12. Something

60 5 0
                                    

"Agatha, kau yakin tidak mau menemui Sam?" tanya Anna, lagi. Mereka sudah menghabiskan tiga jam untuk mendengar cerita Agatha. Tom juga sudah ijin pulang lebih awal karena Anna tampak sangat membutuhkannya.

Agatha mengangguk pelan, sangat pelan lagi sampai tidak terlihat gestur anggukannya. Dia sudah memakai topi dan kacamatanya, sehingga orang pasti tidak bisa melihat wajah Agatha selain bibir berwarna nude-nya.

"Aku akan segera menemuinya," ujar Agatha. Suaranya halus lagi dengan vokal tepat seperti yang Anna dengar pertama kali. "...aku selalu menyayangi anakku, aku tidak berniat membuang mereka atau kabur dari tugasku."

Setelah itu, Agatha meninggalkan mereka. Anna sekarang mengerti kenapa Samuel tidak mau membawa wanita itu pulang. Dari cerita Agatha, dia menceritakan sudah bertemu Samuel beberapa bulan yang lalu. Setelah empat bayi ditinggalkan tepat di depan pintu apartemen, Samuel langsung mencari secara diam-diam siapa yang meninggalkannya.

Butuh waktu cukup lama untuk mencari Agatha, tapi tidak cukup lama seperti yang Samuel duga. Wanita itu sengaja tidak mempersulit pencarian Samuel, dia mengekspos semuanya pada Samuel.

******

"Agatha wanita yang anggun, bagaimana dia bisa terjebak hubungan dengan Sam?" gumam Anna di dalam mobil.

Tom menoleh sekilas, lalu mengenggam tangan Anna dengan sebelah tangannya. Dia mengusap punggung tangan Anna, berusaha membuat Anna terlupa dengan masalah Samuel.

"Sudahlah, Agatha tidak pernah mengingkari ucapannya. Entah kapan, dia pasti akan menemui adikmu."

"Kau sepertinya tahu banyak tentang Agatha." sindir Anna. Dia menjadi lebih sensitif belakangan.

"Tentu saja, kami hampir dijodohkan jika aku tidak bertemu denganmu saat itu."

"By the way, Tom, siapa Fred Collins?"

"Dia pria spesial Agatha, setiap bulan dia mengirim uang untuk Agatha."

"Lalu uang yang dia sumbangkan?"

"Berapa kali kau menanyakan itu, hm?"

"Tidak, Agatha masih aktif beberapa tahun belakangan. Sedangkan neneknya meninggal sudah lumayan lama. Dia juga langsung menyumbangkan dua pertiga harta neneknya. Itu berarti dia masih memiliki satu pertiganya, kecil kemungkinan Agatha menyumbangkan semua warisan neneknya."

"Kau benar. Agatha bekerja pada keluarga Collins. Sejak tiga tahun belakangan hubungan Agatha dengan kedua orang tuanya tidak begitu baik, jadi dia bekerja pada keluarga Collins agar uang bulanannya berhenti."

"Kenapa keluarga Collins? Dia bisa meneruskan menjadi model."

"Kau terlalu banyak pertanyaan, Anna. Waktu yang akan menjawabnya."

Anna mengerucutkan bibirnya, kesal.

"Satu pertanyaan lagi, ya?" mohon Anna dengan puppy eyes yang tidak akan pernah Tom tolak.

"Terakhir, oke?"

Anna mengangguk semangat, "Kenapa Agatha menganggap kita keluarga?"

"Pertanyaanmu bukannya sudah jelas? Agatha menjalin hubungan denganku, kami sudah bertunangan. Lalu aku bertemu denganmu dan Agatha mengetahuinya. Dia membatalkan pernikahan kami dan pergi tanpa kabar."

"Jujur saja, Tom. Dari awal kau tahu bahwa wanita itu Agatha, 'kan?" selidik Anna.

Tom diam sebentar, lalu terkekeh. Istrinya selalu saja peka terhadap hal disekitarnya. Anna adalah salah satu wanita terpeka yang dia temui. Awalnya pria itu mengira bahwa semua wanita peka, tapi pandangannya berubah saat bertemu Agatha.

"Agatha tidak suka bersembunyi. Orang hanya suka melupakan Agatha, karena dia mimpi buruk bagi setiap orang."

"Apa maksudmu?" tanya Anna heran. Tom melantur tidak jelas. Mana mungkin wanita selembut dan sehormat Agatha menjadi mimpi buruk bagi orang-orang.

"Anna, Agatha tidak akan pernah menyentuh kita, karena kita adalah keluarganya. Tapi dia mungkin menyentuh orang diluar kita. Berhati-hatilah dengannya."

******

"Jack?" panggil Anna. Dia membawa beberapa camilan untuk anaknya.

"Yes, mama?"

"Kau bisa membuat susu, 'kan? Tolong buatkan satu untuk mama. Mama akan istirahat sebentar."

Jack mengangguk.

Anna membaca beberapa arsip yang pernah dia minta pada Michael. Tertera nama Agatha Eleanor Wilson disana. Nama yang pernah membuatnya hampir tertabrak.

Sebenarnya itu bukan hal besar, toh dia selamat. Tapi Anna tidak bisa melupakan rupa Agatha. Wanita itu terlihat lembut diluar, tapi buas di dalam. Sulit mendeskripsikan sifat Agatha.

Isi arsip itu berbeda dengan apa yang Michael bacakan. Ada perbedaan di tempat tinggal dan hubungan keluarganya. Michael bukan orang lalai yang akan memberikan tugas tanpa mengeceknya terlebih dahulu, sebaliknya, Michael adalah seorang perfectionist. Semua pekerjaannya dipastikan sebisa mungkin tidak ada kekurangan sedikitpun.

Suara ketukan pintu terdengar. Sontak Anna meletakkan arsip itu lagi. Jack sudah datang dengan segelas susu dan sepiring cookies untuk Anna.

"Ini, mama. Aku belajar membuat cookies tadi." ujar Jack.

Jack bisa menjadi jahil terkadang, tapi penurut diwaktu yang lain. Anna cukup bahagia saat ini. Mendapat suami dan anak yang baik.







.

.

.

.

.

.

T B C

Good PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang