Luka dan Obatnya

24 6 0
                                    


-Jangan nangis,sia sia air mata lo kalau buat nangisin laki laki yang udah lupa sama lo.

-Jefri Edgar Sisworo.


-----------------------------------------------------------

"Udah bangun lo?"

Bukan Arhan yang menanyakan itu,melainkan Jefri. Tentu saja ia kaget. Bagaimana bisa Jefri yang membawanya ke UKS? Padahal yang ada di lapangan hanya Arhan.

"Kok lo yang nolongin gue?" Clara penasaran.

"Terus gue akan ngebiarin gitu aja lo pingsan di tengah lapangan?" Jefri membungkam kan mulut Clara.

"Bukan gitu,lo kan tadi nggak ada di Lapangan,yang ada kan cuman Arhan!"

"Dunianya sekarang hanya sebatas Dania." Jefri meninggalkan Clara yang masih berada di UKS.

Benar kata Jefri. Sekarang semua hal di hidup Arhan hanya tentang Dania. Tak ada sedikit pun nama Clara di sana. Namun,Clara terlalu sulit untuk memahami semuanya hingga ia belum tersadar sampai sekarang.

Clara keluar dari UKS dan menuju ke Kelasnya. Kepalanya masih cukup pusing. Jujur saja ia masih belum kuat untuk berjalan.

Ditengah perjalanan ia bertemu dengan Bianca dan kedua temanya yang tak lain adalah anak buahnya Bianca. Ia masih tak ingin berdebat sekarang. Ia benar benar masih lemah.

"Tadi berangkatnya bareng sama Arhan! Terus tadi pura pura pingsan biar di bawa Jefri ke UKS. Mau lo apasih? Hah!" Bianca berjalan ke arah Clara.

"Mau gue lo minggir. Gue males buat debat sama orang orang nggak penting kaya kalian!" Bantah Clara.

"LO BERANI BILANG KITA ORANG ORANG NGGAK PENTING!" Bianca menjambak rambut Clara.

Clara tak bisa melawan. Ia benar benar lemah saat ini. Ia sangat berharap ada yang menolongnya.

"Lepasin!" Lerai seseorang.

Itu Dania. Jujur Clara sempat tak percaya Dania berani menentang Bianca.

"NGAPAIN LO BELAIIN ORANG YANG SEBENTAR LAGI AKAN NGEREBUT ARHAN DARI LO?!" Bianca melepas tangannua dari rambut Clara.

"Maksud lo apa?"

"Lo BUDEG?!" Tambah Kanya anak buah Bianca.

"CUPU AE BELAGU LO!" Valerine ikut campur.

"Mau lo apa? Belum puas lo gue PHP in?" Tanya Arhan dengan maksud memberhentikan Bianca yang semakin menjadi jadi.

Bianca tak berani berbicara apalagi berulah. Ia memilih untuk meninggalkan Clara,Arhan,dan Dania.

Clara sangat bersyukur ia tak jadi pingsan disini. Ia benar benar sangat ingin berterima kasih pada Dania karena sudah membantunya.

"Dania kamu nggak di jambak atau di apa apain kan sama mereka?" Tanya Arhan.

Terlihat ia begitu sangat khawatir dengan keadaan Dania. Tapi sama sekali ka tak memedulikan Clara yang jelas jelas lebih tersiksa.

Clara melihat Dania memeluk Arhan dengan erat sambil berkata pada Arhan. "Jangan tinggalin aku,aku sayang sama kamu!"

Dari kalimat itu Clara menjadi yakin bahwa Dania sudah memakan omongan Bianca. Ia benar benar takut bahwa nantinya Dania melarang Arhan untuk berteman dekat dengannya.

***

Lama Clara menunggu namun Arhan belum juga datang. Arhan sudah janji untuk mengantarnya pulang hari ini. Tadinya,ia di minta Arhan untuk menunggu di depan loby namun itu hanya omong kosong.

Kamu adalah angankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang