Ella tak berhenti menangis dari tadi pagi. Samuel sangat khawatir karena tubuhnya demam. Karena itu lah, hari ini dia akan pergi ke dokter. Tadi pagi saat dia ingin membawa Ella sendiri ke dokter, tiga saudaranya menangis ditinggal bersama baby sitter mereka.
Itu rencana awal Samuel.
Dia menyadari bahwa rumah sakit tidak baik untuk anaknya. Takut-takut ada penyakit menjangkit anaknya, karena kekebalan tubuh putra putrinya belum begitu kuat.
Akhirnya dia memanggil dokter ke apartemennya.
"Bagaimana, dok?" tanya Samuel khawatir.
"Putri Anda baik-baik saja. Demamnya mungkin disebabkan karena suasana tempat tinggal baru. Saya dengar selama ini putra putri Anda sering tinggal bersama neneknya?"
Samuel mengangguk.
"Suasana hijau seperti rumah Mrs. Anderson sangat baik untuk pertumbuhan anak-anak seperti mereka. Anak-anak hanya beradaptasi disini, jadi tidak masalah," jelas dokter itu. "Kalau masih demam tinggi, silahkan hubungi saya."
"Tentu, terima kasih, dok."
Dokter itu mengangguk lalu tersenyum.
Dia melihat Ella sedang tidur disebelah kakak-kakaknya. Karena sudah siang dan dia juga tidak mungkin meninggalkan anak-anaknya untuk pergi ke kantor, Samuel bolos kerja hari ini.
"Tuan, ada kiriman lukisan dari M. Gallery."
Samuel tidak ingat dia membeli sebuah lukisan. Dia bahkan tidak pernah mendengar nama galeri tersebut.
"Taruh saja disitu, terima kasih."
Setelah itu dia sibuk dengan pekerjaannya. Hingga waktu menunjukkan pukul empat sore. Samuel mengecek temperatur Ella, sudah turun. Dia bernapas lega.
Dia melupakan kiriman dari M. Gallery.
.
.
.
.
.
.
T B C
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Papa
RomanceSamuel Anderson, pria dua puluh sembilan tahun yang harus menerima kenyataan bahwa dia adalah seorang ayah. Selama dua puluh sembilan tahun hidup, Samuel tidak pernah memiliki keinginan untuk menikah. Dia suka hidup dalam kebebasan, tanpa ikatan per...