Usia anak-anak sudah hampir satu tahun, kurang beberapa bulan lagi, itulah yang Samuel rasakan. Si sulung menjaga saudara-saudaranya dengan baik, terutama si bungsu yang memang harus selalu mereka lindungi. Kemarin karena lalai membersihkan baby box Ella, seorang baby sitter dipecat Samuel dan kini dia harus mendapat yang baru.
Saat itu Damien menahan tubuh Ella yang akan ditidurkan, lalu barulah sang baby sitter sadar bahwa baby box-nya basah. Popok Ella mungkin bocor. Mendengar penuturan dari si baby sitter, Samuel bangga pada anak-anaknya. Mereka bisa melindungi yang pantas dilindungi.
Hari ini pria itu berencana membawa mereka ke rumah orang tuanya. Rosaline sudah pulang dan mendesak ingin bertemu cucu-cucunya. Karena ini hari Jum'at dan Samuel tidak memiliki jadwal penting di kantor, akhirnya dia mengiyakan permintaan sang Ibu.
Untuk yang kesekian kalinya Samuel bolak-balik mengecek kelengkapan barang untuk anak-anaknya. Karena dia hanya sendiri merawat empat bayi, sementara mencari baby sitter baru, Samuel harus minta bantuan pada Johan.
Charles kemarin sudah menawarkan bantuan, karena dia tak sengaja mendengar Samuel menerima telepon dari sang Ibu. Tentu kalian tahu jawaban Samuel, tidak. Johan menjadi option keduanya jika para baby sitter sedang libur atau tidak ada.
Charles?
Pria itu tidak pernah ada dalam urutan orang yang menjaga anaknya.
Memastikan semuanya sudah siap dan Johan sudah datang, Samuel pergi ke rumah orang tuanya. Sambil menikmati segelas kopi yang Johan bawakan, Samuel mengecek beberapa surel penting. Setiap pagi, kebiasaan itulah yang tak bisa dia abaikan.
Sesekali Samuel juga mengecek apa anaknya dibelakang sana baik-baik saja. Dia selalu mengecek tiap lima menit, membuat Johan jengah sendiri melihatnya.
"Sam, aku harus pergi ke Bangkok besok." ujar Johan. Matanya masih fokus pada jalanan.
"Aku tidak ingat ada hal yang harus kau selesaikan di Bangkok,"
"Tidak ada. Aku hanya akan mengambil cuti dua minggu."
Tanpa dijelaskan lagi, Samuel mengerti. Dia mengangguk memperbolehkan Johan cuti mulai besok, "Ah, I see."
Masih lama perjalanan menuju rumah kedua orang tuanya. Untungnya hari ini tidak ada kemacetan di New York, jadi mereka bisa lebih menghemat waktu.
******
"Damien, Sean, Aaron, Ella!" teriak Rosaline. Tata krama yang diajarkan Ibunya dulu tiba-tiba meluap hilang saat melihat keberadaan cucu-cucu lucunya tersebut.
Rosaline sedari kecil di didik agar menjadi gadis anggun yang tahu apa itu sopan santun dan bisa melakukannya. Tidak boleh berteriak, postur tubuh selalu sempurna, anggun, memegang cangkir teh, cara melipat kaki, dan masih banyak lagi. Hal itu selalu menjadi santapan belajar manners Rosaline saat masih belia dulu.
Damien tampak menurut dicium oleh Rosaline, tapi Aaron berusaha menghindari bersentuhan dengan bibir tipis Rosaline. Terkadang wanita paruh baya itu berpikir, kenapa sifat Aaron harus menurun dari Samuel.
Yang paling semangat disini adalah Ella dan Sean. Mereka berdua sudah excited begitu mendengar kata 'Granny'. Panggilan itu Rosaline sendiri yang minta, dia ingin membuat suasana hangat antara cucu-cucunya.
Lihatlah mereka berdua, tersenyum lebar sambil bertepuk tangan. Kemampuan baru yang Samuel juga tahu tadi pagi. Dengan bersamaan, Rosaline menggendong dua bayi mungil tadi. Samuel menggendong Damien dan Aaron sambil mengikuti sang Ibu ke halaman belakang rumah.
Disana sudah ada sajian sarapan, juga tempat duduk untuk anak-anaknya. Sepertinya Rosaline sudah banyak mempersiapkan hal untuk kedatangan mereka.
Sambil memotong buah apelnya, Rosaline menatap cucu-cucunya.
"Sepertinya mereka tumbuh dengan baik." ujar Rosaline setelah menyuap sepotong apel.
Dengan jusnya, Samuel mengangguk setuju. Rosaline selalu tidak suka jika anaknya mengonsumsi kafein di pagi hari. Dia lebih suka jus atau air putih sebagai teman sarapannya. Berbeda dengan Samuel dan Anna.
Samuel suka sebuah french toast dengan kopi hitam di pagi hari. Sedangkan Anna suka red wine dan potato gratin. Menurut Samuel, selera Anna lebih pantas disebut makan malam.
"Kudengar kemarin Anna mengancam mu,"
"Darimana mom tahu?"
"Tentu saja Anna, dia menggerutu saat jadwal mom sedang padat."
"Wanita itu memang selalu seenaknya." gumam Samuel sebal.
"Kau tahu putri keluarga Jacob sedang mencari pasangan."
"Darimana mom tahu? Rebecca Jacob?"
"Ya, Rebecca Jacob. Wanita yang dulu pernah membakar jasmu dengan rokoknya."
Rosaline memilih mengabaikan pertanyaan pertama Samuel.
"
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Papa
RomanceSamuel Anderson, pria dua puluh sembilan tahun yang harus menerima kenyataan bahwa dia adalah seorang ayah. Selama dua puluh sembilan tahun hidup, Samuel tidak pernah memiliki keinginan untuk menikah. Dia suka hidup dalam kebebasan, tanpa ikatan per...