Lo Munafik!

34 3 0
                                    


-Kamu memang prioritasnya,namun kamu tak akan bisa merubah apa yang sudah menjadi kebiasaan dalam hidupnya

----------------------------------------------------------

Pensi sedang di lakukan pagi ini. Sayangnya,cuaca sedikit mendung,semoga saja hujan tidak turun. Pensi kali ini berbeda, ia yang kerap menjadi pusat perhatian menghilang. Clara Vedrica, wanita itu masih menjalani hukumannya.

Lelaki itu tengah terdiam sembari menatap panggung. Dia terdiam,hanyut akan imajinasinya. Imajiasi yang sulit untuk menjadi kenyataan. Memiliki Clara adalah suatu hal yang mustahil. Sebab,ia mengetahui jika hati Clara sepenuhnya milik Arhan.

Jefri menghela nafas panjang panjang, lalu membernarkan posisi duduknya. Imajinasinya yang sempat buyar kini kembali lagi. Seperti tak mau pergi dari imajinasi itu.

Suara langkah kaki yang cukup berisik terdengar,namun tak menganggu lamunan Jefri sedikit pun. Tiba tiba, ada yang menepuk pundak Jefri. Spontan, dia kaget. "Apa sih Jun?" Tanya Jefri sedikit geram.

Lelaki ber-hoodie hitam itulah yang mengaggetkan Jefri. Jefri sudah tahu bahwa sebentar lagi kata kata tak penting akan diucapkan oleh mulut Juno. "Lo tahu nggak lagunya kekeyi?" Tanya Juno. Benar saja,Juno pasti memancingnya untuk membicarakan hal yang tak penting.

Jefri hanya menggelengkan kepala,tanpa ekspresi apapun. Juno kini malah mencoba memasang earphone ke Telinga Jefri. "Jun! Lo kenapa sih?" Jefri sedikit risih dengan sikap Juno.

Juno tak mengubrisnya,ia tetap memaksa Jefri memakai earphone miliknya dan mendengarkan lagu yang berjudul 'Keke bukan Boneka'. Entah kenapa,Juno belakangan ini sangat menyukai lagu itu. Mungkin saja sebentar lagi ia mengidolakan Kekeyi.

Di tengah tengah paksaan Juno agar Jefri mau mendengarkan lagu itu,Arhan datang dengan Dania. Semakin hari mereka berdua semakin serasi. "Kalian berdua kenapa sih?" Tanya Arhan,lalu duduk di samping Jefri.

"Gue nyuruh Jefri buat ngedengerin lagunya Kekeyi." Terangnya dengan sangat polos. Mendengar pernyataan itu, entah kenapa tawa Arhan tak bisa dibendung.

"Lo nge- fans sama Kekeyi?" Tanya Arhan pada Juno yang masih terus berusaha memasang earphone ke Telinga Jefri. Juno mengagguk mengiyakan. Kita semua berhak mengidolakan siapa saja bukan?

Arhan,Jefri,dan Dania sontak tertawa. Bagaimana tidak, semua orang tahu bahwa Juno dulunya sangat mengidolakan Anya Geraldine. Sampai sampai setiap harinya ia selalu curhat tentang hubungannya dengan Anya. Walaupun semua orang juga tahu bahwa mereka berdua tak ada hubungan apa apa.

"Dah pindah?" Tanya Jefri,sedikit mengalihkan Juno agar tak terus menerus memaksanya. "Ya kan lo tahu,Anya Geraldine nggak mungkin klepek klepek sama gue!" Jawab Juno entengnya. Juno mengaggap bahwa jika tak bisa bersama Anya Geraldine,setidaknya bisa membuat Kekeyi jatuh cinta. "Hitung hitung training!" Tambahnya. Sebenarnya,belum tentu juga kekeyi mau dengannya.

"Kalian pada kenapa disini?" Tanya Pak Oky yang entah datangnya darimana. Mendadak percakapan tentang Kekeyi terhenti. Tak ada suara tawa,padahal Pak Oky tak ada niatan untuk memarahi mereka sama sekali.

"Nungguin Pensinya dimulai." Jelas Juno sangat tenang,seolah tak mempunyai salah. Sepertinya,mereka sudah sangat hanyut dalam obrolan tersebut. Sampai sampai mereka tak sadar bahwa sekarang jam sudah menunjukan pukul 08.25 WIB. Artinya,5 menit lagi Pensi akan dimulai.

"Lihat belakang kalian,udah ada berapa tamu yang datang?" Tanya Pak Oky sembari menyisir kumisnya yang kerap dijuluki 'Kumis Lele'. Semuanya bungkam,malu karena sudah ada banyak orang disana. Pantas saja,samar samar Arhan mendengar suara tawa seseorang yang ditahan.

Kamu adalah angankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang