dalam kemewahan kedua orang tuanya.

Anak-anaknya sudah tertidur. Baby sitter mereka sudah pulang sejak dua jam yang lalu, jadi Johan yang datang menunggu mereka sampai Samuel datang. Johan sedang membuat kopi di dapur, menemani lemburnya malam ini.

"Astaga! Kau membuatku kaget."

"Maaf. Apa mereka merepotkan?" tanya Samuel sambil mengelus Aaron.

"Tidak sama sekali."

"Thanks." ujarnya saat Johan menyodorkan segelas kopi.

"Kau menemui Grey Moon?" tanya Johan sambil menatap layar laptopnya.

"Tidak, tapi aku bertemu orang-orang di galerinya."

"Kedengarannya dia bukan wanita yang mudah ditemui seperti bayanganmu."

"Aku salah mengira. Johan, carilah semua tentang Grey Moon. Aku harus segera menemuinya."

"Sam, kenapa kau sangat ingin menemui Grey Moon? Kau sendiri tahu, anak-anakmu bisa hidup tanpa sosok ibu asli mereka, walau nantinya mereka pasti akan bertanya siapa ibu mereka dan kenapa meninggalkan mereka. Kau juga bukan orang dengan banyak waktu luang yang punya waktu menjelajahi hutan sepanjang hari."

"Jo, jika aku egois, maka sebutlah begitu. Aku hanya ingin menghilangkan egois ini, aku bisa hidup tanpa Grey Moon, merawat anak-anakku sendiri. Tapi mereka? Mereka tidak bisa, Jo."

Johan terkekeh.

"Kau sudah dewasa, huh?" ejek Johan.

"Saat kau menikah dan memiliki anak, barulah kau akan mengerti, Jo." ujar Samuel.

Dia mengambil segelas wiski. Sudah lama dia tidak minum alkohol. Johan bisa melihat keseriusan tertangkap dalam mata Samuel. Rupanya pria itu benar-benar berjanji untuk membawa Grey Moon pulang.

"Sam, berhentilah mengejar Grey Moon. Dia sudah memenuhi tanggung jawabnya."

Samuel berbalik, menatap Johan.

"Dia belum, Jo. Tanggung jawab orang tua tidak akan pernah selesai."

"Kau jadi bijak sekarang? Baca ini."

Samuel membacanya.

"Bukan hal besar. Jika Grey Moon menolak ku, dia harusnya tidak bisa menolak anak-anak."

"Aku tahu rencanamu. Grey Moon bukan orang bodoh, Sam. Mari segera hentikan ini dan lepaskan mereka."

"Mereka?"

"Grey Moon dan anak-anaknya."

Samuel terkekeh. Dia memainkan gelas wiski ditangannya, sambil menatap ramainya New York malam ini.

"Kau benar. Mari segera hentikan ini," gumam Samuel.

Senyum setannya terbit, "...lalu mari kita sajikan main course untuk Agatha Eleanor Wilson.

******

"Nyonya, ini laporan yang Anda minta tadi pagi."

"Terima kasih, A."

"Pleasure, ma'am."

"A."

"Yes, ma'am?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Good PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang