Hai Dania!

71 18 14
                                    

Siang itu Arhan tengah berlatih basket tanpa Clara. Arhan kini sedang sibuk memainkan bola basketnya. Latihan hari ini sungguh sangat ketat dan serius,apalagi didampingi oleh Pak Oky selaku guru olahraga sekaligus pelatih mereka.

Arhan tak kenal lelah untuk berlatih. Sedangkan Jefri dan Juno terlihat sangat kelelahan bahkan hampir pingsan. Ini semua salah Arhan karena terus memaksa mereka berdua latihan beserta teman yang lainnya. Setengah hari mereka hampir semuanya digunakan untuk berlatih.

Jefri dan Juno lega karena Pak Oky berhasil membujuk Arhan agar latihan untuk timnya disudahi. Jika soal menyudahi latihan Arhan paling susah untuk dibujuk,hanya yang dengan mudah membujuknya.

"Gila lo Han! Gue kira bakal asik kalau nggak ikut pelajaran satu hari! Ternyata malah lebih kesiksa!" Juno menyalahkan Arhan.

Arhan hanya tersenyum,namun hanya satu ujung bibirnya yang tertarik. Jika sudah seperti ini artinya ia sangat puas melihat kedua sahabatnya tersiksa.

"Gue seneng lihat lo kesiksa!" Arhan tertawa terbahak bahak.

"Nggak cuman kita berdua Han! Lihat noh temen temen yang lain juga ikut kesiksa!" Jefri ikut ikut menyalahkan.

Arhan melihat sekelilingnya. Semua teman teman satu timnya kelihatan kelelahan,hanya dia yang terlihat segar bugar.

"Bisa ya,Pak Oky nurutin semua keinginan lo!" Juno kembali berkata.

"Ya kan gue ketua nya! Udah ah,gue mau latihan sendiri! Kalian lihat aja skill gue!" Arhan menyombongkan dirinya.

Arhan kini menggiring bola basketnya sendirian. Ia mencoba memasukan bola basket itu ke ring. Usahanya gagal,bola basketnya malah terpental jauh keluar lapangan. Jefri dan Juno yang menyaksikan kejadian itu,tertawa terbahak bahak agar rasa malu Arhan bertambah.

"Ye ketawa lagi lo!" Arhan tak terima.

Ia pun kemudian mengambil bola basketnya yang kini semakin jauh. Namun pada saat bola basket itu ditemukan,bola itu sudah dipegang oleh seorang gadis berambut panjang teurai yang asing dimata Arhan.

"Itu punya gue! Makasih ya udah diambilin!" Arhan merebut bola itu dari genggaman gadis itu.

Gadis itu malah terdiam tanpa berkata kata,tanpa membalasan ucapan terima kasih Arhan. Tak seperti gadis lainnya yang malah kegirangan saat Arhan mengucapkan terima kasih atau apalah itu.

"Dania ya?" Arhan mencoba bertanya nama gadis yang sedang dihadapannya.

"Kok lo bisa tahu?" Gadis itu berekspresi datar.

"Papan nama lo! Salam kenal Arhan!" Arhan mengulurkan tangannya mencoba mengajak berkenalan.

Gadis yang bernama Dania itu tak membalas uluran tangan Arhan. Ia memilih berjalan menjauh dari Arhan.

Arhan menggelengkan kepala heran,kemudian kembali kelapangan. Teman teman satu timnya sudah beranjak pergi meninggalkan lapangan,hanya ada Jefri dan Juno disana.

"Ada yang baru ngajak kenalan cewe nih!" Sindir Jefri.

"Iya sih emang ada,tapi kayanya dicuekin deh!" Tambah Juno.

"Siapa sih dia,gue kok nggak pernah lihat?!"

"Oh itu Dania,penghuni perpus sejati. Langka kalau dia nongkrong selain di perpus!" Jelas Jefri.

"Sama temennya?"

"Iya!"

"Siapa?"

"Buku!" Balas Jefri bersamaan dengan Juno diiringi suara tawa.

Kamu adalah angankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang