15. RASA BERSALAH

467 48 64
                                    

"Terkadang kita harus menahan ego untuk mempertahankan apa yang telah kita dapatkan"

-->>🌟<<--

"Kak Semi lepasin!"

Semi melepaskan tangan Rizukiana karena sedari tadi gadis itu terus meronta minta dilepaskan. Saat ini mereka sedang ada di taman belakang sekolah. Rizukiana mengusap pergelangan tangannya yang sedikit memerah karena cekalan kuat dari Semi.

"Kak Semi ngapain sih bawa gue kesini?!" tanya Rizukiana dengan nada sedikit ketus.

Sedari tadi Semi hanya memasang wajah tanpa ekspresi. Selain tingkahnya yang sulit untuk ditebak, dia juga bisa menampilkan ekspresi yang sangat sulit untuk diartikan. Cowok itu menyadari kalau tangan Rizukiana terluka akibat perbuatannya. Dia hendak meraih tangan itu tapi pemiliknya malah berjalan mundur dan menjauhinya beberapa langkah.

"Maafin gue" lirih Semi.

Rizukiana yang masih memegangi pergelangan tangannya hanya menatap Semi dengan resah. Rasa takutnya terhadap Semi terlihat sangat jelas di mata cowok itu.

"Sebenernya lo itu kenapa sih Kak?! Ini kayak bukan diri lo" ucap Rizukiana

Semi merundukan kepalanya perlahan. Matanya menatap ke bawah dan mulutnya bergumam pelan.

"Lo takut sama gue yang kayak gini?"

"G-Gue bakal kayak gitu kalau lo gak mau jelasin semuanya ke gue" ucap Rizukiana sedikit terbata.

"Apa yang harus gue jelasin ke elo?"

Rizukiana mengalihkan pandangannya ke arah lain. Meskipun hatinya dipenuhi oleh keraguan, akhirnya mulut gadis itu mengeluarkan sebuah pertanyaan yang paling tidak ingin Semi dengar dari siapa pun.

"Siapa Bella?"

Semi yang awalnya tidak memasang ekspresi kini memasang wajah kaget. Cowok itu menelan ludahnya kasar dan keringat dingin langsung bercucuran di dahinya. "K-Kalau soal itu... Gue gak bisa jelasin sekarang"

"Kenapa?" tanya Rizukiana dengan alis terangkat.

Semi memegang kedua bahu Rizukiana dan mengunci manik hitam gadis itu dengan tatapan matanya. "Belum saatnya lo tau tentang hal itu Ki"

"Lo nyuruh gue buat mastiin kalau hati gue itu cuma buat elo, sedangkan hati lo sendiri masih milik orang lain"

Semi terkejut ketika melihat cairan bening yang mengalir perlahan di kedua pipi Rizukiana. Gadis itu menangis tanpa suara dengan air mata yang kian menderas. Hal yang membuat hati Semi bergetar hebat dengan perasaan yang sudah tidak tertata.

"B-Bukan gitu Kia. Jangan nangis..." ujar Semi dengan nada bergetar.

Semi mencoba menghapus air mata di kedua pipi Rizukiana. Namun gadis itu menepis tangannya pelan dan melangkah mundur. Membuat Semi merasa semakin rapuh saat melihat gadis yang dia sayangi menangis karena ulahnya sendiri.

"Lo nyembunyiin sesuatu dari gue, dan itu ada hubungannya sama cewek bernama Bella. Kenapa lo gak berterus terang aja sih sama gue kalau dari dulu lo udah punya orang yang lo sayang?" lirih Rizukiana.

MY SWEET BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang