Perlahan tapi pasti

56 16 5
                                    

Dengan rasa malas yang menjadi beban di punggung dan sangat dengan terpaksa Clara menginap di rumah Juno,yang tak lain adalah sepupunya sendiri. Mungkin jika tak karena permintaan ibunya yang meminta ia agar tinggal sementara dirumah Juno pasti ia sangat berat hati.

Clara tidur di kamar dekat kamar tidur milik Juno. Mungkin jaraknya hanya terpisah dengan dinding pembatas. Suara musik yang keras dari kamar Juno terdengar jelas sampai ke kamar Clara.

Clara mulai kesal pekerjaan melukisnya terganggu. Ia mengepalkan tangannya dan menemui Juno.

"Juno! Lo tu nggak disekolah nggak dirumah sama aja malesin ya!" Clara geram hingga mengetuk pintu kamar Juno dengan cukup keras.

Pintu terbuka. Juno memandang Clara dengan tatapan seolah ia yang benar. "Apasih bawel banget lo! Pasti laper ya?"

Clara melipat tangannya. "NGGAK!"

"Bener? Gue udah pesenin lo ayam geprek padahal!"

"Mau mau!"

"Tapi boong! Udah sana sana balikk hussss!" Usir Juno agar Clara jauh jauh darinya.

Clara kembali kekamarnya dengan perasaan kesal. Ia tak terima dengan sikap Juno tadi. Kini ia merebahkan badanya ke tempat tidurnya. Ia menghela napas berat seakan lelah dengan semuanya.

"Clara kangen Arhan! Clara nggak mau sama Junooo! Juno ngeselin!" Clara berteriak menumpahkan isi hatinya. "Eh tapi Arhan juga ngeselin!"

Sudah hampir tengah malam tetapi Juno tak kunjung mematikan musik nya. Entah lah kenapa Tante Mayang dan Om Wira tak menegur Juno. Apa mungkin karena Juno anak semata wayangnya?

Clara akhirnya dapat tertidur pulas karena sudah tak memikirkan lagi musik musik yang mengganggu gendang telinga.

Matahari perlahan mulai menampakan dirinya. Clara membuka matanya dengan senyum yang merekah. Sepertinya ia berharap hari harinya cerah. Namum,ah entahlah! Melihat situasi sekarang saja minim hari nya cerah seperti biasanya.

Clara turun untuk sarapan. Juno dan keluarganya yang lain sudah menunggunya sedari tadi. Di meja itu sudah ada roti dengan selai kacang serta susu coklat yang menjadi pelengkap tak lupa ada juga segelas susu disana.

"Tante Mayang! Maaf ya Clara lama!" Clara memohon.

"Iya Clar,nggak apa apa! Nanti kamu berangkat sama Juno ya? Om Wira habis ini mau keluar kota!"

"Clara sebenernya males sih Tan! Apalagi berangkat bareng sama orang yang semalem ganggu tidurnya Clara!"

"Ih enak aja! Lo aja yang kupingmya terlalu kepekaan jadinya sensitif gitu deh!" Juno mengeluarkan lidihmya untuk mengejek Clara.

"Sembarangan lo! Tante sama Om nggak dengernya kemarin Juno masang musik keras keras?"

"Tante sama Om kan baru pulang jam dua pagi! Ini aja sampai belum tidur lo!"

"Oh iya Clara lupa!"

Setelah selesai sarapan Clara bersiap untuk ke sekolah bersama Juno. Sebenarnya ia malas karena harus berangkat bersama Juno,belum lagi beberapa mulut teman temannya nanti yang kebanyakan sudah termakan omongan Bianca.

Clara memasuki mobil Juno yang penuh dengan foto foto pemain bol idolanya. Ia heran dengan sepupunya yang memang sedikit tak waras.

"Lo anak basket ngapain naruh foto foto pemain bola disini Jun?" Clara bertanya sembari melihat sekeliling.

"Ya terus kenapa lo anak tante Eva tapi lo sama sekali nggak pernah majang potonya di mobil lo?"

Clara tercengang mendengar omongan Juno yang sedikit ngawur.

Kamu adalah angankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang