Selena membawa kopernya ke lantai bawah rumahnya, perasaan tak rela menyelimuti hati Selena, ini adalah rumah masa kecilnya, semua kenangan bersama keluarga kecilnya terlintas diotaknya. Tak sadar satu bulir air mata menetes. Namun dengan segera Selena mengusap pipinya agar Naufan dan Laura tak mengetahuinya.
"Heh malah bengong." Naufan menyenggol bahu Selena, membuat cewek itu terjatuh akibat kehilangan keseimbangan.
"Bisa nggak sih nggak usah nyari ribut sama gue." Selena bangkit dan berdiri dihadapan Naufan, melayangkan tatapan tajamnya.
Naufan menonyor dahi Selena pelan, "Minggir gue mau ambil koper gue."
"Lo jahat banget sama gue bang, padahal sekarang gue ini lagi galau tau." ucap Selena memegang dadanya mendramatisir keadaan.
"Ngapain masih mikirin Daffa? Cowok nggak bener gitu ditangisin semaleman."
Selena memukul lengan abangnya itu, "Ngaca woy lo juga sama kali cuma lo pinter nyembunyiinnya." ucap Selena terkekeh geli "Gini banget ya kalo pacaran nggak direstuin keluarga, kalo putus pada bahagia semua."
"Emang mama tau?"
"Tau, kemarin pas selesai cerita wajah mama tuh memancarkan kebahagiaan yang tiada tara." ucap Selena sambil menerawang ke udara.
"Lebay."
"Bang Naufan ganteng..." panggil Selena sambil mengedipkan matanya.
"Kelainan lo?"
"Bawain koper Selena dong. Mau ya? Selena tau jawabannya pasti iya kan kalo gitu Selena nyamperin mama dulu. Baibai bang Naupan ganteng." ucap Selena yang kemudian mencium pipi kanan Naufan dan berlalu meninggalkannya.
Naufan menghela nafas pasrah dan membawakan koper adiknya, Saat cowok itu telah selesai memasukkan barang barang pada bagasi mobil, tiba tiba Tamara datang dengan berlari dan langsung memeluk Selena.
"Selenaaaa gue nggak mau pisah sama lo." ucap Tamara.
"Lo meluknya kekencengan anjir."
"Biarin aja, biar lo ditinggal."
"Lepasin gue anjir."
Tamara melepaskan pelukannya pada sahabatnya itu, "Kalo lo udah dapet sekolah baru, lo kabarin gue ya, gue bakal pindah juga kesekolah itu."
Bukannya menjawab Tamara, Selena mengarahkan tangannya pada dahi Tamara. "Panas." ucapnya sambil mengangguk-anggukan kepalanya.
"Gue serius Selena."
"Lo emang sahabat gue yang paling baikkk." ucap Selena yang kini memeluk sahabatnya itu, "Tapi nggak gitu juga konsepnya ra."
"Gue nggak peduli pokoknya gue mau sama lo terus."
"Tamara, lo nggak sekolah?" tanya Naufan.
"Enggak khusus hari ini gue bolos kak."
Naufan menganggukkan kepalanya paham, seketika cowok itu mengelus puncak kepala Tamara, "Jaga diri baik baik ya."
Tamara yang baru pertama kali mendapat perlakuan seperti itu dari Naufan mendadak kaku, detak jantungnya berpacu sepuluh kali lipat dari biasanya, "I-Iya kak." jawabnya.
"Tamara, udah ya gue berangkat dulu." ucap Selena sambil memegang bahu Tamara untuk mengalihkan pandangan gadis itu dari abangnya.
"E-eh iya hati-hati." ucap Tamara menundukkan kepalanya agar wajah blushing cewek itu tak terlihat oleh Naufan.
"Bye bye Tamara." ucap Selena dan Naufan serempak.
***
"Ini ma rumah barunya?" tanya Selena sambil menatap rumah dihadapannya, rumah yang menurutnya minimalis tak seperti rumah sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELENA
Teen Fiction"Aku mau kita putus!" -Daffa. "Aku nggak mau kita putus, aku masih sayang sama kamu." -Selena Selena, gadis cantik dengan otak cerdasnya. Apa yang tak bisa Selena miliki? Semua yang Selena inginkan dapat dengan mudah ia dapatkan. Namun, sejak hari i...