Empat

185 40 19
                                    


"Saya mendengar bahwa kemarin kalian baru saja mengalami penculikan."

Urata, Shima, Sakata, dan Senra saling melirik satu sama lain, mereka terlalu bingung dengan apa yang terjadi disini.

Beberapa menit yang lalu Nanamori selaku dewan siswa datang menemui mereka dan meminta mereka berempat untuk menghadap kepala akademi di ruangannya. Tentu saja tanpa banyak bicara mereka segera pergi menemui kepala akademi dan disinilah mereka sekarang, mendengarkan perkataan kepala akademi yang sama sekali tidak begitu penting.

"Pak kepala! Sepertinya informasi yang bapak dapatkan itu sedikit salah, yang jadi korban penculikan hanya saya." Urata memutuskan untuk membenarkan informasi yang salah itu. Dia hanya ingin pergi dari sini secepat mungkin.

Lagipula untuk apa mereka membahas kejadian kemarin? (Baca: Akademi Sihir-Pertarungan) Bukankah kejadian itu sudah diselesaikan sepenuhnya oleh dewan pilar sihir. Urata sama sekali tidak mengerti.

Kepala akademi tertawa kecil, sontak hal tersebut membuat Urata, Shima, Sakata, dan juga Senra yang berdiri dihadapan pria yang menjabat sebagai kepala akademi itu sedikit merasa terkejut dan takut?

Kepala akademi menghentikan tawanya kala melihat wajah keempat anak muridnya itu. "Maaf jika saya mengejutkan kalian." Pria tua itu menangkupkan kedua tangannya diatas meja, terlihat serius. "Karena kejadian kemarin, saya berniat untuk mempercepat misi yang saya berikan kepada kalian." Katanya.

Semua yang ada diruangan itu sangat terkejut mendengarnya. Bukankah seharusnya terbalik ya? Kenapa malah dipercepat? Kenapa tidak diperlambat saja atau dibatalkan saja? Ini aneh.

"Nande? Kami semua sama sekali tidak mengerti, tolong jelaskan agar kami bisa memahaminya!" Shima menatap kepala akademi dengan tatapan memohon.

Kepala akademi menghembuskan nafas beratnya. "Karena kejadian kemarin, dewan pilar sihir mendapat tugas baru dari pihak akademi. Saya tidak bisa memberitahu rinciannya. Dan lagi saya mendapat laporan bahwa kematian di kota itu semakin bertambah dua kali lipat dari sebelumnya. Oleh karena itu pihak akademi memutuskan untuk mempercepat misi ini. Lagipula dewan pilar sihir yang seharusnya melatih kalian sebelum menjalankan misi ini sedang dalam misi lain. Jadi mereka tidak dapat memberikan pelatihan."

"Daripada waktu kalian terbuang percuma, lebih baik jika kalian pergi untuk menjalankan misi inikan? Apa kalian tidak ingin menyelamatkan penduduk kota yang ada disana? Ini merupakan pembelajaran yang cukup bagus untuk kalian berempat yang belum pernah menjalankan misi apapun. Kalian tahukan, bahwa seluruh siswa yang ada di akademi sihir ini pada akhirnya akan menjalani tes akhir kelulusan dan tes itu adalah menjalankan sebuah misi yang disesuaikan dengan siswa tersebut. Anggap saja ini sebagai pelatihan."

Penjelasan kepala akademi itu langsung bisa dipahami oleh ketiganya kecuali Sakata yang hanya mengerti sebagian saja.

"Kami mengerti."

Kepala akademi tersenyum, "pihak akademi sudah menyiapkan semuanya, besok kalian hanya tinggal berangkat saja."

"Arigatou gozaimasu." Mereka berempat menunduk sembilan puluh derajat kepada kepala akademi. Itu adalah sebagai ungkapan terima kasih karena pihak akademi telah mempersiapkan keperluan mereka untuk misi yang akan mereka jalani.

"Semoga beruntung wahai anak muda." Ucap kepala akademi, saat keempat muridnya itu pergi meninggalkan ruangannya.

※AS※

Pemuda bersurai brunette itu menatap tumpukan kertas yang ada di meja kerjanya itu dengan kesal. Padahal sekarang ia tidak punya banyak waktu untuk mengerjakan pekerjaan seperti ini. Ada hal penting yang harus ia lakukan.

Akademi Sihir -Misi di Kota Kematian- [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang