Matahari bersinar cerah menandakan bahwa dirinya tengah bahagia sekarang, tapi tidak dengan gadis yang saat ini tengah dihukum dihormat pada bendera akibat terlambat masuk ke sekolah.
"Gara-gara lo nih bang kita jadi telat." ucap Selena.
"Enak aja lo nyalahin gue, kalo lo nggak pake acara nyatok rambut kita nggak bakalan telat."
"Gue nggak bakalan nyatok kalo lo nggak kelamaan dikamar mandi."
"Gue sakit perut tadi. Lagian yang harusnya lo salahin itu temen sekelas lo bukan gue."
"Udah salah pake nyalahin orang lagi."
"Kalo tuh anak nggak manggil guru BK kita nggak akan ada disini."
"Bang, dia itu ketua osis bang."
"Iya gue tau tapi kan seharusnya dia ngelepasin kita secara kan kalian berdua temen sekelas, nggak solid banget sih jadi temen."
Selena terdiam karena tak ingin perdebatan dengan abangnya menjadi lebih panjang dan Dareen disalahkan terus.
****
"Dareen kamu memperhatikan saya atau tidak sih. Fokus Dareen." ucap guru Fisika yang tengah menerangkan pelajaran didepan kelas.
"Iya bu maaf, saya akan fokus pada pelajaran ibu." jawabnya.
Pikiran Dareen menjadi tak fokus karena ia sangat khawatir dengan kondisi gadisnya yang tengah panas-panasan dilapangan. Tak ada sedikitpun niat dihatinya untuk membuat Selena dihukum. Entah darimana datangnya Bu Lastri saat Dareen menyebut namanya.
"Dareen! Jangan ngelamun terus!" tegur Bu Rida lagi.
"Maaf bu, saya izin ke toilet dulu."
"Huh ya udah sana."
Dareen segera pergi dan melihat kondisi Selena dilapangan sekolah, bibir gadis itu sudah pucat pasi, Dareen berlari ke Kantin dan membeli sebotol aqua, setelahnya ia kembali ke lapangan.
"Selena, minum dulu gih." Dareen menyodorkan aqua tersebut ke arah Selena yang langsung mendapat lirikan tak suka dari Naufan.
Selena menerima aqua tersebut dengan senang hati karena ia memang haus sejak tadi, setelahnya ia kembali hormat pada bendera tanpa mengucapkan kata 'terima kasih'
"Sel, lebih baik lo ke uks aja deh, bibir lo udah pucet tuh." ujar Dareen yang raut wajahnya sudah jelas khawatir.
"Ini kan mau lo." ujar Selena tanpa menoleh sedikitpun kearah Dareen.
"Selena, gue nggak ada maksud kayak gini, tadi nggak ada tuh guru BK Sel." ucap Dareen putus asa.
"Mending sekarang lo balik ke kelas." ujar Selena datar.
"Enggak, lo harus ke uks sekarang juga." Dareen meraih pergelangan tangan Selena namun Naufan berhasil mencekalnya, "Kalo adek gue bilang pergi ya pergi, budek lo."
"Bang lo nggak liat adek lo udah pucet gitu."
"Nggak usah sok peduli deh lo."
"Lo ini abang macem apa sih, adeknya pucet kok nggak peduli."
BUGH
Satu pukulan mendarat dipipi kanan Dareen, Naufan benar benar tersulut emosi sekarang hingga satu pukulan darinya bisa menyebabkan air terjun darah mengalir disudut bibir Dareen. Naufan mencengkram kerah baju Dareen, "Lo itu bukan siapa siapa dihidupnya Selena, jadi nggak usah sok peduli lo, lo itu nggak kenal sama dia." bentaknya didepan wajah Dareen.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELENA
Teen Fiction"Aku mau kita putus!" -Daffa. "Aku nggak mau kita putus, aku masih sayang sama kamu." -Selena Selena, gadis cantik dengan otak cerdasnya. Apa yang tak bisa Selena miliki? Semua yang Selena inginkan dapat dengan mudah ia dapatkan. Namun, sejak hari i...