Ku tak ingin kau berpaling

120 25 29
                                    

Sejak berhari hari sketsa wajah itu tak kunjung selesai. Padahal Clara sudah berusaha untuk terjaga setiap malamnya namun usahanya tetap saja nihil karena setiap malam ia malah sibuk bermain ponselnya dan memainkan permainan yang ada pada ponsel milik laki laki kebanyakan.

"Duh! Gue telat ngasih sketsa wajah Arhan yang ke 137 lagi!" Gumamnya.

Sudah menjadi hobinya untuk membuat sketsa sketsa wajah sahabatnya lalu meletakkannya di loket milik Arhan tanpa sepengetahuan Arhan.

Tangannya yang mulai kesal untuk menulis dan matanya yang sudah tak kuat untuk terus menerus terjaga serta cacing cacing diperutnya yang meminta untuk diberikan jatah makan membuat kesengsaraannya malam itu bertambah. Belum lagi tugas tugas lain yang diberikan oleh bapak ibu gurunya.

Matanya tak bisa untuk diajak terjaga lagi,maka ia memutuskan untuk tidur ditengah kamar yang berserakan kertas kertas gambar serta beberapa pensil yang berjatuhan kemana mana. Mungkin ini sebabnya jika tak ada satu pun orang yang boleh masuk kedalam kamar.

Pandangannya sudah terbuka dan sontak langsung melihat kearah jam dinding yang menandakan sekarang pukul 7.15 pagi. Dengan wajah terkejut ia langsung mengambil handuk dan membersihkan badan,berganti baju,lalu tak sempat sarapan.

Clara membawa mobilnya dengan kecepatan kencang. Berharap bahwa dirinya tidak akan telat. Namun dia terlalu banyak berharap,gerbang sudah ditutup semenjak 30 menit yang lalu.

Clara menghela nafas kesal. Ia merogoh kantungnya dan mengambil ponsel pintar nya.

Dari: Clara.
Untuk: Arhannn.
Pesan: Han! Kesini dong! Bukain gerbang,gue telat!

Pesan sudah terkirim namun hatinya masih belum tenang. Apalagi jam pelajaran pertama hari ini adalah Bu Tere yang terkenal super galak dikalangan murid murid SMA Abdi Nusa. Lama Clara menunggu balasan pesan dari Arhan sambil sesekali bersembunyi dibalik pohon tak kala ada salah seorang guru yang lewat didepan gerbang. Ia tak mau jika nanti ia dihukum berdiri dilapangan apalagi cuaca kini sedang panas panasnya,padahal baru jam 9 pagi. 

Wajahnya kini semakin memerah,melihat disekeliling sudah tampak sepi tak ada siapapun disana,apalagi pos satpam yang kini sudah sangat sepi karena ditinggal sang satpam berkeliling sekolah. 

Clara berulang kali mencoba menghubungi Arhan kembali,tetapi usahanya masih sia sia. Hanya centang satu yang ia dapatkan. Sebuah ide busuk sekaligus nekat muncul pada benak Clara. Akhirnya ia memutuskan untuk memanjat pagar saja,tak peduli jika nanti ia ketahuan. Yang terpenting baginya,ia harus melihat wajah Arhan. Hanya itu.

Beruntung tak ada yang melihatnya saat ia memanjat pagar. Clara langsung berlari kencang menuju ruang kelasnya. Saat ditengah perjalanan,bel istirahat tiba tiba berbunyi. Rasa lega karena nantinya tak akan kena omelan guru pengajar terlintas dibenaknya.

"Selamat siang calon pacar!" Sapa laki laki dari arah yang berlawanan. 

Clara mendongakkan dagu pada laki laki itu. "Apa lo? Berani bilang kaya gitu lagi,gue lempar lo pakai bola basketnya Arhan!" Ketus Clara.

Laki laki itu hanya terdiam menatap Clara yang perlahan tapi pasti berjalan menjauh dari hadapannya.

Clara akhirnya masuk kekelasnya,ia mendapati meja Arhan yang kosong. Clara melihat sekeliling,tak ada tanda tanda Arhan disana bahkan tas milik Arhan tak ada dikelasnya. 

"Arhan nggak masuk?" Tanya Clara pada salah satu temannya. 

Temannya menggelengkan kepala tanda pertanyaan Clara salah. "Nggak,tadi masuk cuman tiba tiba dia disuruh Pak Oky buat ikut tanding!" Jelas teman Clara.

Kamu adalah angankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang