Part 9

65 51 28
                                    

Cahaya matahari menembus kaca kamar Selena, membuat tidur gadis itu terusik, samar samar ia melihat mamanya yang sedang membuka gorden kamarnya.

"Ini jam berapa ma?" tanya Selena sambil mengucek matanya.

"Masih jam 7 kalo mau tidur, tidur lagi aja." ujar Laura.

"Mama mau kemana? Udah wangi aja." tanya Selena.

"Buka toko dong sayang."

"Hari ini kan libur Selena bantuin ya ma." ujar gadis itu penuh semangat.

"Ya udah sana mandi, nanti kamu ke tokonya pake ojek online aja ya, mobilnya dibawa sama Naufan ke rumah temannya."

"Ngapain?"

"Mau pinjem buku katanya."

"Ma, kenapa bang Naufan nggak dibeliin motor baru?"

"Simpel aja, karena mama nggak punya uang."

Selena hanya manggut-manggut mengerti, setelahnya ia menuju kamar mandi. 

****

Selena memandang takjub bangunan didepannya, sederhana namun elegant, itulah yang ada dipikiran gadis itu. "Selera mama emang nggak perlu diraguin lagi." Batin cewek itu.

"Ngapain bengong disini Sel sana masuk jangan ngehalangin jalan orang yang mau masuk." ujar Laura yang tiba tiba berada dibelakangnya.

"Mama ngagetin banget sih." jawab Selena.

"Ya maaf, habisnya kamu ngelamun disini."

"Toko kue mama keren banget, Selena bangga punya ibu kayak mama." Selena memeluk erat erat mamanya didepan pintu toko kue tersebut dan disaksikan oleh banyak pasang mata.

Mendapat perlakuan seperti ini dari putrinya sontak membuat Laura menempelkan punggung tangannya pada dahi putrinya "Kamu masih anakku kan?" 

"Mama kok gitu sih, Selena kesini mau bantuin mama loh."

"Bukan mau makan kue buatan mama?"

"Itu juga sih."

"Ya udah yuk masuk kedalem."

"Selena bisa bantu mama apa nih?"

"Kamu anterin kue aja ya, nih alamatnya." Laura menyodorkan kertas yang tertulis alamat pembelinya.

"Oke deh ma, tapi Selena nganternya naik apa?"

"Tuh naik sepeda yang didepan." Laura menunjuk sepeda kayuh berwarna pink yang terdapat keranjang  dan tertempel boneka beruang berwarna putih.

"Tapi ma-"

Sebelum Selena menyelesaikan kalimatnya, Laura memotongnya terlebih dahulu, "Kalo nggak mau bantu pulang sana." ucapnya sinis.

"Iya iya ma Selena berangkat sekarang." Selena mengambil box besar dihadapannya yang berisi roti cukup banyak, "Nih orang ngapa beli roti banyak banyak sih kan gue jadi capek." walau diselingi dengan mengomel namun Selena tetap melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar.

15 menit setelah mengayuh sepedanya barulah Selena sampai didepan rumah pemilik roti tersebut. Selena menekan bel secara berulang ulang agar sang pemilik rumah segera keluar. 

"Nggak sabaran banget sih jadi orang." Bentak Dareen pada Selena yang berdiri didepannya, sebelumnya Dareen telah mengetahui bahwa yang berdiri diluar adalah Selena karena ia telah melihat gadis itu dari balkon rumahnya.

Mendengar bentakan yang keluar dari mulut cowok didepannya membuat Selena terkejut, gadis itu mengerjap-ngerjapkan matanya dan mengembalikan fokusnya yang sempat hilang, "Siapa suruh bukanya lama, berat nih yang gue bawa."

SELENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang