bagian 17

2.9K 202 15
                                    

Belum genap seminggu leo memasuki sekolah itu dia sudah di angkat menjadi wakil ketua osis dan tentu saja Nara tidak setuju akan hal itu, jika leo menjadi wakil ketos tentu saja cowok itu terus berada dalam pandangan Nara

Brakkk..

Nara membanting pintu kepala sekolah dengan kuat emosi sedang menguasai dirinya sekarang

"Di mana sopan santun mu Nara!!" teriak kepsek atau paman Nara itu yg notebane nya adalah ayah leo

"Kenapa anda menjadikan leo menjadi wakil saya! Padahal dia saja belum genap seminggu bersekolah di sini!" Nara berusaha untuk memendam emosi nya

"lama tidaknya dia bersekolah di sini itu tidak penting yang penting adalah potensinya, budi pekerti dan sopan santunnya terhadap guru, orang tua dan teman-temannya"

"sedangkan dirimu, tidak cocok menjadi ketua osis di sekolah ini lihatlah dirimu sendiri bahkan sopan santun pun tidak ada" Ucap Kepala sekolah dengan santai

"Sebelum menilai seseorang lihatlah dulu dirimu sendiri, anda bahkan tidak cocok duduk di kursi itu hanya karena kakek berbaik hati padamu sehingga dia memberikan mu posisi ini kalau bukan kakek mungkin papaku yang berada di kursi itu sekarang" ucap Nara sambil tersenyum meremehkan lalu berjalan keluar dari ruangan itu

"AAAARRRGGGHHHH... SIAL!!! " teriak Willy setelah melihat kepergian Nara

.
.
.
.
.

Nara berjalan menaiki tangga dengan tergesa ketika sampai di tempat tujuannya Nara menutup pintu dengan kuat hingga pintu itu menutup sempurna. Disinilah Nara di rooftop, hanya dengan melihat langit yang dipenuhi awan-awan mampu membuatnya tenang sebenarnya rooftop ditutup untuk para murid hanya saja dengan kuasanya menjadi ketos dia dapat mengakses tempat di mana pun yang ada di sekolah ini
Nara tengah berpikir sambil memejamkan matanya menikmati angin yang menerpa lembut permukaan kulitnya, Nara kembali membuka matanya saat bayang-bayang masa lalu kembali menghantui nya itulah yang coba Nara hindari selama ini masa-masa kelam yang tidak ingin diingatnya malah ia ingat kembali hanya dengan melihat wajah leo

Flashback

Nara dan Leo,hubungan mereka berdua seperti saudara kandung jika sedang bersama karena kedekatan mereka berdua itu dikarenakan Nara dan leo sudah bersama sejak mereka masih balita juga karena mereka berdua merupakan anak tunggal jadi mereka lebih sering menghabiskan waktu bersama bahkan leo menjaga Nara seperti seorang kakak yang menjaga adiknya. Namun hubungan itu hancur ketika mereka sudah memasuki sekolah menengah pertama di mana pada saat itu anak-anak seusia mereka sudah mulai mengenal kata pubertas dan hal itu terjadi oleh leo dan Nara pada saat itu ada teman sekelas leo yang menyukai Nara akhirnya anak itu pun pergi ke kelas Nara dan menyatakan perasaannya tapi leo yang melihat itu langsung memukul teman sekelasnya dia tidak mau laki-laki seperti itu memacari Nara dan hal itu tidak hanya sekali terjadi bahkan hal itu sudah berkali-kali terjadi tapi leo tetap menolak orang yang ingin menjadi pacar Nara entah itu menolak secara baik atau pun kasar. Nara yang sudah bosan akan hal itu mencoba berbicara pada leo agar jangan terlalu posesif padanya sebab dia sudah besar dan bisa menjaga dirinya sendiri tapi leo yang mendengar hal itu tentu saja tidak terima dia merasa Nara masih tanggung jawabnya

"leo gue bukan anak kecil lagi jadi stop perlakuin gue layaknya anak kecil"

"tapi lo tanggung jawab gue nar.. Sebagai kakak yang baik gue gak mau adik gue disakitin orang"

"ingat kita bukan saudara kandung!"

Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Nara tentu saja memancing emosi leo
Leo menarik Nara menuju ke gudang di sekolahan mereka dan mengunci Nara di sana, di gudang yang gelap dan berdebu.

"sebaiknya lo gak ngulang kata-kata itu lagi Nar.. Karena gue gak suka gue bisa lakuin lebih dari ini asal lo tau, jadi pikiran baik-baik di dalam sana pulang sekolah gue bakal ngeluarin lo dari sini" Leo terus saja berbicara tanpa mendengarkan Nara yang berteriak dan memukul pintu meminta dikeluarkan dari gudang

Hal itu terus terjadi berulang-ulang ketika Nara terus mengungkit hubungan mereka yang bukan saudara kandung dan puncaknya leo tidak bisa menerima itu semua, leo bahkan sudah berani memukul. Ketika Nara tidak mendengarkan kata-kata leo maka ia akan berakhir di pukuli entah itu disekolah atau di rumah dan tentu saja bekas-bekas pukulan itu meninggalkan memar di bagian tubuh Nara setiap ditanya kenapa dia bisa mendapatkan memar Nara terus berkata ini ulah temannya yang bermain tak hati-hati tapi lama kelamaan ray dan martha, kedua orang tua Nara curiga pada Nara pasalnya memar itu semakin bertambah setiap harinya tapi Nara yang ditanya ada apa masih beralasan yang sama

Akhirnya, ray mengetahui kenapa selalu ada memar di tubuh dan wajah cantik Nara. Pada saat itu ray pulang dari perjalanan bisnis lebih awal tapi dia tidak mendapati Nara di kamarnya dan ray memutuskan untuk tidak mencari Nara karena dia berpikir mungkin Nara sedang pergi tapi langkahnya terhenti ketika mendengar isakan tangis yang pilu dan juga suara dentuman sesuatu dari belakang rumahnya dan ray yang penasaran pun memutuskan untuk mencari asal suara yang ternyata berasal dari gudang besar di belakang rumahnya.
Mendengar suara yang dikenalnya ray mempercepat langkah kakinya dan membuka kasar pintu gudang dan pemandangan yang ada di depannya sekarang membuat ray meneteskan air matanya, bagaimana tidak melihat putri mu tunggal mu yg begitu kau sayangi dan kau jaga dengan baik tengah dipukuli tanpa ampun dan laki-laki yang memukul Nara itu adalah sepupu Nara sendiri, leo. Ray menghampiri leo dan memukul anak itu tanpa ampun mungkin kalau bukan penjaga rumah itu yang mendengar keributan di gudang belakang leo pasti sudah mati di tangan ray saat itu.
Setelah kejadian itu Nara mulai melakukan homeschooling dan Nara begitu membenci laki-laki yang berada di keluarganya sekarang kecuali papanya dan kakeknya tentu saja dan mulai dari itu Nara juga tidak suka pada laki-laki yang perhatian padanya   dan untungnya diki dan iqbal bukan salsh satu dari laki-laki itu, diki dan iqbal malah membiarkan Nara melakukan apa yang dia inginkan bahkan tidak pernah sekalipun mereka melarang Nara melakukan sesuatu itulah mengapa Nara sangat senang pada diki dan iqbal....

Flashback end

Nara segera menepis jauh-jauh pikirannya saat dia kembali mengingat masa itu, masa-masa dimana dia terlihat lemah oleh laki-laki dan Nara tidak menyukai hal itu
Suara pesan masuk berbunyi dari handphone Nara yang membuat gadis itu mengalihkan pandangan nya ke benda persegi yang ada di genggaman nya kini setelah membaca pesan itu Nara tersadar dia sudah terlalu lama berada di rooptop dia sudah hampir seharian di atas sini dan kali ini Nara kembali tidak mengikuti pelajaran lagi. Nara bahkan sempat berpikir pindah sekolah agar tidak bertemu leo tapi Nara kembali berpikir pindah sekolah hanyalah pilihan terakhir saat kau sudah menyerah akan keadaan

Tbc

Maaf ya baru up lagi author baru ingat ternyata author punya tanggung jawab di sini buat melanjutkan ff ini sempat lupa kalau author punya ff >_<

Bye~^_^

Hey,BAD KETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang