Berulang Kali di Patahkan

48 15 18
                                    

Sedari tadi Arhan memanggil manggil namanya,namun ia masih tetap saja tak membalas. Ia diam karena ia memberi pelajaran untuk Arhan karena kemarin ia tak di anggap oleh Arhan.

Clara sebenarnya mulai kesal dengan Arhan yang menarik narik rambutnya. Ia mencoba menghela nafas agar lebih sabar dan tenang. Hingga akhirnya ia berhasil tak mengubris Arhan.

Bel istirahat pertama berbunyi. Seluruh murid kelas Clara berhamburan keluar. Hanya menyisahkan beberapa murid disana.

"Clar lo ngambek ya?" Tanya Arhan,kemudian laki laki itu duduk di sampingnya.

Clara masih tak menjawab. Ia memilih diam sampai Arhan tersadar akan kesalahannya.

"Lo ngambek gara gara waktu itu gue bilang tentang Jefri ya?"

Clara naik pitam. Ia emosi karena Arhan tak bisa mengerti kesalahannya.

"Kalau gue ngambek gara gara itu nggak mungkin lah gue kemarin udah ngomong sama lo!" Nada bicaranya mulai meninggi.

"Ya terus apa Clar? Ya ampun! Oh iya gara gara gue nggak nyebut nama lo waktu Apel? Kan gue udah minta maaf!"

"Han! Kenapa lo kemarin nggak ngajak ngomong gue satu kalimat pun waktu di kantin?!"

"Gue kan lagi kasmaran,jadi gue lupa dengan dunia di sekitar gue! Gitu aja ngambek lo!'"

"Gitu aja? Iya? Lo nyukein gue,ninggalin gue di kelas dan nggak ngajak gue ke kantin? Lo masih mau bilang gitu aja!"

"Clar,gue ud---"

"Serah!" Clara meninggalkan Arhan menuju kantin.

Kali ini penyembuhan patah hatinya berbeda. Ia tak ingin menenangkan diri di dalam kamar mandi. Ia memilih memesan makanan sebanyak banyaknya dan menghabiskanmya sendirian.

"Memang nggak pernah ada yang ngertiin Clara!" Gumamnya.

Clara duduk sendiri di bangku yang biasanya digunakan untuk empat atau bahkan enam orang. Meja yang ada dihadapannya dipenuhi dengan makanan makanan yang bisa membuat suasana hatinya kembali bahagia.

Clara melahap makanan itu satu persatu. Ia terlihat seperti orang rakus. Tapi bukan Clara namanya jika tak masa bodo dengan sekitarnya.

"Wih kayanya ada yang lagi sedih terus sok sokan makan banyak biar ngurangin sedih nih? Supaya  apa lagi nih?"

Suara wanita itu membuat sadar diri Clara bahwa yang di maksud dalam kalimat itu adalah dirinya. Namun ia lebih memilih diam dam menyantap makanannya kembali.

"Ya apa lagi kalau bukan CAPER?" Suara wanita lain kini terdengar di Telinga nya.

Tangan Clara meghentakan meja membuat semua orang disekelilingnya terkejut. Perkataan itu membuat pikiran yang sedikit demi sedikit mulai tenang kini mendadak hilang.

"Maksud lo gue?" Ucap Clara tanpa memalingkan pandangannya ke belakang.

"Ya iya lah siapa lagi? Masa kita?"

Clara berdiri dari kursi makannya. Ia menghampiri perempuan perempuan yang sedari tadi mengusiknya.

"Lo digaji berapa sampai mau maunya ngurusin hidup gue?"

Clara sudah naik pitam. Ia mengambil secangkir teh dingin dan menumpahkannya ke badan Bianca.

"Wih dah berani lo ya sama gue?"

Bianca menarik rambut Clara. Kedua temannya juga berprilaku sama dengan Bianca.

"Kalian semua ikut ke ruangan Ibu!" Lerai Bu Winda pada mereka.

Kamu adalah angankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang