10. Mencari

57 5 0
                                    

"Thanks, Michael." ujar Anna lembut sambil menerima segelas teh yang Michael bawakan.

Michael duduk dihadapan Anna. Hari ini temannya itu datang berkunjung. Tidak biasanya Anna datang langsung kantornya. Pasti ada hal penting yang wanita itu ingin agar dia lakukan.

Dengan anggukan pelan Michael menjawab pernyataan terima kasih Anna.

"Langsung saja, Ann. Tiffany akan pulang sebentar lagi." ujar Michael.

Anna meletakkan cangkir tehnya. Tiffany adalah istri Michael. Anna sering menyebutnya 'Jewelry' karena dia rasa nama istri Michael mirip dengan toko perhiasan. Memang, Tiffany adalah berlian bagi Michael, sangat indah. Sifat Tiffany yang tidak Anna sukai adalah, wanita itu pencemburu berat.

"Kau masih bersama wanita itu? Kukira kabar perceraianmu dengannya bulan lalu benar-benar fakta."

"Well, Tiffany melihatku pergi bersama Gerard, jadi kurasa wajar baginya untuk cemburu."

Anna diam.

Dia mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Sebuah map coklat. Michael mengerutkan keningnya, menjadi seorang kepercayaan Anna memang tidak mudah. Wanita itu dengan tingkat kekepoannya yang diatas rata-rata, selalu saja meminta untuk dicarikan data aneh-aneh.

Seperti bulan lalu, bagaimana cara berjalan putri keluarga Williams yang dikenal suka berpesta. Bagi Michael, mencari hal seperti itu tidak berguna. Dia kira bekerja kepada Anna bisa menantang adrenalinnya.

"Cari Agatha Eleanor Wilson."

Michael memutar bola matanya malas, "Please, Ann. Kau aktif dalam berbagai acara,"

"Apa hubungannya?"

"Kau benar-benar tidak tahu?"

"Kalau aku tahu, aku tidak akan menghabiskan waktu dengan datang kenari." ujar Anna datar.

Michael menghela napas. Sepertinya Anna benar-benar tidak tahu. Dia permisi sebentar untuk mengambil beberapa barang yang menurutnya bisa membantu Anna dalam mencari Agatha Eleanor Wilson. Tanpa diberitahu, Michael menyadari bahwa Anna sedang mencari wanita tersebut.

Tak berapa lama, dia kembali lagi. Kali ini dengan beberapa kertas.

"Ini. Agatha Eleanor Wilson tidak memiliki pekerjaan. Dia hidup dengan uang kedua orang tuanya sampai tiga bulan yang lalu. Sempat menghilang selama satu tahun, lalu kembali lagi. Semua uang yang dia sumbangkan itu hasil warisan sang nenek."

Merasa Anna masih kurang puas, Michael melanjutkan penjelasannya.

"Panggilannya Agatha dilingkungan keluarga. Tapi dia sering dipanggil Eleanor Wilson oleh badan amal. Tidak memiliki catatan kriminal, laporan medisnya lima tahun yang lalu dia memiliki PCOS. Usianya dua puluh lima tahun sekarang, lulus kuliah jurusan bisnis di universitas ternama Australia. Berhenti menjadi model sejak usia sepuluh tahun, tidak ada berita kontroversi sampai saat ini tentangnya."

"Memang apa yang ingin media liput darinya? Hidupnya seperti anak orang kaya pada umumnya."

"Dia berbeda, Anna. Eleanor Wilson berhenti menjadi model dan memutuskan hengkang dari dunia entertainment disaat karirnya sedang panas."

"Bukankah itu hal biasa? I mean, bisa saja kedua orang tuanya merasa dia masih terlalu kecil untuk menghadapi media."

"Yang menjadi sorotan publik adalah neneknya. Maria White, nenek Eleanor."

"Maria White? Wanita yang menikah lima kali itu?"

"Ya, setiap pernikahannya selalu disorot oleh publik karena sangat mewah. Pekerjaannya hanya menghabiskan uang warisan kedua orang tuanya karena dia anak tunggal. Hidup menjadi sosialita, menikah lima kali, perokok dan peminum berat. Dia meninggal sepuluh tahun yang lalu di kediamannya. Seluruh hartanya diwariskan kepada sang cucu, Agatha Eleanor Wilson."

"Kenapa? Bukankah dia memiliki putra?"

"Ya, putra sahnya ada delapan, dari ayah yang berbeda tapi ibu sama. Tapi Eleanor banyak membantu Maria, entah apa bantuannya."

"Jadi dia pengangguran kaya?"

Michael mengangguk.

"Dia jarang tersorot kamera, tapi publik mengetahui nama dan rupanya. Artikel mengenai dirinya muncul terakhir beberapa bulan yang lalu."

Anna membaca artikel yang diberikan oleh Michael, "Eleanor Wilson Kembali Lagi?"

"Ya. Diketahui sejak dua bulan yang lalu Eleanor Wilson kembali bekerja untuk model majalah ternama. Mungkin dia juga akan memakai koleksi musim panas tahun ini."

"Pertemukan aku dengannya."

"Itu sulit, Anna. Mendapatkan data dirinya saja tidak semudah yang dibayangkan."

"Ayolah, Michael! Dia pengangguran, memang jadwal apa yang harus dia penuhi?"

"Eleanor Wilson bukan pengangguran yang tidak memiliki jadwal dalam kesehariannya, Anna. Dia suka menghabiskan waktu di galeri seni milik Maria White."

"Kalau begitu antar aku kesana."

"Galeri itu hanya bisa dimasuki oleh tamu khusus mereka."

"Cara menjadi tamu mereka?"

"Entahlah. Ada tiga cara bertemu dengannya. Jika kau menerima paket berisi lukisan bunga tulip, itu berarti Eleanor menganggap mu sebagai teman, jika mendapat lukisan bunga daisy dia menganggapmu sebagai saudara, jika lukisan mawar merah, itu berarti kau cintanya sekaligus keluarganya."

"Jadi...kita harus menunggu kiriman lukisan jika ingin bertemu dengannya?"

"Eleanor Wilson selalu tahu siapa yang ingin bertemu dengannya."

******

Anna pulang dengan putus asa. Ternyata wanita yang adiknya hamili tidak mudah untuk ditemui. Menurutnya tidak masuk akal harus menunggu kiriman lukisan untuk bertemu dengan sesama manusia. Lagipula, darimana Eleanor tahu bahwa akan ada yang ingin bertemu dengannya.
"Hey? Ada apa, hm?" tanya Tom setelah melihat istrinya lesu.

Anna menjatuhkan tubuhnya kearah Tom, dia seakan tidak lagi memiliki tenaga untuk sekedar menempatkan tubuhnya.

"Aku menemui Michael,"

"Kau masih mencari wanita yang Samuel hamili?"

Anna mengangguk, "Tentu saja. Tapi dia bukan wanita yang mudah."

"Mudah saja untuk bertemu dengan Agatha. Kau hanya perlu menunggu kiriman lukisan darinya."

"Kau tahu hal itu?"

"Ya, keluarga kami sudah bekerja sama dengan Agatha beberapa tahun belakangan ini."

"Agatha bekerja?"

"Tidak, dia menghabiskan masa kecil dan remajanya bersama Maria White."

"Lalu darimana sumber kekayaannya? Dia hidup dengan uang kedua orang tua dan warisan neneknya?"

"Tentu saja tidak, Anna. Setelah uang dari neneknya berpindah kepada dia, Agatha langsung menyumbangkan dua pertiga jumlahnya ke panti asuhan. Sedangkan uang orang tuanya sudah berhenti sejak dia lulus kuliah."

"Jadi dia mendapat uang darimana?"

"Masih ada satu pertiga uang warisan neneknya, tapi itu mungkin tidak cukup untuk biaya hidupnya."

"Lalu dia bekerja di club?"

"Sepertinya tidak begitu. Agatha dibesarkan secara hati-hati, jadi kecil kemungkinan dia menjual diri untuk uang."

"Kenapa kau memanggilnya Agatha? Hanya keluarganya yang memanggil dia seperti itu."

"Aku mendapat kiriman bunga darinya, bunga daisy kuning."




.

.

.

.

.

.

T B C

Good PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang