8. HATI, LISAN, & RAGA

653 66 20
                                    

"Hati gue yang meyakinkan, lisan gue yang mengikrarkan, dan raga gue yang membuktikan"

-->>🌟<<--

Hari ini adalah jadwal latihan terakhir bagi tim basket SMA Famor Alteiraski, karena besok adalah hari dimana mereka akan bertarung di Kompetisi Basket tingkat SMA/SMK Nasional yang berlokasi di Akademi Shatziehara. Sama seperti biasanya, seluruh anggota tim inti berlatih dengan serius. Sesekali latihan mereka diselingi oleh canda tawa khas yang sering kali mengobarkan semangat mereka dalam berlatih.

Semi Men-dribel bola basket dengan lihai, melewati pemain-pemain lain yang berusaha merebut bola yang ada dalam kuasanya. Namun semakin jauh Semi melangkah, semakin banyak pula orang yang menghadang jalannya.

Karena terdesak, Semi pun melirik daerah sekitarnya untuk mencari seseorang yang bisa menerima bola darinya. Pandangan Semi pun jatuh ke arah Rifqi yang sedang ada di posisi siap tanpa dijaga oleh siapapun. Dengan gerakan cepat Semi mengoper bola basket tersebut ke arah Rifqi.

"Rifqi!"

Alih-alih tertangkap, bola basket tersebut malah melewati kedua tangan Rifqi yang terlalu dibuka. Semi mendengus dan berdecak pinggang.

"Rifqi! Siapa yang ngajarin lo nerima operan bola pake gaya selamat ulang tahun?! Kalau nerima operan bola tuh tangannya jangan terlalu dibuka!"

Elang menutup mulutnya untuk menahan tawa ketika mendengar omelan dari Semi."Ppfttt... Gaya selamat ulang tahun? Apaan tuh?"

Rifqi menoleh dengan alis terangkat. Dia melempar tatapan aneh ke arah Semi seolah berperan sebagai isyarat yang mengatakan 'Lo Siapa?' . Sadar akan arti dari tatapan itu, Nerril pun mendekat kearah Semi lalu menggumamkan sesuatu.

"Judul kegiatan hari ini adalah 'Semi yang diabaikan oleh juniornya'..." gumam Nerril dengan menggunakan nada seperti seorang presenter.

"Emang kalau dibuka kenapa? Gue lebih enak nerima bola pake tangan terbuka" ujar Rifqi.

"Udah kayak nerima sembako aja lo, pake tangan terbuka" kekeh Rayanikki.

Semi menghela nafas lalu memijat pelipisnya. "Kalau tangan lo dibuka nanti bolanya lewat pinterrrr!!!"

"Yaudah iya... Nanti gue benerin" ujar Rifqi sedikit sewot.

"Benerin tangan lo ke toko material sana! Biar cepet selesai" sarkas Semi.

"Otak lo aja kali yang harus diservis ke toko material. Biar gak sinting dadakan" balas Rifqi tak mau kalah.

Semi tersenyum masam lalu meremas jari-jari tangannya karena gemas dengan tingkah Rifqi yang sangat menyebalkan.

"Ya ampun Rifqi... Lo itu orangnya bener-bener ngeselin ya? Gue jadi kepengen nyubit ginjal lo deh"

"Ya jangan lah! Yakali darah dagingnya pak Attala dicubit ginjalnya? Gak ada sejarahnya!" ujar Rifqi sembari menepuk-nepuk bahunya.

"Gue yang bakal ngukir sejarah di keluarga Attala. Lo mau apa hah?" tanya Semi dengan wajah garang yang membuat Rifqi mendesis heran.

"Kak Semi... Muka lo yang kayak gitu bikin selera makan gue berkurang 2 abad"

"Hahahahaa... Bisa aja lo Rifqi... Rifqi..." ujar Nerril sembari tertawa renyah.

MY SWEET BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang