Anna berjalan lesu setelah keluar dari ruangan dokter kandungan. Hari ini jadwalnya melakukan pemeriksaan rutin. Bayinya baik-baik saja dan sehat, tapi Anna kehilangan mood bagusnya saat Tom tidak bisa menemani pemeriksaan hari ini.
Jadilah Ibu hamil itu hanya pergi sendirian. Hari ini Anna merasa ingin pasta dari restoran kesukaannya. Karena belum makan siang, Anna memutuskan untuk makan disana.
Sepanjang perjalanan wanita itu hanya menggeram kesal karena Tom mengabaikan teleponnya. Pekerjaan Tom tidak sesibuk Samuel, tapi juga tidak selega Oliver. Biasanya pria itu akan selalu menyempatkan waktu untuk meleponnya di jam makan siang atau saat senggang setelah rapat.
Kini, sepanjang pagi Anna menunggu panggilan ataupun pesan dari sang suami, tidak ada satupun. Tanpa sadar pula Anna mengebut di jalanan.
Setelah berkendara selama kurang lebih dually puluh menit, Anna sampai di restoran kesukaannya. Setelah duduk, Anna membaca sebentar menu-menunya.
"Ravioli and cannoli. Thank you."
Setelah memesan, Anna hanya menulis beberapa hal tentang kehamilannya kali ini. Lalu beralih mengecek ponselnya, dimana masih tidak ada pesan ataupun panggilan dari Tom.
Makanan datang.
Anna hanya ingin fokus makan tanpa memikirkan rasa kesalnya terhadap Tom. Menunggu adalah hal yang Anna tidak suka.
Setelah selesai menyantap makan siangnya. Anna diam sebentar sambil mengedarkan pandangannya. Disana, tak jauh dari tempatnya duduk ada seorang wanita sedang makan. Sepertinya makan siang, di hadapannya ada Tom.
Sontak Anna membulatkan matanya. Tom makan bersama wanita dan mengabaikannya sepanjang hari. Bisa Anna lihat, wanita itu memakai topi yang menutupi setengah wajahnya. Tapi pakaiannya sangat elegan, membuat Anna yang hanya memakai pakaian seadanya bingung.
Tom tidak suka wanita anggun.
Dengan langkah lebar, Anna menghampiri meja Tom. Dia menepuk pelan bahu Tom, lalu tersenyum manis.
"Menikmati makan siang Anda, Tuan?"
"Anna?"
Reaksi Tom membuat Anna berdecih. Pria itu seolah-olah tak berada dalam situasi canggung saat ini. Kepergok makan siang dengan wanita lain disaat istrinya tidak bisa berhenti menunggu kabar darinya.
"Istrimu, Tom?" tanya wanita itu. Alunan suaranya begitu lembut dengan vokal sempurna, menurut Anna.
"Ya, erm, dia Anna."
"Siapa dia, Tom?" tanya Anna dengan mata memicing.
Tom menatap sebentar wanita itu, kepalanya mengangguk pelan. Sangat pelan hingga seperti tak terlihat.
"Dia Agatha Eleanor Wilson."
Wanita itu melepas topi dan kacamatanya. Sepasang mata hijau menatapnya dengan tegas. Sekilas wajahnya sangat mirip dengan Ella. Ella versi dewasa. Mungkin Ella akan menjadi seperti itu dalam dua puluh tahun kedepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Papa
RomanceSamuel Anderson, pria dua puluh sembilan tahun yang harus menerima kenyataan bahwa dia adalah seorang ayah. Selama dua puluh sembilan tahun hidup, Samuel tidak pernah memiliki keinginan untuk menikah. Dia suka hidup dalam kebebasan, tanpa ikatan per...